Happy Reading💛
Komen disetiap paragraf buat up part selanjutnya!
∆∆∆
"VENY, MAUKAH KAMU JADI PACARKU?" teriak Aldo,
Ketua osis yang kini sedang mengungkapkan perasaannya kepada gadis mungil yang sedang berjalan melewati lapangan.
Gadis itu adalah Veny Azzahra. Gadis berparas cantik namun galaknya diatas rata rata.
Aldo berjalan menghampiri Veny. Ia menggenggam kedua tangan Veny dengan tangan besarnya.
Banyak pasang mata yang melihat kearah mereka namun tidak Aldo hiraukan.
"Mau ya? Gue janji bakal bikin lo baha-" tautan tangan mereka terlepas. Karena seseorang menarik tangan Veny kasar.
Mereka sontak menatap kearah orang tersebut.
Aldo menarik tangan kanan Veny, "Lo apa apaan sih hah? Gue lagi ngomong sama Veny!" seseorang yang menarik tangan Veny tersenyum miring.
Vino. Ya, orang yang menarik tangan Veny adalah Vino Alvaro . Sahabat Veny satu satunya.
Vino melepaskan genggaman tangannya pada Veny lalu mendekat kearah Aldo sambil memasukan tangannya kedalam saku celana abu abunya. "Kalo lo mau jadiin Veny pacar, langkahin gue dulu!" lalu kembali menyeret Veny yang terbengong.
Aldo mendengus kasar. Memangnya Vino siapa? Kenapa ia seperti mengurusi hidup Veny? Batin Aldo.
Vino membawa Veny ke kelasnya. Mereka berbeda kelas. Vino berada dikelas XII IPA 1 sedangkan Veny ada dikelas XII IPS 2.
Masalah kepintaran memang Vino lebih pintar dibandingkan Veny. Sebenarnya hanya Veny yang malas belajar.
Vino mendudukan Veny dikursinya. Lalu ikut mendudukan dirinya disebelah Veny. "Vin! Lo tau kan kalo gue suka sama Aldo?" Vino mengangguk dengan raut wajah datarnya.
"Terus?"
Veny menghela nafas kesal, "Ngapain lo ngehalangin dia? Gue pengen rasanya pacaran Vin! Lo ngertiin gue dong. Gue aja ngga pernah ngelarang lo deket sama cewek manapun!" protesnya.
Vino mengelus rambut sebahu Veny lembut, "Gue cuma ngga mau, sahabat gue disakitin sama cowok! Aldo itu ngga baik Ven! Dia suka mainin perasaan cewek!"
"Lo tau darimana kalo Aldo itu ngga baik? Aldo tuh baik, dia aja suka nolongin gue!"
"Itu cuma agar lo suka sama dia! Terus lo pacaran sama dia, dan akhirnya lo ditinggal sama dia setelah apa yang ada di lo udah dia dapet in!" ucap Vino tegas. Ia tak mau sahabat sejak kecilnya berurusan dengan cowok lain.
Dahi Veny mengernyit, "Maksut lo?"
"Keperawanan mungkin." jawab Vino enteng. Mata Veny melotot.
"Gila kali lo! Ih gue ngga mau ah deket deket dia lagi." Vino tersenyum tipis.
"Mau nya deket deket siapa?" tanya Vino dengan salah satu alis terangkat.
"Lo aja!"
"Kalo gue ngga mau?" tanya Vino yang membuat wajah Veny terlihat kesal.
"Ihh!"
"Haha. Ngambekan lo ah." Vino membawa Veny ke pelukannya.
Veny membalasnya, "Bodo!"
∆∆∆
Kringgg
Bell pulang sekolah sudah berbunyi. Para siswa SMA Garuda kini berhamburan untuk pulang kerumah masing masing.
Veny keluar dari kelas dan mendapati Vino yang berdiri menyender ke tembok dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana.
Apakah Vino tidak sadar, dia sering dilirik diam diam oleh para siswi yang melewati depannya?
Veny menepuk bahu Vino yang membuat Vino menoleh kearahnya. Vino merangkul bahu Veny lalu mereka berjalan kearah parkiran.
Mungkin orang yang melihat mereka, akan bilang kalo mereka itu pasangan serasi. Tubuh Vino yang tinggi dan tegap sangat kontras dengan tubuh Veny yang tingginya hanya sebatas dagunya.
Veny mendongak menatap Vino yang menatap depan dengan raut datar. "Vin! Lo ngga mau cari Cewek? Padahal banyak yang suka sama lo!"
Vino menoleh lalu menggeleng. "Kenapa? Selera lo ketinggian kali! Jadi ngga cocok sama lo!"Vino terkekeh.
"Ngapain cari Cewek? Kan udah ada lo!" jawabnya datar. Pipi Veny memerah. Walaupun mereka sudah sering seperti ini, namun ia masih saja suka blushing.
"Paan sih lo! Kan besok kita bakalan sama pasangan masing masing. Ngga seterusnya kaya gini kan?" raut wajah Vino semakin datar.
Vino mengambil jaketnya yang ada di dalam tasnya lalu memberikan kepada Veny. "Ngapain?" tanya Veny heran.
"Tutupin paha lo! Lo mau pamerin paha lo?!" tanyanya lalu memakai helm nya dan menaiki motor besarnya.
Veny mendengus malas namun tak urung memakai jaketnya melingkar dipinggangnya. "Ini gimanasih ngancinginnya?! Susah banget! Udah rusak kali nih helm!" gerutunya karena kancing helmnya tak kunjung tertaut.
Vino mendengus lalu turun dari motornya.
Vino membantu memasangkan helmnya, "Lo nya aja yang ngga bisa! Malah nyalahin helmnya."
"Kan emang salah helmnya!" lalu mereka menaiki motor besar Vino.
"Serah lo!"
∆∆∆
"Ngapain lo? Pulang sana! Rumah gue lagi nggak nerima tamu kaya lo!" ucap Veny karena Vino ikut memasuki rumahnya.
Vino tidak menghiraukan Veny. Vino melemparkan tasnya ke Sofa. Ia berjalan kearah dapur mencari cemilan untuknya.
"BUDEG YA LO?!"
Vino mengusap telinganya yang berdengung. Lalu menatap tajam Veny yang berteriak di depan telinganya.
"Apa liat liat? Awas ntar suka sama gue!" ucapnya PD sambil menaikan dagunya sombong.
Vino mendekatkan wajahnya kearah Veny, "PD!" lalu pergi menuju kamar Veny.
Mereka sudah biasa memasuki kamar satu sama lain. Orang tua mereka juga sudah sangat dekat. Rumah mereka yang hanya berhadapan membuat mereka terkadang saling menginap .
Veny mengikuti Vino dengan kaki yang ia hentak hentakan. Selalu seperti ini. Mereka tidak bisa akur kalau bersatu.
Namun, jika berjauhan akan saling merindukan.
Brak!
Ia membuka pintu kamarnya kasar. Vino menoleh kearahnya lalu kembali menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya sambil tengkurap di kasur queensize milik Veny.
"Dasar pelor!"
Selamat datang di my story yang ke 3!
Aku cuman penulis amatir! But, sorry kalau story nya aku ngga jelas, jelek, atau apalah itu.
Setiap orang pasti ada kekurangan masing².
Jangan pernah samain aku sama orang lain yang lebih lebih dari aku dalam hal apapun itu! Because, aku ngga suka dibandingin!
Btw, Veny sama Vino tuh ada temen ya! Tapi belum aku munculin aja. But, simak terus cerita aku!
Mau kasih cast ngga? Kalo mau aku usahain buat kasih cast.
Kalo ngga ya alhamdulillah😂
Komen sini!! Semakin banyak vote dan komen, semakin aku semangat juga buat up nya!
Ada yang mau disampein ke mereka? Komen sini!!
Atau buat author juga bolehh<3
Author sayang kalian yang vote dan komen cerita aku:)
Papay👋
See u💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend!
Teen FictionVeny dan Vino, sahabat sejak kecil yang saling menyimpan perasaan namun tidak berani mengungkapkan