Bab 3💛

1 1 0
                                    

Penuhin setiap paragraf dengan komen kalian!

Happy Reading💛

∆∆∆

"Motor kamu bunda sita selama satu minggu!" ucap bunda tanpa bantahan.

Vino melotot, "Nggak bisa gitu lah bun! Salahin Veny tuh, belanjanya lama banget!" elak Vino menunjuk Veny yang sedang memakan keripik sambil menonton kartun di TV milik keluarga Vino.

Veny menoleh, "Emangnya menurut lo, belanja tuh sebentar? Tanya tuh bunda! Nggak ada belanja yang sebentar!"

Bunda mengangguk setuju, "Kamu aja yang nggak mau ngaku salah! Lagian bunda juga nggak suka sama cewek tadi! Bedaknya aja tebel banget!" bunda duduk disebelah Veny.

Vino mendudukan dirinya di Sofa single disamping bundanya. "Tapi kan, tadi Vino udah ijin sama Veny!"

"Tetep aja kamu salah! Ninggalin anak gadis bunda sendirian!"

"Bun! Anak bunda tuh Vino bukan Veny! Ngapain belain tuh anak pungut terus!" satu keripik mengenai wajahnya yang dilempar oleh Veny.

"Enak aja lo ngatain gue anak pungut!" sentaknya tak terima.

"Bunda tuh dulu pengen anak cewek! Eh malah keluarnya Vino!" ucap bunda jujur.

"NAH! berarti lo anak yang tidak diinginkan-"

"Apa lo?! Diem lo! Pulang sana hush hush. Rumah gue nggak nerima tam-"

"Gue bukan tamu wlee! Lagian ini rumah bunda sama ayah! Bukan rumah lo!"

"LO!-"

"Diemmm! Bunda pusing dengerin kalian ribut mulu! Jodoh baru tau rasa!" ucap bunda lalu seketika hening melanda.

Veny dan Vino saling menatap lalu membuang muka seolah olah jijik menatap satu sama lain. "Amit amit!" ucapnya bersamaan.

∆∆∆

06:05

Saat ini Vino sedang berada di ruang tamu milik Veny. Sudah setengah jam ia menunggu Veny bersiap untuk sekolah, namun anak itu belum muncul juga.

Dengan kesal, Vino beranjak dadi duduknya menuju kamar Veny dilantai dua. Ia membuka pintu kamar itu kasar.

Brakk

"Ayam eh ayam!" latah Veny yang sedang memakai liptint dibibirnya hingga, pipinya tercoret liptint.

"Bangsat lo Vin! Muka cantik guee!" Veny memandang wajahnya di cermin.

Veny menoleh kearah Vino, lalu mengejarnya hingga mereka berkeliking memutari seisi rumah. Vino berlari kearah dapur yang disitu ada mama Veny yang sedang memasak.

"Jangan lari lari tadi miny-"

Brukk

"Aaa pantat seksi guee!" teriak Veny yang sudah terduduk mengenaskan dilantai.

Vino menghampiri Veny dengan raut wajah khawatir, juga bunda yang langsung mematikan kompor.

"Lo nggak papa?" tanya Vino datar namun tersirat nada khawatir didalamnya.

Veny memandang wajah Vino sinis, "LO NGGAK LIAT GUE JATUH? MASIH TANYA LAGI!" sentak Veny lalu menoleh kearah mama.

"Mama hiks sakitt. Vino nakal maaa!" adu Veny dengan deraian air mata.

"Lebay!"

"Hiks huaaa Vino maaa!" isak tangis Veny semakin menggema diseluruh rumah.

"Udah udah. Vin! Jangan gitu ah." ucap mama kepada Vino.

Just Friend!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang