Penuhin setiap paragraf dengan komen kalian!
Happy Reading💛
∆∆∆
"Gue nggak laper Vin!"
Vino mendengus pelan, "Tapi lo belum makan!" ucapnya lembut.
Veny tetap menggeleng kuat. "Pulang aja ayok!" ajaknya kemudian.
Ya, mereka baru pulang dari acara jalan jalan atas rengekan Veny tadi. Namun, Vino teringat kalau Veny belum makan sedari tadi.
"Ayok Vin, pulang!"
Vino tidak bergeming, hanya memperhatikan Veny yang sedang memberengut kearahnya. "Makan! Kalo lo nggak mau makan, kita nggak usah pulang sekalian!" ancam Vino lalu mengatur posisi kursi kemudi agar ia bisa tiduran.
Kemudian Vino menutup matanya dengan lengan yang menutupi wajahnya.
"Ih lo mah! Apa apa ngancem apa apa ngancem!" Veny memberengut lalu ia berniat keluar dari mobil.
Sial. Pintu mobilnya pasti Vino kunci.
Veny menatap Vino garang, "Vinoo! Buka ih!" Vino membuka matanya lalu bangkit dari tidurannya.
"Apanya yang dibuka?" tanyanya ambigu.
Veny melotot tajam, "Mesum!"
Vino hanya menaikan alisnya bingung. "Yaudah." lalu kembali merebahkan tubuhnya.
"Ihhh, bukain Vinn!"
"Apanya?"
"Pintunya ihh." Veny menggoyangkan tubuhnya kesal. Menghentak hentakkan kakinya lalu tangannya memukul tubuh Vino.
"Apasih ah!"
"Bukainnn!" Ucap Veny gemas bercampur kesal.
Vino kembali bangun, "Makan dulu!"
Veny kembali berpikir. "Hem yaudah! Makan dulu. Tapi habis itu pulang ya?"
"Hm."
∆∆∆
Mama
Vin, mama mau minta tolong...
Vino
Kenapa ma?
Mama
Temenin Veny dirumah ya? Mama ada urusan sama papa diluar kota.
Vino
Iya ma
Vino beranjak dari bangku yang ada di warung mpok Ati. Warung yang sering Vino, Candra, dan Joko kunjungi. Warung ini terletak disamping sekolah Vino."Mau kwemana Vin?" tanya Joko, tak lupa bakwan yang memenuhi mulutnya.
Vino memasukan ponselnya ke saku celana. "Pulang." jawabnya singkat.
Candra datang membawa se cangkir kopi ditangan kanannnya. "Lah? Masih sore ini Vin. Baru aja jam sembilan." ucapnya lalu duduk disamping Joko.
Joko mengangguk menyetujui. "Mau ngapain emang Vin?" tanyanya kepo.
"Nemenin Veny."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend!
Teen FictionVeny dan Vino, sahabat sejak kecil yang saling menyimpan perasaan namun tidak berani mengungkapkan