Chapter 7

630 90 8
                                    

℘ıŋơŋųą
⋆┈┈ A serenity ┈┈⋆
©lilial_

℘ıŋơŋųą⋆┈┈ A serenity ┈┈⋆©lilial_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------

Edgar melepas pelukan Keira.

"Sebenarnya, apa yang sedang terjadi disini?" Tanyanya.

"Ayah, sebenarnya--"

"Diam kau, Rick! Aku sedang bertanya pada Calestine."

Rick membungkam mulutnya, menatap khawatir kepada Sang Adik.

"Gadis itu memasuki kamar saya dengan lancang dan bersikap seenaknya." Jelas Cale singkat.

"Benarkah begitu?" Duke bertanya pada Keira.

"T-Tidak, Tuan! Saya sudah diberikan izin dari pelayan pribadi Kak Cale untuk masuk, dan saya juga menunggu Kak Cale untuk berbicara berdua dengannya, tapi Kak Cale malah memfitnah saya!" Ucap gadis bersurai gading dengan tatapan memelas.

Rick menyeringai, "Heh, kebohongan apa yang kau ucapkan itu?"

"EIRICK ROWENE!! Sudah kukatakan, aku hanya bertanya pada Calestine!"

Suasana kamar menjadi mencekam. Setelah teriakan Duke, tidak ada yang berani membuka mulut.

Keira yang saat itu gemetar ketakutan akibat teriakan tadi, ditenangkan oleh Edgar dengan lembut.

Ia memberikan setelan luarnya ke pundak Keira, dan menyuruhnya untuk duduk.

Calestine memperhatikan, merasa biasa saja dengan apa yang dilakukan Ayahnya itu. Ia pergi keluar dari ruangan tanpa menghiraukan Duke yang memanggil dirinya.

Diiringi Lize, Calestine menuju tempat rahasianya ketika sedang sedih.

Mereka tiba di suatu tempat yang dikelilingi rerumputan yang tinggi dan menjuntai dari atas pohon.

Melangkah masuk, sebuah pohon besar menyambut kedatangan mereka. Air mengalir di sekitar pohon. Cahaya matahari menembus masuk melalui celah dedaunan.

Calestine merebahkan dirinya di bawah pohon. Mengangkat tangannya ke langit sambil menghalau sinar matahari menusuk matanya.

Lize memberi makan ikan-ikan kecil dengan roti yang ia bawa.

Disini, ketenangan alam menyelimuti Calestine yang sedang sendu. Gadis itu terlelap dengan nyamannya.

Disisi Sang Kakak, Ia sedang menerima omelan dari Ayahnya karena perbuatannya yang sudah menyerang tamu.

Dalam hati, Rick mengumpati Calestine yang seenaknya pergi meninggalkan kekacauan ini.

Duke merasa kacau, Calestine biasanya tidak pernah menghilang seperti tadi. Tapi, kali ini putrinya itu menghilang bahkan bersikap seenaknya terhadap dirinya.

Edgar menyuruh para pelayan agar segera menemukan Sang Putri secepatnya.

Para pelayan pun kelabakan dengan perintah Duke. Pasalnya, Calestine adalah orang yang sangat tertutup terhadap tempat persembunyiannya.

"Bukankah Tuan Edgar terlalu plin plan terhadap sikapnya? Dulu, Tuan tidak menyukai Nona Calestine, tapi, setelah Nona berubah sikap Tuan malah berubah, bahkan kejadian saat itu, Tuan menghukum berat wanita yang menampar putrinya tanpa ampun." Ucap Ellie, salah seorang pelayan yang bergosip.

"Kau betul. Saat Nona Keira datang kesini saja, Tuan bersikap aneh, seharusnya ia lebih memperhatikan Nona ketimbang wanita itu, hehe."

Keira yang tidak sengaja lewat menguping pembicaraan dua pelayan itu. Ia segera menghampirinya.

"Sedang apa kalian, wahai pelayan rendahan?" Ejek Keira dengan dagu sedikit naik.

Ellie mengangkat dagunya balik, "Ho~ lihat siapa ini? Bukankah dia Nona tamu kita yang tidak terhormat? Katanya, dia bangsawan miskin dari Kekaisaran tetangga, loh."

"Hehe, sedang apa dia disini? Ingin memarahi kita?"

Kedua tangan Keira siap-siap untuk menjambak rambut kedua pelayan yang menghinanya, namun ia urungkan niat dan tersenyum lembut kepada pelayan tadi.

"A-Apa yang kau lakukan? Jangan menyentuhku!"

PLAK

Pipi Keira memerah, air mata mengalir halus di pipinya yang merah.

"Ada apa ini? Kenapa gadis itu menangis?" Rick yang sedang mencari adiknya kebetulan mendengar pembicaraan mereka.

"T-Tuan Muda Eirick! Su-Sungguh, b-bukan kami yang melakukannya!"

Rick menaikkan alis kanannya.

"Tuan Rick, sebenarnya, mereka tidak salah, saya yang salah karena sudah menghina mereka, jadi salahkan saja saya--" ucap Keira seraya mengelap air mata.

"Hm? Lalu? Apakah kau pikir aku peduli terhadapmu? Jadi jangan menghalangi jalanku"

Ingatan penyerangan dari Rick membekas dipikiran Keira, ia takut dengan sosok dan perkataannya itu, tapi justru itulah yang harus ia kuasai selain Duke di rumah ini.

Keira berusaha menarik lengan Rick dan bersikap manja terhadapnya, namun realita tak seindah ekspetasi.

Rick melanjutkan pencariannya seorang diri meninggalkan Keira yang menjadi bahan gosip baru karena sudah dicampakkan oleh dirinya.

"Eirick Rowene! Akan kubuat kau menyesal!" Gumam Keira.

***

Rick tiba di sebuah tempat yang tercium bau Sang Adik bersama pelayannya.

"Jalan buntu?" Ia bertanya-tanya.

"Hmm..." Pria itu menoleh ke sekeliling memastikan tidak ada yang mengikutinya, "...Sepertinya disini, hehe, adikku, kakak datang."

SRAK

Bola mata Eirick terbelalak, mendapati sosok Calestine tidur terlelap di atas rerumputan yang hijau.

Ia memperhatikan sekeliling, berjalan mendekat ke arah pohon dan duduk di sebelah Calestine.

Senyum jahil terkembang, tangannya memainkan rambut perak Calestine dan mencubit gemas pipinya.

Pria itu tertawa kecil dan ikut larut bersama Sang Adik di bawah sinar matahari.

-------


































Malam hari.
Calestine bangun dengan wajah bingung.
"Hoaam"
"..."
"TUNGGU, AKU KETIDURAN?!"

-------

Tubikontinu🦉

Sori baru up, minggu kemaren kopit

/g.

Demam, jadi gak bisa up🦉💞

Asksk, udah masuk sekolah🦉

My life is not daijoubu kawan🙏

Okeh, gak nyambung, sekian, undur badan

Kamis, 22 Juli 2021

Dari author yang lagi ngehusbuin karma🕊️

PINONUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang