9

10 2 0
                                    

Pagi yang cerah ini diawali Afsa dengan berkutat didapur. Suasana hatinya sedang sangat baik hari ini. Tidak ada sebab tertentu yang membuat senyum Afsa merekah sepanjang pagi ini. Dia hanya menyibukkan diri sebentar untuk membuat sepiring sarapan untuk ia pribadi.

Semalam, sang Ibu menelfon meminta anak bontotnya ini segera pulang. Tidak ada alasan khusus, hanya sedang merasa sedikit rindu dengan putri sematawayangnya. Afsa menurut pada Ibu untuk segera pulang dalam waktu dekat. Ia meminta waktu beberapa hari kepada Ibunya untuk mempersiapkan segala hal disini, termasuk mempersiapkan diri untuk memberitahukan hal ini pada Jeno.

Keadaan tubuhnya sudah jauh lebih baik. Kini Afsa bisa beraktifitas seperti semula. Beberapa kali ia memanjatkan rasa syukurnya kepada Tuhan karena telah memberikan umur yang lebih panjang. Sudah dua minggu sejak terakhir Afsa memakai infus pada punggung tangan mungilnya.

Kebetulan hari ini adalah hari dimana Jeno merayakan ulang tahunnya bersama para fans secara online, alias siaran melalui aplikasi vlive. Afsa tak lupa memberikan ucapan kepada sang lelaki tiga hari lalu tepat tanggal 23 April. Namun, baik Jeno maupun Afsa hanya bisa berbicara via chat dikarenakan jadwal Jeno yang seminggu ini luar biasa padat.

Menjelang comeback memang banyak sekali syuting acara yang perlu dilakukan oleh Jeno dan teman satu grupnya. Afsa sudah khawatir dari beberapa hari lalu sebab Jeno tampak sangat kurus saat terakhir kali mengunjunginya. Bentuk rambut gondrongnya semakin memperjelas wajah tirus Jeno.

Lelaki berparas tampan itu bilang akan mampir ke apartemennya lusa. Masih lusa tetapi semalaman Afsa masih bingung bagaimana cara yang tepat untuk memberitahukan mengenai keinginan Ibunya untuk pulang kembali ke Indonesia. Afsa hanya takut jika ia salah bicara pada Jeno dan berakhir membuat Jeno marah kepadanya. Jeno dalam masa hectic, bisa jadi perasaannya menjadi lebih sensitive daripada biasanya.

Sejak dimana hari Jeno mendeklarasikan Afsa sebagai perempuan kesayangannya, hubungan keduanya bisa dibilang sangat sangat dekat. Hampir setiap waktu Jeno memberikan kabar. Jika Afsa terlambat memberikan kabar padanya, Jeno akan bertingkah seperti lelaki posesif pada pacarnya. Jeno tidak segan-segan mengirimkan banyak sekali pesan kepada Afsa. Makin hari Jeno juga makin nampak clingy, bahkan sangat-sangat clingy. Tidak jarang dirinya akan manja jika sudah bertamu ke apartemen Afsa.

Hari sudah mulai gelap, Afsa menghabiskan waktunya dengan menonton siaran Jeno yang sibuk bertanding game dengan Jisung dan Renjun. Sejujurnya, sampai saat ini Afsa masih berusaha keras belajar bahasa korea, karena Jeno susah sekali diminta belajar bahasa inggris jadinya Afsa yang mengalah memperdalam bahasa koreanya. Beberapa kali antara Afsa dan Jeno tidak dapat menangkap maksud pembicaraan satu sama lain dan berakhir Afsa yang marah-marah kecil karena tiap berbicara, Jeno tidak mau membuka translate dahulu.

Semakin malam, cuaca sedikit bertambah dingin, mungkin karena beberapa hari ini hujan mulai turun. Afsa dengan hoodie kebesarannya lengkap dengan celana panjang berwarna hitamnya melangkahkan kaki kearah balkon. Udara sejuk menampar wajahnya, ia menghirup udara dalam-dalam kemudian mengeluarkannya perlahan.

"Bisa-bisanya gue mau ninggalin Negara yang kualitas udaranya bagus kayak gini." Gumamnya sambil melihat lampu-lampu jalanan yang nampak sangat cantik dari atas.

Afsa memutar lagu Walk You Home dari NCT dream di ponselnya kemudian menyambungkan pada Bluetooth speaker yang ia letakkan di meja balkon. Lagu kesukaannya mengalun indah bersahutan dengan suara nyanyian Afsa. Lagu itu adalah lagu favorit Afsa dimanapun, kapanpun dan dalam mood apapun. Apalagi semenjak ada versi akustiknya yang ditampilkan pada saat The Dream Show, Afsa makin menyukainya. Setiap bagian Jeno untuk menyanyi, Afsa langsung menghentikan nyanyiannya. Ia lebih suka mendengarkan suara Jeno daripada ikut menyanyi. Namanya juga bucin.

Diafora - LJNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang