1

28 9 5
                                    

Suasana Bandara Soekarno Hatta hari Jumat pukul 15.00 WIB tampak tidak begitu ramai mengingat kondisi pandemi yang sudah berjalan hampir satu tahun ini. Seorang gadis berpakaian kasual nampak menggeret koper berukuran sedang berwarna silver di tangannya. Langkah demi langkah ia lewati hingga saat ini berada di gate C, tujuannya. Setelah check in, ia memesan segelas kopi americano favoritnya sembari menunggu panggilan keberangkatannya.

Baru satu tegukan rasa pahit menjalari kerongkongannya, terdengar suara notifikasi dari ponselnya.

"Mama?" dahinya nampak mengernyit.

Tanpa berlama-lama, ia tekan tombol telfon pada kontak sang Ibu. Ia khawatir mengapa Ibunya mengirimkan pesan berisi panggilan namanya.

"Halo? Ada apa, Ma?" sapanya.

"Udah sampe kamu?"

Ia terkekeh kecil, "Ya belom lah, Mama. Kan Jakarta ke Seoul butuh waktu 7 jam, ini aja aku baru check in. kocak mama ih!" Lucu sekali ibunya ini.

"Maksud Mama udah nyampe bandara Soetta apa belom. Bukan nyampe korea nya!"

"Ngobrol dong!" serunya sambil menahan rasa malu.

"Ntar kalo aku udah nyampe Korea, aku kabarin Mama. Doain ya semoga perjalananku lancar." Ucapnya kepada sang ibu diseberang sana.

"Aamiin. Mama doain semoga kamu selamat sampai tujuan, disana seneng seneng ya! Kalo duit kurang, bilang ke Kakak."

"Insyaallah duit aku cukup kok Ma. Udah dulu ya? Udah dipanggil tuh" Ujarnya setelah mendengar panggilan bahwa pesawatnya telah tiba.

"Yaudah, hati hati anak Mama. Bismillah dulu. Dahh, Assalamualaikum."

Tut ..

Ia mengernyit heran. Salamnya belum dijawab tetapi telfonnya sudah dimatikan. Memang, Ibunya ini sedikit aneh.

Afsara Kyra Sentani. Nama gadis yang kini melangkahkan kaki menuju kedalam pesawat dengan tangan kanan menggeret koper dan tangan kirinya memegang segelas americano yang baru disesapnya sedikit.

Kurang lebih 7 jam perjalanan ia habiskan dengan membaca buku yang sengaja ia bawa agar perjalanannya terasa tidak membosankan. Ia bahkan tidak menyentuh makanan yang diberikan oleh Pramugari karena terlalu asik dengan buku bacaannya. Tanpa terasa pesawat yang ditumpangi oleh gadis berkerudung biru gelap itu mendarat tepat pada pukul 01.00 KST.

Bibirnya tersenyum saat ia mendudukkan diri didalam taksi menuju ke apartemen tempat ia menginap. Matanya bersinar kala menatap jalanan penuh kerlap kerlip lampu kendaraan. Akhirnya keinginannya tercapai. Sudah bertahun-tahun lamanya ia ingin mengunjungi negara ini. Maklum ia merupakan pemuja lelaki berparas tampan, berkulit putih bersih dan tubuh bugar. Agensi favoritnya adalah SM Entertainment.

Akhir-akhir ini ia dipusingkan dengan berbagai urusan kampus demi meraih gelar cumlaude. Ia pikir ini waktu yang tepat untuk berkunjung ke Korea meskipun keadaan pandemi seperti ini. Tubuhnya perlu refreshing dan self healing.

Setelah sampai di penginapan ia segera membersihkan tubuhnya dan segera pergi tidur agar keesokan harinya ia bisa segera menghabiskan waktu untuk berjalan jalan mengitari kota Seoul. Ini memang pertama kalinya ia datang ke Seoul, namun tempat tinggalnya sudah diurus oleh adik dari ayahnya.

Untung udah dikasi tau segalanya sama si Tante, kalo engga bisa ilang gue disini. Batinnya bersyukur.

Sebelum terjun ke alam mimpinya, ia memeriksa kembali ponsel yang sedari tadi ia anggurkan. Beberapa pesan datang dari Ibu, Kakak, serta sahabatnya yang sudah menemaninya selama 8 tahun terakhir ini. Ia melihat room chat kakaknya, ternyata masih online. Sesaat kemudian ponselnya berdering, kakaknya menelfon.

Diafora - LJNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang