Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
petikan yang membentuk sebuah alunan suara merdu terdengar di saat bulan tengah terang-terangnya, di saat bintang tengah indah-indahnya, dan di mana seseorang manusia tengah mencari jati dirinya.
namanya kalingga, lelaki berambut hitam dengan mata indahnya yang mampu memikat lawan bicaranya.
dia kalingga, lelaki yang seringkali merenungkan sesuatu di antara banyaknya orang yang memilih melepaskan penatnya di tengah malam.
kalingga ini, selalu berbuat banyak bagi orang lain, walau dirinya sendiri tidak pernah dapat apa-apa.
dan kembali lagi pada malam yang sama, jam yang sama, menit yang serupa. lelaki bernama kalingga ini, mengupas jati dirinya. lantas, langkah apa yang akan ia ambil untuk esok? menjadi apa ia di masa depan nanti?
kalingga tetap percaya mimpi, meski telah dijatuhkan beberapa kali.
namun, akankah mimpi lelaki ini akan menjadi titik juangnya atau hanya titik pengharapannya setelah melihat apa yang ia saksikan di tengah malam kini?
pertama kali dalam hidupnya, kalingga meninggalkan secangkir kopinya yang telah mendingin, menangisi wanita yang paling ia cintai terbujur kaku di atas lantai kamar beliau, dengan sisa darah di sudut bibirnya.
"bunda ..."
pertahanannya kali ini runtuh, tak tertutupi sama sekali. karena bagaimana pun, sepertinya, mimpinya benar-benar tak bisa ia gapai lagi.
satu kalimat yang mencakup pikirannya, untuk apa?
↺
tanggal 22 mei, sehari sebelum ulang tahunnya, kalingga harus menelan pil pahit karena sebelum ia menikmati kembali bercerita tentang masa kelahirannya bersama sang ibunda, lelaki ini telah kehilangan wanita yang selalu tersenyum kepadanya itu selama-lamanya.
besok, tepat pada umur tujuh belas tahunnya, dan lusa, ujian tes beasiswa yang diadakan sekolahnya.
mata yang selalu menyipit ketika tersenyum, nampak selalu berbinar saat bercerita tentang mimpinya yang ingin menjadi dokter ahli kanker agar bisa menyembuhkan ibunya, berubah menjadi kekosongan. di isi dengan kehampaan karena ditinggal sang malaikat tak bersayapnya.
gandana menepuk pelan bahu sang sahabat supaya tak berlarut-larut dalam kesedihan. dalam artian tetap semangat, serta memberi tahu bahwa dirinya ada di sisinya.
"kal, gue duluan, boleh? ayah ada per-"
kalingga mengangguk lemah, ia mengerti keadaan gandana terlebih pada bagaimana perilaku ayah tiri pemuda itu.
"santai aja. pulang sana," sela kalingga.
gandana menatap nanar punggung kalingga. pemuda itu sedih, ia juga kenal dekat, bahkan sangat dekat dengan ibu dari kalingga ini. gandana tahu, kalingga akan menangis lagi ketika ditinggal pergi olehnya nanti. karena di sini, tinggal mereka berdua.