Gadis Bertudung Biru
Di pinggir hutan yang cukup terpencil, ada sebuah desa yang dihuni oleh tak lebih dari sepuluh kepala keluarga. Mereka hidup mengandalkan hasil alam. Rumah mereka berderet rapih, terbuat dari kayu kuat yang berasal dari pohon-pohon di hutan. Kendati demikian, para penduduk desa mengganti pohon-pohon itu dengan menanam bibit pohon baru. Ketika mereka saling bergantung pada alam, mereka juga merawat alam dengan baik.
Di rumah paling ujung desa itu, dihuni oleh seorang wanita paruh baya dan gadis kecil yang selalu menggunakan tudung biru. Tak ada seorang lelaki pun di keluarga itu, Sang Ayah sudah lama meninggal karena sakit parah.
Di belakang rumah mereka, ada kebun kecil yang ditanami sayur-mayur dan beberapa buah. Setiap pagi, Sang Ibu pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar sebagai bahan bakar memasak, seperti biasa, Si Gadis Bertudung Biru selalu dilarang oleh Ibunya untuk ikut ke hutan karena masih terlalu kecil. Biasanya, Ibu akan pergi ketika anak gadisnya bermain bersama teman-temannya.Pada suatu hari, gadis itu merasa bosan untuk pergi bermain. Akhirnya, dia memutuskan untuk tetap berdiam di rumah sambil mengamati teman-teman lain bermain dari teras rumahnya. Namun, ketika siang tiba Sang Ibu belum juga pulang ke rumah. Padahal, biasanya, hanya butuh beberapa jam sampai Ibu datang dengan membawa beberapa bahan dari hutan.
Gadis itu berpangku tangan, benar-benar hari yang membosankan baginya. Gadis itu berpikir, sepertinya ia harus melakukan hal baru.
Gadis itu mengedarkan pandangan ke lingkungan sekitar. Menengok ke kanan dan ke kiri, kiranya hal apa yang bisa dia lakukan untuk mengusir kebosanannya itu.
"Wah, sepertinya bermain kejar-kejaran dengan kupu-kupu seru, ya," ujar gadis kecil itu sembari tersenyum. Jadilah si Gadis Bertudung Biru itu mengejar kupu-kupu yang terbang di hadapannya tadi. Terus mengejar, terus mengejar, sampai gadis itu tak merasa jika langkahnya mengantarnya masuk ke tengah hutan. Kupu-kupu yang tadinya ia kejar malah terbang meninggi, membuat gadis itu tak bisa lagi mengejarnya.
"Yah, dia pergi," gadis itu mendesah kecewa, akhirnya langkahnya berbalik hendak pulang. Namun, gadis itu tersadar kalau dirinya sudah jauh dari rumah.
"Ibu! Aku tersesat di hutan!" Gadis itu berteriak sambil terus melangkahkan kakinya.
"Ibu! Aku tersesat di hutan!" Suaranya mengulang kalimat yang sama berharap ibu akan datang menolongnya. Hampir setengah jam gadis itu berjalan, tapi tak ada tanda-tanda dirinya akan sampai ke rumah.
Di tengah perjalanannya, Gadis Bertudung Biru melihat seekor kelinci yang tubuhnya sedang dililit ular. Rupanya kelinci itu terlihat terluka dan tak berdaya. Gadis kecil itu merasa kasihan, akhirnya dia berpikir cara untuk menolong kelinci tersebut. Diambilnya sebatang kayu yang berukuran tidak terlalu besar, gadis itu memukul badan ular agar melepaskan tubuh kelinci.
"Ular, jangan lakukan itu! Kasihan kelinci," ujarnya sambil memukul badan ular berulang kali, hingga akhirnya gadis itu berhasil, namun ular itu berbalik mematuk si gadis sebelum pergi meninggalkan kelinci yang tadi menjadi mangsanya.
"Aduh!" Gadis Bertudung Biru mengaduh kesakitan, kakinya berjalan pincang setelah itu. Dirinya mencoba kembali keluar dari hutan. Ia baru sadar ternyata di tengah hutan ada hewan-hewan berbahaya yang bisa menyakitinya. Beberapa saat kemudian, gadis itu melihat tanda-tanda keberadaan desanya. Ya, gadis itu telah sampai pulang ke rumahnya. Dilihatnya bagian teras rumah yang ramai dengan beberapa orang tua. Ibunya terlihat sedang menangis sambil beberapa kali meneriakan namanya.
"Ibu!" teriaknya dari kejauhan. Gadis itu tidak bisa lagi berlari karena kakinya terluka. Sang Ibu yang cemas dengan anaknya itu langsung memeluk Gadis Bertudung Biru dan mengobati luka di kakinya.
•••
Dari Gadis Bertudung Biru kita dapat belajar bahwa dalam melakukan setiap hal kita harus berhati-hati. Bahwa hal baik tidak melulu langsung berakhir baik. Ada juga hal baik yang terlihat buruk supaya kita belajar tentang hal baru yang belum kita ketahui sebelumnya.
•••
Cerpen 'Gadis Bertudung Biru'
Copyright © Bina, 2021.Jangan ada plagiat di antara kita🐇
KAMU SEDANG MEMBACA
ISI KEPALA (KUMPULAN CERITA)
Short StoryKumpulan cerita random yang habis dibaca sekali duduk, semoga kalian mendapat potongan kehidupan yang baru di sini. Selamat berjeda dari hiruk pikuk kehidupan manusia, selamat berkelana🤠, Fatin (Jeda)