Ch. 005: Craniopharyngioma

136 53 26
                                    

⚠️WARNING! DILARANG UNTUK MEMBERI SPOILER DI KOLOM KOMENTAR⚠️

*JIKA MENEMUKAN TYPO DI CHAPTER INI, HARAP LAPOR MELALUI COMMENT!*

SUKA DENGAN CERITA INI? TINGGALKAN VOTING DENGAN MENEKAN TOMBOL BINTANG DI BAWAH YA!🙏🏻

INGIN MENDUKUNG? FOLLOW AKUN AUTHOR & COMMENT YA! ITU AKAN SANGAT MEMBANTU AUTHOR!

INGIN MENDUKUNG? FOLLOW AKUN AUTHOR & COMMENT YA! ITU AKAN SANGAT MEMBANTU AUTHOR!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

愛ꔷ┈───────────────────┈ꔷ愛

·
·
·
"再见,R"

"Aku akan berjanji untuk sembuh!"

...

"Kakak.. sakit,"

"Kepala Renjun-na sakit kak,"

...

"Junna cuman mau kebahagiaan, tapi kenapa Tuhan memberikan Junna kesengsaraan?"

·
·

- "再见, R" · the Craniopharyngioma -

Beijing Hospital - 22.10

Kondisi Renjun-na belum juga membaik, darahnya tetap mengalir dari dahi miliknya, bukankah tadi darahnya sudah berhenti?. Renjun-na juga belum tersadar dari pingsannya, seberapa keras Hendery memukul kepalanya? Hendery benar benar tidak memiliki rasa manusiawi, tega sekali dia melakukan itu pada seorang pemuda yang entah kesalahannya apa.

Nafas Li Shang membara, Ia mengendari sepedanya menuju rumah sakit terdekat, yang tak jauh dari daerah tersebut, Beijing Hospital. Ini bukanlah satu satunya rumah sakit yang terdapat di Beijing, namun.. mau bagaimana lagi? Jika Renjun-na dibiarkan seperti ini terus, darahnya akan habis. Li Shang sempat terbentur dengan tiang yang berada di sekitar jalan beberapa kali karena terlalu panik. Namun syukurlah, Shang tidak apa apa, hanya ada sedikit luka kecil di dahinya, itu pun pasti akan segera sembuh setelah Ia pulang dari rumah sakit tersebut.

...

Tubuh mungil Renjun-na terus terombang ambing karena cepatnya laju sepeda yang dikendarai oleh Shang. Shang terlalu panik, detak jantungnya tak bisa berhenti untuk berdetak kencang. Langkah demi langkah mereka berdua lalui, di sepanjang jalan, Shang hanya berpikir satu hal "apakah aku adalah kakak yang baik?" Semasa hidupnya, Shang selalu memperlakukan Renjun-na dengan tidak adil, memberinya kekerasan, bahkan tidak peduli dengan penyakit Renjun-na yang lama kelamaan makin memburuk.

[1] ZAI JIAN, R ; Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang