Boruto berjalan dengan letoy ke arah kelasnya. Ia menghabiskan malamnya dengan menangis di dalam pelukan Kawaki.
ARGHHH! Rasanya pen mati aja nginget yang tadi malam. Untung dia ngga keceplosan ngomong yang aneh-aneh. Kalo keceplosan kan yang ada Kawaki curiga sama dia.
Boruto juga bolos pelajaran pertama dan kedua. Dia datang sekitar jam 1 siang waktu istarahat sebelum pelajaran ke tiga.
"Astagfirullah gusti, ini mayat atau mumi?!" Inojin berseru kencang ketika melihat Boruto yang baru memasuki kelas.
Wajah Boruto memang sangat pucat hari ini. Matanya juga bengkak karena menangis semalaman.
"Diem aja lu, Jubaedah" Boruto melempar tasnya ke muka Inojin hingga Inojin jatuh dari kursinya dengan tidak elit.
"Heh! Gue punya nama ya, Eceng gondok! I-N-O-J-I-N! INOJIN!" Inojin melempar tas Boruto ke sembarang arah dan membersihkan wajahnya.
Inojin hendak memukul Boruto, namun Shikadai yang sedang duduk di samping Inojin langsung saja memeluk Inojin dari belakang dan menenangkannya.
Boruto yang melihat interaksi menjijikkan antara Inojin dan Shikadai langsung saja membuang muka. Ia menarik kursi dan duduk di atas kursi tanpa mengambil tasnya yang sekarang entah dimana.
Bicara tentang Inojin dan Shikadai. Setahu Boruto, duo laknat yang bucin itu sudah pacaran sejak smp. Katanya, Inojin satu-satunya orang yang bisa melelahkan cowok dingin seperti Shikadai sampai Shikadai jadi bucin kek sekarang.
Boruto tak banyak tahu tentang hubungan Shikadai dan Inojin. Ia saja bertemu Inojin ketika masuk sma dan Shikadai sejak smp. Kebanyakan ia tahu dari Iwabe, si kang gosip yang kerjanya ngerusuh di kelas.
Selagi Kawaki sedang berada di ruang osis, Boruto mengambil tasnya yang ada di dekat kursi Metal. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil yang dibungkus dengan kain berwarna Midnight Blue dari dalam tasnya.
Ia membuka kain itu tanpa minat. Di dalam kotak kecil itu terlihat beberapa pil yang mengisi kotak itu. Ada yang warna putih, kuning, pink. Ada yang bulat, lonjong maupun oval.
Tanpa pikir panjang, Boruto langsung saja memasukkan keseluruhan pil itu ke dalam mulutnya dengan sekali gerakan.
"Uhuk! Ukh!"
Karena memakan pil sebanyak itu secara sekaligus membuat Boruto terbatuk-batuk karena beberapa pil nggak bisa masuk ke dalam rongga tenggorokannya.
Tanpa sepengetahuannya, tangan putih terjulur memberikan sebotol air padanya. Nggak pake babibu, Boruto langsung merampas botol itu dan meneguknya dengan cepat.
Yah, ia sudah tau juga itu tangan siapa. Siapa lagi kalo bukan mimit.
Mitsuki menarik lengannya dan memasukkannya ke dalam saku celana. Ia menatap intens pada Boruto yang masih meneguk air hingga air di botol itu habis.
"Apa liat-liat?!" Boruto bertanya dengan nyolot. Ia menutup botol yang sudah habis itu dan mengembalikannya pada Mitsuki.
Mitsuki mengambil botol itu dengan sebal. Ia berjalan menuju tong sampah yang berada di dekat pintu kelas. Baru saja melempar botol itu ke tong sampah, tiba-tiba saja kerah belakangnya di tarik seseorang.
Mitsuki jelas memberontak karena orang itu menarik kerah belakangnya terlalu keras. Ia yakin lehernya memerah karena ulah orang ini.
"Sakit, bego!" Eluh Mitsuki, ia mengelus-elus lehernya yang terasa sakit.
Mitsuki mendongak menatap seseorang yang sedikit lebih tinggi darinya. Baju pria itu rapi, dasinya juga dipasang dan rambut mohawk yang tertata rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love? [KawaBoru]
RomanceDijodohkan dengan orang yang selalu bikin kesel itu gimana sih rasanya? Silahkan tanyakan pada Namikaze Boruto. Perjodohan yang menimbulkan tanda tanya besar tentang masalah masa lalu yang masih membekas. Membuka fakta fakta baru yang tak terelakk...