Bab 7 : Pintu yang Tidak Tertutup

955 146 29
                                    

"Laoshi, apa yang Anda rencanakan untuk Natal?" SiZhui berjalan di samping Lan WangJi, membawa tumpukan kertas.

Lan WangJi, yang juga penuh dengan buku, hampir menghentikan langkahnya. Dia tidak pernah punya rencana khusus setiap Natal. Keluarganya tidak pernah merayakan hari seperti itu. Tidak untuk ulang tahun, juga Natal. Dia selalu sendirian, meluangkan waktu untuk membaca atau bermeditasi di hari libur. Mungkin, ada sesuatu yang menarik di hatinya, mungkin saja dia bisa menelepon orang itu di liburan ini. Dia akan menjawab 'tidak ada' tetapi berubah pikiran dan menjawab.

"Aku belum tahu."

SiZhui menghela napas, guru kesayangannya selalu seperti itu, tidak pernah membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidupnya, "Laoshi bisa mengunjungiku dan Nenekku. Dia akan menyukaimu. Aku sedih sekaligus senang karena hari ini adalah hari terakhir sekolah."

"Terima kasih atas tawaranmu, SiZhui."

Guru dan siswa itu terus berjalan melalui koridor sampai mereka tiba di kantor guru. Kantor itu kosong dan sepi, sebagian besar guru telah mengambil cuti liburan mereka lebih awal. SiZhui berjalan menuju meja yang rapi dan teratur, tidak lain adalah meja Lan WangJi.

Saat dia berjalan, Lan WangJi bisa merasakan dengungan di sakunya. Dia bergegas ke mejanya dan meletakkan buku-buku berat di atasnya.

[Wei Ying]
[tebak di mana aku]
Received 12.37

[Wei Ying]
[Kontak ini telah mengirimi Anda gambar.]
Received 12.37

Lan WangJi mengerutkan alisnya. Gambar itu agak kabur. Tapi dia bisa yakin jika itu potret diri Wei WuXian. Di belakangnya, ada tulisan besar.

Gusu... Stasiun kereta?

Hatinya sedikit bergetar. Wei WuXian berada di Gusu.

[Apakah kau di Gusu?]
Sent 12.38

[Wei Ying]
[yuuup!!!]
Received 12.38

[Tetap di sana.]
Sent 12.38

"Laoshi? Di mana aku harus meletakkan ini?" Lan WangJi menoleh ke arah suara itu. Baru kemudian dia menyadari bahwa SiZhui masih ada di dalam ruangan. "Taruh saja di mejaku, terima kasih. Kau bisa pulang hari ini."

SiZhui mengangguk dan senyum terpampang di wajahnya, "Terima kasih Laoshi, sampai jumpa semester depan."

Saat SiZhui berjalan keluar, Lan WangJi juga mengambil mantelnya dan bergegas ke tempat parkir sekolah. Dia masuk ke dalam SUV putihnya. Lan WangJi sangat bersemangat. Dia tidak tahu dan tidak menyangka Wei WuXian akan datang ke Gusu begitu tiba-tiba. Kehangatan tak terduga lainnya menyebar melalui dadanya.

Jalanan tidak ramai jadi dia hanya butuh 10 menit berkendara ke stasiun. Saat dia mengemudi lebih dekat ke area penjemputan, jantungnya berdebar kencang. Itu adalah perasaan kegembiraan yang akrab. Perasaan yang baru ia sadari baru-baru ini, perasaan yang sebenarnya sudah lama ia rasakan sejak di sekolah menengah.

SUV putih itu berhenti dan Lan Wangji melompat dari mobil. Dia mencari di antara kerumunan. Kemudian matanya tertuju pada seorang pria tampan, berdiri dengan pakaian serba hitam, kontras dengan syal putih yang dikenakannya. Rambut panjangnya diikat sembarangan. Menenangkan hatinya sendiri, Lan WangJi berjalan ke arah pria itu.

"Wei Ying."

Pria berambut panjang itu berseri-seri, dan tiba-tiba Lan WangJi merasakan beban mendarat di bahunya. Lengan Wei WuXian sudah melingkari lehernya. Lan WangJi langsung membeku di tempatnya. Tubuhnya kaku tapi hatinya campur aduk di sana-sini secara gila-gilaan.

A Lifetime Confidant (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang