8 | The Fact

146 22 5
                                    

Haruto berlutut didepan Jaehyuk. Kini suasana benar-benar di luar kendali. Haruto yang penuh luka, Jaehyuk yang marah besar hanya karena Haruto berkhianat.

Jeongwoo sedari tadi menjadi penonton saja ingin memukul Jaehyuk jika Junghwan tidak menahannya dan menunduk seperti meminta Jeongwoo untuk tetap berada disampingnya. Junghwan sangat takut sekarang.

"Jae sudah," Asahi membuka suara ketika Jaehyuk ingin memukuli Haruto yang sudah benar-benar tidak melawan itu.

Namun, Jaehyuk mengabaikannya, ia benar-benar emosi. Ditendanglah Haruto tepat pada bagian pipinya, hingga dirinya ambruk seketika. Karena tak ada perlawanan Jaehyuk pun menginjak-injak Haruto dengan kasar.

"LEMAH LO SEKARANG! HA?!"

Ditendangnya Haruto sekali lagi.

"DASAR PENGKHIANAT!" Jaehyuk berlutut, lalu menatap Haruto dan mencengkeram kerahnya. Mengangkat Haruto, memaksanya untuk menatapnya.

Haruto dilempar kasar dengan Jaehyuk, dan pemuda itu bersiap memukuli Haruto.

"WOY!! MAINNYA UDAH KASAR BANGET BANGKE!"

Jeongwoo emosi sekarang, dia hanya berjulid didalam hatinya. Jeongwoo mendekat, Asahi pun juga. Namun, Asahi lah yang bergerak cepat, mengunci semua pergerakan Jaehyuk dan menariknya menjauh.

Jaehyuk sudah misuh-misuh dibuatnya. Asahi, hanya Asahi lah yang bisa membuat Jaehyuk diam. Karena walaupun jarang mengeluarkan frasa ataupun kekuatannya, Asahi lah yang paling kuat untuk mengunci semua pergerakan Jaheyuk yang sedang emosi.

"NGAPAIN LO, TOLOL BEGO! LEPAS!!!"

Asahi menoel kepala Jaehyuk dengan tangan satunya yang tidak mengunci pergerakan pemuda itu.

"Diem apa gue bunuh, ada 5 pisau di jaket gue, tinggal lu pilih ntar," ucap Asahi lalu melemparkan Jaehyuk ke sembarang arah. Membuat sang empu meringis tak karuan, namun masih mengumpat-umpat tak jelas.

"Diem disana!" Perintah Asahi pada Jaehyuk yang sekarang mengeluarkan air matanya. Sungguh, Jaehyuk itu aslinya Softboy.

Jeongwoo dan Junghwan sekarang sudah berada didepan Haruto yang melemas gak berdaya sama sekali. "To!! Bisa bangun ga Lo? Gue males gendong,"

"Goblo! CK.. mana bisa anjim," rintih Haruto pada Jeongwoo. Hanya dibalas dengan tawa kecil oleh Jeongwoo. Jeongwoo mengangkat tubuh Haruto dari belakang membantu Haruto untuk duduk dan menjadikan tubuh Jeongwoo sebagai sandaran untuk sementara, karena Jeongwoo membutuhkan ancang-ancang untuk mengangkat Haruto berdiri.

Asahi mendekat, lalu memegangi pundak Junghwan. "Bunda Lo nungguin Wan, pulang dulu sono, orangnya nelponin gue mulu," ujar Asahi.

Lalu sedikit menghela napas, Asahi menatap Hatuto, "Jaehyuk lagi tolol aja dia, habis di skors dia ngamuk-ngamuk mulu. PMS kayaknya,"

"GUE LAKI-LAKI BGST!" sewot Jaehyuk yang tidak terima. Haruto tidak ikut tawuran itu karena, orang tuanya mengurungnya. Mereka tahu, Haruto menjadi sangat-sangat baik. Berkat orang itu, Haruto menjadi layaknya anak-anak normal lainnya. Tapi, Haruto seolah-olah menolak untuk tetap bertahan.

Asahi menghela napasnya, lagi, "dia tambah jadi goblok karena mengetahui fakta kalau bang Yoshi yang sudah dianggap kakak sama dia ngasih hatinya buat Lo,"

Haruto yang awalnya menunduk sekarang menatap Asahi dengan lekat. Oh, ternyata Jaehyuk orang yang membuat Haruto penasaran selama ini. Yoshi yang selalu menceritakan sosok anak kecil yang nakal, namun suka menangis kalau terluka, begitu manja, tapi lucu. Cemburu rasanya. Apakah Yoshi juga menceritakan dirinya dihadapan Jaehyuk? Sosok bocah penyakitan, yang berakhir dibantu oleh Yoshi untuk tetap menginjakkan kakinya di dunia?

Dan sekarang Jaehyuk memakinya, berarti Yoshi tak pernah menceritakan tentang dirinya pada Jaehyuk bukan?

"Gue udah meminta Bang Yoshi bertahan setelah kecelakaan itu. Lo ga datang, katanya Lo kritis. Padahal dirinya sendiri juga kritis. Gue ga ngerti apa yang terjadi, tapi katanya, dia akan hidup di dalam hati seseorang, gue kira itu gue.. hah! Kepedean banget, ternyata itu Lo, Haruto. Dia sering cerita ke gue kalau dia punya adik sepupu yang lemah, tapi aslinya kuat," Jaehyuk berujar menjelaskan apa yang ia ketahui.

"Maaf, gue ngehajar Lo, gue kaget, orang sebaik seperti malaikat kek Bang Yoshi ngasih hatinya ke Lo, gue agak ga terima. Tapi, itu keputusan Bang Yoshi, dia tahu, siapa orang yang pantas mendapat hatinya,"

Jaehyuk bangun, lalu menarik tudung hoodie Asahi untuk pergi menjauh setelah membuat keributan yang cukup besar, "Wan, Bunda Lo nelpon lagi!!!"

"Iye Bang, nanti Wawan pulang,"

----

Yedam memandangi pria yang mengaku sebagai ayah Doyoung. Sangar. Batinnya. Bahkan Yedam bisa mencium bau alkohol dari sosok itu.

"Saya keluar dulu Om," ujar Yedam yang merasa suasana mulai canggung, mungkin dia bisa melihat keadaan adik kelasnya yang buat keributan itu. Dan saat Yedam keluar, dilihatnya Haruto sedang dituntun oleh Jeongwoo dan Junghwan.

"Anjir, Lo napa To?!" Panik anaknya.

"Biasa, bocah tabokable dia," ledek Jeongwoo yang langsung diberi satu pukulan dikepalanya.

"Sakit, Haru~" rengek Jeongwoo.

"Iuw, sok imut. Lu cowok geblek! Lakik Woo lakik!" Jijik Haruto nya.

Jeongwoo hanya memutar bola matanya dengan malas. "Udah ditaruh dulu Bang Rutonya, berat," kini Junghwan ikut nimbrung. Dan berakhir Haruto didudukkan di kursi tunggu, Yedam berlari untuk mencari kotak P3K untuk mengobati Haruto.

"Junghwan kan? Tadi udah dipanggil Bunda Lo, Lo ga balik sekarang?" Tanya Jeongwoo.

"Ga Bang... Nemenin Bang Ruto dulu," jawab Junghwan.

"Lo ya, yang beritahu?" Kini gantian Haruto bertanya pada Junghwan, membuat Junghwan langsung menunduk.

"Alasannya nanti aja, gue ga marah,"

Detik berikutnya, pintu kamar Doyoung terbuka dari dalam. Membuat ketika oknum itu terkejut bukan main.

"Anak itu bangun," sosok pria itu pergi dan menjauh begitu saja tanpa ucapan lagi.

------

Yeay Yeay....

Chapter kali ini lebih fokus ke Tono ya... Daripadanya ke Doy. Ya karena Doyoung lagi tidur. Jadi ga ngerti mau kasih gimana lagi. Aku aja ngerasa Chapt kemarin Cringe :(

Jadi yasudah.....

Makasih yang masih nunggu ini book apdet... Walaupun authornya sedikit norak buat booknya....

Makasihhh banget pokoknya....

Tinggalkan jejak ya, terimakasih....

Your brother | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang