8. Mie Ayam

11.5K 1.4K 14
                                    

Aronn tersenyum lega ketika melihat Shea melenggang pergi keluar dari kelasnya karena ucapan Sean. Aronn mengacungkan sebelah jempol ke arah sahabatnya itu ketika Sean cengengesan ke arahnya.

"Gimana? Gue keren 'kan?" Sean menyugar rambutnya ke belakang dengan bangga, setelah berhasil mengusir gadis yang selalu membuat sahabatnya itu kehilangan mood.

"Keren lah! Kata lo tadi bersavage banget! Langsung kabur dia." Edric tertawa seraya melempar kertas yang sengaja ia remukkan ke punggung Sean.

Sean melangkah menghampiri Aronn yang duduk di atas meja dekat Austin. Ia juga bergabung duduk di sana. "Gue jadi heran sama tuh cewek! Udah ditolak Aronn berkali-kali, masih ada nekat nyamperin Aronn tiap hari."

"Itu tandanya dia cinta mati sama Aronn," jawab Austin menggoda Aronn yang tengah duduk di atas meja.

"Buat lo aja, Stin! Gue gak minat!"

Sean dan Edric tertawa. Bisa-bisanya Aronn berkata seperti itu pada Austin. Padahal mereka sama. Sama-sama tidak suka melihat gadis yang bernama Shea itu.

"Lo salah, Stin. Itu bukan namanya cinta mati, tapi terobsesi!" timpal Edric setelah meredakan tawanya.

"Tumben lo pinter!"

***
Kaila, Kinzy, dan Nabila tengah duduk di kantin. Menunggu pesanan mereka datang. Perut ketiga gadis itu sudah keroncongan, belum makan dari pagi. Apalagi setelah menyelesaikan soal ulangan. Energi mereka terasa terkuras.

Setelah pesanan datang dan diletakkan ke atas meja oleh seorang pelayan kantin, ketiganya langsung berterimakasih. Tanpa buang waktu, mereka mulai mengaduk mie ayam yang telah mereka pesan tadi.

Kaila melirik cabe yang terletak agak jauh dari arahnya. Ia mengulurkan tangan untuk menjangkau cabe itu. Namun tidak sampai.

"Nih! Minta tolong sama kita aja, Kai. Tangan lo gak cukup panjang buat jangkau nih cabe." Nabila menggeser botol cabe itu ke tangan Kaila.

"Hehe. Gue sebenarnya gak mau repotin kalian terus." Kaila cengengesan. Ia membuka tutup botol yang berisi cabe itu dan menuangkannya ke dalam mangkok mie ayam miliknya.

Kinzy dan Nabila yang melihat itu saling bertatapan dan geleng kepala.

"Jangan kebanyakan cabe, Kai! Nanti lo bisa sakit perut!" cegah Kinzy dan segera merebut botol cabe itu dari tangan Kaila.

"Gue lagi pengen makan pedes, Zy. Balikin botolnya." Kaila berusaha meraih botol cabe itu di tangan Kinzy. Namun tangannya di tepis oleh Kinzy cepat.

"Big no!" Nanti lo bisa sakit perut Kaila! Itu aja udah banyak banget. Jangan ditambah lagi!" Kinzy memberikan botol itu ke tangan Nabila. "Taroh ke meja di samping lo!"

"Dengan senang hati," jawab Nabila dan terkekeh pelan ketika melihat wajah cemberut Kaila.

"Buruan makan, Kai! Nanti keburu dingin."

Kaila mengangguk, dan mengacungkan jempol. "Minuman buat kita mana? Masa iya dari tadi belum nyampe?" Kaila menatap Nabila meminta jawaban. Karena gadis itu yang memesan.

"Hehe. Gue lupa pesen minum."

"Kebiasaan pelupa!" Kinzy menapak lengan  Nabila pelan, sedangkan Kaila geleng kepala. Mendramatisi keadaan.

Kaila berdiri. "Biar gue yang pesen. Kalian berdua lanjut aja makannya." Kaila melangkah pergi memesan minuman untuk dirinya, Kinzy dan Nabila.

***
Aronn dan ketiga sahabatnya berdiri di pintu kantin. Ia mengedarkan pandangan. Setelah itu melangkah menuju tempat Kinzy dan Nabila berada, diikuti oleh Sean, Austin dan Edric. Kaila tidak terlihat di sana.

Aronn Bagaskara (VERSI LENGKAP DI KUBACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang