Happy reading
03. Diskros
***
Lafiel dan Rara. Mereka berdua berada di ruang guru untuk menceritakan kejadian pagi tadi. Bu April menatap mereka secara bergantian, ia menutup matanya menenangkan pikiran sejenak. Lagi-lagi Rara berurusan dengannya.
Bu April menjadi wali kelas dua belas IPS satu, ya walas mereka berdua. Sudah banyak catatan Rara sering dipanggil ortunya, namun anehnya Rara selalu lolos mendapat banyak dukungan. Mau benar atau pun salah Rara akan selalu menang.
"Jadi, kenapa kamu nampar Rara?" tanya bu April kepada Lafiel membuka pembicaraan.
"Dia menghina mama saya," jawab Lafiel.
"Benar gitu, Ra?" bu April melihat Rara.
Rara menggeleng. "Aku cuman nanya bu dia mau ikut camping atau gak. Aku mau ngebantuin dia buat bayarannya malah dia marah terus nampar aku. Katanya dia gak mau dibantuin, dia tersinggung."
"Maaf kalo bikin tersinggung, tapi gak bermaksud gitu. Aku cuman mau bantuin aja," lanjut Rara menjelaskan. Membuat Lafiel mengepalkan tangannya.
Apa-apaan tadi? Mengarang cerita?! Lafiel tak terima ia berkata. "Bohong! Dia bong bu! Kejadiannya gak kayak gitu!" pekik Lafiel.
"Enggak bu, aku jujur. Sumpah demi Tuhan!." Wajah Rara sengaja di melas-melaskan cewek itu mengeluarkan air mata.
Dalam lubuk hati Lafiel paling dalam, ia sangat sudah gondok dengan Rara. Bisa-bisanya berbohong menyebutkan atas nama tuhan?! Semoga saja tuhan memaafkan orang-orang seperti itu!.
Bu April memijat pangkal hidungnya, bingung entah ia harus percaya sama siapa.
"Ibu percaya kan sama saya?"
Pertanyaan Rara membuat bu April merinding. Banyak kasus yang terlibat dengan Rara, dan ia salah. Namun, bu April harus berpihak padanya. Kalau tidak Rara akan membawa ayahnya. Ia tak mau kehilangan profesinya. Gaji di sini cukup lumayan besar untuk menjadi guru.
"Lafiel, kamu minta maaf," akhirnya bu April.
Lafiel terdiam bertanya dalam hati, mengapa orang yang tidak salah harus meminta maaf?
"Saya tidak salah. Dia yang seharusnya minta maaf kepada saya."
"Orang salah harus minta maaf, Lafiel," tutur bu April lembut.
"Tapi saya tidak salah!" bentak Lafiel.
Baik bu April maupun Rara terkejut melihatnya. Bu April yang tak terima dibentak seperti itu menatap tajam.
"Ibu kasih pilihan. Minta maaf atau kamu diskors selama tiga hari?"
Lafiel menatap bu April dengan tatapan kecewa. Selama ini ia mengenalinya, karena sering membantu untuk memperbaiki nilai rapot untuk kuliah nanti.
"Saya lebih baik diskors," jawabnya.
Meninggalkan tempat. Lafiel tidak mau menginjak harga dirinya disana meminta maaf kepada orang yang bersalah. Di saat membuka pintu ada sebuah kaki di depannya ia mendongak ternyata tantenya.
Lafiel menelan salivanya yang kering. Tantenya bernama Mila itu menarik pergelangan Lafiel membawa ke parkiran.
PLAKKKKKKKKKK!!!
Mata Lafiel melebar menatap tantenya dengan tatapan tak percaya. Nafas Mila terengah-engah seperti habis berlari seharian.
"KAMU! BIKIN MALU-MALUIN!" Teriak Mila. Lafiel menggigit bibir bawah dengan keras menahan untuk menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
What did I do wrong?
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Dibully tidak lah menyenangkan. Kamu tidak akan tau bagaimana menjadi korban bullying. Lafiel bertumbuh besar dengan hinaan dan cacian. Hidupnya sangat hampa tidak pernah merasakan rasa cinta dan sayang. Bertahun-tahun men...