ZEROUN-4

2 0 0
                                    

Happy reading 🖤🖤🖤

Kini semua anggota geng Zeroun sudah berkumpul di belakang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini semua anggota geng Zeroun sudah berkumpul di belakang sekolah. Dengan jaket kebanggaan Zeroun yang terpasang gagah di tubuh mereka masing-masing.

Bentrok dadakan ini tidak membuat semuanya takut. Malah semua anggota Zeroun semangat ingin segera adu jotos. Kalau kata Marva mah nandain muka orang.

"Marva, periksa satu-satu anggota. Pastikan ngga ada yang bawa senjata satupun" perintah Carlos.

"Siap bos."

Bukan apa, Carlos hanya tidak mau nama gengnya di cap tidak baik oleh masyarakat karna melibatkan benda-benda tajam.

Sejauh ini Zeroun di kenal sebagai anak geng motor yang baik, sering membagikan sembako dan tidak pernah membuat kekacauan di jalanan.

"Ga ada yang bawa senjata, aman bos" ucap Marva sambil mengacungkan jari jempol nya.

"Mereka di depan" ucap Aarav.

Semua anggota langsung menaiki motornya masing-masing sambil menunggu arahan berikut nya.

"Ingat jangan terlalu fokus menumbangkan lawan, lihat keadaan sekitar. Kalau ada yang liat anggota yang lain dalam keadaan kewalahan langsung tolong" ucap Zayn memberi arahan.

"ZEROUN!!!" Teriak Carlos.

"ONE IS HURT, ALL WILL DEAD!"

Semua melajukan motornya ke arah depan sekolah, tempat yang akan menjadi medan perang kali ini.

Dari kejauhan sudah bisa mereka lihat segerombolan anak motor yang tak lain adalah geng Grexa, Mulai mendekat ke arah mereka. Semua turun dari motornya masing-masing.

"Hei jumpa lagi" sapa Sergio yang tak lain adalah wakil ketua Grexa.

"Ga kapok kapok ye lo, noh ketua Lo lagi sekarat urusin hahaha" ledek Marva  yang di sambut tawa menggelegar teman-temannya.

"Bacot Lo bangsat!" Umpat Reno salah satu anggota Grexa.

"Ihh atuuuttt" ledek Kenzi lalu tertawa bersama Marva. Receh memang.

"Mau apa lagi Lo?" Tanya Carlos tenang.

Sergio mendecih. "Gue mau Lo minta maap ke ketua gue sekarang."

Carlos terkekeh pelan."Gak salah denger gue?" Tanya Carlos dengan nada meremehkan.

"Ketua Lo itu yang cupu, satu pukulan aja langsung tumbang" lanjut Carlos meledek.

"Bangsat Lo, serang!!!"

'Bugh'

Satu pukulan berhasil mendarat di wajah tampan Carlos. "Jangan harap kali ini Lo menang, bangsat!" Umpat Sergio.

Carlos tersenyum licik, "Kita liat nanti."

Setelahnya pukulan bertubi-tubi mendarat di wajah Sergio. Saat hendak menendang wajah Sergio, gerakan nya berhenti mendengar teriakan perempuan yang sangat melengking.

"STOP!!!"

Semua tatapan kini terpusat ke arah perempuan bercardigan cream.

"Zeline" panggil Zayn pelan. Perasaan khawatir mulai menghampiri nya, bagaimana bisa adik nya ada disini.

Carlos yang melihat perempuan itu sempat terpana sebentar, sebelum akhirnya ia sadar. "Pergi dari sini" ucap Carlos dingin.

Zeline yang kebetulan berada di depan Carlos menaikkan sebelah alisnya bingung. "Kenapa gue harus pergi, Lo semua yang harusnya bubar atau ngga gue bakalan aduin lo semua ke BK!" Teriak Zeline dengan berani.

"Lo semua juga, gue bakal aduin kalian ke kepala sekolah kalian" tunjuk Zeline ke arah anggota Grexa.

Anggota Grexa yang khawatir dengan ancaman Zeline langsung pergi menaiki motornya masing-masing. Bukan karna takut, tetapi masalah kemaren belum selesai.

"Masalah kita belum kelar" ucap Sergio ke arah Carlos. Lalu setelah nya anggota Grexa semuanya pergi.

Zeline yang melihat Grexa sudah pergi langsung mengedarkan pandangannya mencari keberadaan kakaknya. Dapat.

"Kak Zayn, sini Lo!" Teriak Zeline.

Zayn meringis pelan, lalu berjalan ke arah adiknya. Semua yang ada disana terheran, sejak kapan Zayn memiliki adik.

"Gila, adik nya Zayn cantik banget" gumam Marva pelan.

"Iye bang, gila ini mah titisan bidadari" sambung Kenzi. Ntahlah, Kenzi memang seperti listrik.

Berbeda dengan yang lain, Aarav hanya biasa saja melihat Zeline karna ia dan Zeline sudah dekat sejak lama.

Zeline memelototkan matanya ke arah Zayn. "Sejak kapan Lo ikut geng kaya gini bang?" Tanya Zeline sarkas.

Zayn yang bingung hendak menjawab apa hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tar deh gue jelasin di rumah, sekarang kita pulang dulu."

Zeline hanya mendelik kesal ke arah Zayn lalu mengikuti langkah kaki kakaknya.

"Lo pada ikut ke rumah gue gak?" Tanya Zayn ke arah Aarav, Marva dan Carlos.

"Ikut" ucap Aarav yang di angguki Marva. Sedangkan Carlos hanya mengikuti mereka.

"Bang, gue boleh ikut gak?" Tanya Kenzi. Zayn hanya mengangguk.

"Yang lain terserah mau kemana, yang mau balik ke basecamp silahkan yang pulang juga silahkan." Ucap Carlos.

Zeline yang memperhatikan Carlos, mendelik kesal ke arah Carlos. Ia masih kesal kepada cowok itu sejak insiden tadi.

Gue tandain muka Lo!

Jangan lupa vote dan komen:()

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen:()

TBC.

ZEROUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang