Di sebuah kerajaan tersembunyi di balik pegunungan yang tinggi, terdapat dua klan yang saling berseteru selama berabad-abad, klan tersebut adalah klan Werewolf dan klan Vampir. Jeno adalah pangeran werewolf yang gagah berani, telah dilatih sejak kecil untuk menjadi pemimpin klannya dan melindungi rakyatnya dari ancaman apapun, termasuk vampir. Tidak hanya keberanian yang menjadi bekal Jeno, tetapi juga kebencian yang mendalam terhadap vampir, musuh abadi klan warewolf.Di sisi lain, Renjun, seorang pangeran vampir yang bijaksana, juga memikul tanggung jawab besar untuk memimpin klannya dengan adil dan menjaga tradisi mereka. Meski tumbuh dengan cerita-cerita penuh kebencian terhadap werewolf, Renjun selalu memendam rasa penasaran akan dunia luar.
Suatu hari, saat Jeno memimpin patroli di perbatasan wilayah warewolf, Jeno merasakan ketegangan di udara. Ada sesuatu yang tidak beres. Setelah beberapa saat, Jeno menemukan kelompok vampir yang sedang melakukan aktivitas mencurigakan di wilayah perbatasan. Jantungnya berdegup kencang saat Jeno memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh. Ketika Jeno tiba di lokasi yang dimaksud, Jeno tidak hanya menemukan vampir, tetapi juga pangeran vampir itu sendiri... Renjun.
Jeno tidak bisa menahan rasa marahnya. “Apa yang kau lakukan di wilayah kami, pangeran vampir?” Tanya Jeno, dengan penuh ketegangan.
Renjun, dengan tatapan tenang dan sikap mengintimidasi, memandang Jeno. “Aku datang untuk menyelidiki laporan tentang aktivitas werewolf di perbatasan,” jawab Renjun dengan nada dingin.
“Namun, sepertinya aku malah menemukan pangeran werewolf yang gagah berani.”
Tatapan mereka bertemu, dan dalam sekejap, ada sesuatu yang berbeda dalam udara. Ketegangan dan kebencian yang biasanya mengisi setiap pertemuan dengan vampir kini digantikan oleh rasa ingin tahu yang mendalam.
“Kau tahu siapa aku, tapi kau tidak takut?” Tanya Jeno, merasakan perasaan aneh yang mulai tumbuh.
Renjun mengangkat alisnya sedikit. “Aku tidak tahu harus merasa takut atau tertarik,” jawab Renjun, dan Jeno bisa merasakan nada sarkastis di balik kata-katanya.
“Bagaimana denganmu? Apakah kau tidak merasa seharusnya kita saling bertarung daripada berdiri di sini dan berbicara?”
Jeno merasa terjebak antara kemarahan dan keinginan untuk terus berbicara. “Mungkin kita seharusnya bertarung. Tapi entah kenapa, aku merasa sepertinya ada hal lain yang lebih penting,” kata Jeno, suaranya bergetar sedikit.
Dengan sikap yang penuh rasa ingin tahu, Renjun menjawab, “Kalau begitu, mari kita lupakan sebentar kebencian ini. Setidaknya sampai kita tahu lebih banyak tentang satu sama lain.”
Mereka mulai bertemu secara rahasia, jauh dari pandangan kedua klan. Di bawah sinar bulan dan di tengah hutan yang tenang, mereka berbagi cerita tentang kehidupan mereka, harapan, dan ketakutan. Jeno mulai melihat sisi lain dari pangeran vampir yang selama ini aku anggap sebagai musuh. Renjun menceritakan tentang beban yang harus dirinya tanggung sebagai pangeran vampir dan tekanan dari keluarganya untuk memimpin dengan cara tertentu.
“Kadang-kadang aku merasa seperti terjebak dalam peran yang sudah ditentukan untukku,” kata Renjun suatu malam, saat mereka duduk di bawah pohon besar.
“Aku ingin tahu bagaimana rasanya hidup tanpa semua ekspektasi dan tradisi yang membebani.”
Jeno mengangguk, merasa terhubung dengan perasaan itu. “Aku juga merasakannya,” kata jeno.
“Kita berdua sepertinya terjebak dalam dunia yang penuh dengan kebencian dan tanggung jawab yang tak kunjung habis.”
Namun, pertemuan kami yang semakin sering tidak luput dari pengawasan keluarga kami. Raja Donghae, ayahku, mulai mencurigai adanya sesuatu yang tidak beres di perbatasan. Jeno bisa merasakan ketegangan di dalam istana ketika sang raja mulai menanyakan tentang aktivitas di wilayah perbatasan kami.
Di sisi lain, Ratu Irene, ibunda Renjun, juga mulai merasa ada sesuatu yang tidak biasa. Dia memanggil Renjun untuk berbicara.
“Renjun, aku mendengar kabar dari para pengawal bahwa ada aktivitas aneh di perbatasan. Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya sang ratu, nada khawatir terlihat jelas di wajahnya.
Renjun mencoba untuk tetap tenang. “Ibu, aku hanya melakukan patroli biasa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” jawabnya, meskipun dia sendiri merasa tegang.
Namun, tidak ada yang bisa menyembunyikan kebenaran untuk selamanya. Keluarga mereka segera mengetahui tentang pertemuan rahasia antara kedua pangeran dan hubungan yang berkembang antara mereka. Ketika berita itu tersebar, konflik antara klan kami semakin memuncak. Klan Werewolf dan Vampir saling menyerang, dan situasinya semakin genting.
Di tengah semua kekacauan itu, ancaman baru muncul kelompok manusia pemburu makhluk supernatural yang telah lama mengintai klan mereka. Kelompok tersebut berencana untuk menghancurkan werewolf dan vampir sekaligus. Ketika Jeno dan Renjun berhadapan dengan ancaman ini, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa cinta mereka mungkin harus dihadapi dengan pengorbanan besar.
“Jeno, kita harus melawan mereka bersama. Ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan klan kita,” kata Renjun dengan nada serius, tangannya menggenggam erat tangan Jeno.
Jeno menatap Renjun dengan penuh tekad. “Aku tahu. Kita tidak bisa membiarkan kebencian mengalahkan kita. Kita harus bersatu untuk menghadapi ancaman ini.”
Dengan persatuan yang terjalin antara kami dan dukungan dari para pengikut setia, mereka memulai perjuangan untuk melawan pemburu makhluk supernatural dan mengatasi perpecahan antara klan mereka. Perjuangan ini menjadi ujian terbesar bagi cinta kami dan masa depan klan. Mereka harus menunjukkan bahwa cinta mereka lebih kuat daripada kebencian dan ancaman yang mengancam hidup keduanya.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
JenRen Box (For Your Jellies)
FanficOneshoot/Twoshoot/Series about NoRen 1#The prince 2#.....