TIO #2

2.5K 351 228
                                    

Halo september! Kalian juga!

Ada yang kangen saya? Ada yang kangen book ini? Akhirnya saya gak ingkar janji huhu...

Yuk ramein! Biar mood saya makin naik dan cerita yang lain bisa nyusul buat di update ^^

Warn! 2395 word, agak panjang ya bun! Hehe

Happy Reading 🖤






















Pemuda cantik itu berjalan pelan dengan dua gelas red wine dimasing-masing tangannya. Ia mengulas senyum tipis kepada pemuda yang mengantarkan minuman untuknya, tepatnya di sebuah kamar. Dengan kimono berwarna hitam yang tipis dan menerawang, Baekhyun menghampiri pemuda yang ia ketahui bernama Chanyeol.

"Aku harus meninggalkan temanku karena dirimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku harus meninggalkan temanku karena dirimu." Sindirnya secara halus.

Baekhyun memang tak menunjukkan wajah jengkel dan kesalnya, ia masih mempertahankan senyum tipisnya. Namun tak dapat dipungkiri jika ia merasa bersalah sudah meninggalkan Daehyun di kamar sebelah dalam keadaan tak sadarkan diri setelah Chanyeol menariknya paksa.

Pria tampan itu terkekeh tipis. Ia kemudian mengambil segelas red wine yang diberikan Baekhyun untuknya. Menyesapnya sedikit, sebelum ia letakkan di atas nakas dan kemudian menyamankan dirinya di pinggir ranjang.

Manik sehitam jelaganya, bola matanya yang bulat itu bisa melihat lekuk tubuh Baekhyun dari balik kimono tipisnya. Tak ada sehelai benangpun yang menghalangi bagian atas tubuhnya dan sebuah celana dalam bermerek berwarna hitam saja menutupi bagian bawahnya. Itu juga tidak sempurna, Chanyeol bisa melihat tonjolan di sana.

Baekhyun yang melihat kemana arah mata Chanyeol hanya tersenyum miring. Pria muda itu masih dengan santainya menyesap wine dengan anggun. Ia sedikit menyesal kenapa tidak membawa rokok miliknya, mulutnya mulai sedikit asam.

"Jadi, apa kau menerima tawaranku?" Chanyeol tak bisa menahan keinginannya. Sudah cukup ia berbasa-basi, walau sebenarnya gugup melanda dirinya. Ia bahkan tak sadar mengetuk ujung sepatunya, suasana nampak canggung.

Pria tampan itu tak menyangka bahwa respon Baekhyun biasa-biasa saja. Menurut pengamatan dan pengalaman para teman-temannya, biasanya seorang pelacur di club akan agresif dan beriatuf untuk memulainya duluan. Tapi Baekhyun malah diam sembari menawarkannya minuman.

Pria cantik itu tersenyum sebelum meletakkan gelasnya di atas meja kecil. Omong-omong di dalam kamar ini ada sebuah sifa panjang. Baekhyun duduk disana, berseberangan dengan Chanyeol. Kaki kanannya kini bertumpu di kaki kirinya. Menyibak kimono yang pada dasarnya memang sudah pendek, hingga terpampanglah paha mulus miliknya.

"Aku menolak." Jawabnya dengan santai. Berbeda dengan respon Chanyeol yang tampak melotot tak percaya. Baekhyun terkekeh tipis. Ia menyangga dagu dengan tangannya, sikutnya kini bertumpu diujung pahanya. "Kenapa kau sangat ingin membawaku ke kasur, Tuan Park?"

Take It Off [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang