05 - Hadiah dan Kejutan

5.9K 611 22
                                    

Zeth terbangun begitu saja, yang membuatnya terasa aneh. Biasanya ia selalu memimpikan gadis itu...

Ia mengedarkan pandangannya, sinar matahari sudah menembus melewati gorden jendela kamarnya, sepertinya ia bangun terlalu siang. Kepalanya kembali berdenyut menyakitkan, dan lengannya kembali terasa panas. Ia melihat ke arahnya, dan cap dengan lambang pusat kota masih terlihat jelas di sana. Seharusnya cap itu sudah mulai memudar hari ini.

Zeth bangun dari kasurnya dan melihat baju serta celana yang terlipat rapi di atas meja dekat kasurnya. Apa Bibi Et yang menyiapkannya? Biasanya dia tidak pernah melakukannya.

Zeth mengenakan pakaian itu, lalu turun menuju ruang tengah. Aroma sup daging kembali menggelitik hidungnya, Bibi Et sedang menata piring di meja makan.

"Selamat pagi, Bibi," kata Zeth, membuat Bibi Et sedikit terkejut lalu menengok ke belakang.

"Oh Zeth, ternyata itu kau," tawanya renyah. "Selamat pagi, Zeth. Ayo kita makan," katanya, sambil menuangkan sup daging pada piring Zeth.

Bibi Et duduk di kursinya, "Zeth, apa kau masih mau tinggal di sini?" tanya Bibi Et tiba-tiba.

Kening Zeth berkerut. Aneh, Bibi Et menanyakan hal itu? "Iya Bibi.. mungkin sampai aku mendapat pekerjaan, aku akan mencari tempat tinggal."

Bibi Et menggelengkan kepalanya. "Bukan begitu maksudku. Kau boleh tinggal di sini. Kamar sebelumnya yang kau tempati tidak terlalu buruk, bukan? Ada dua kamar kosong di rumahku." Ia tersenyum hangat pada Zeth. "Dan jika kau memang ingin cari tempat tinggal lain, tidak apa-apa. Tapi setidaknya, tunggu sampai lukamu sembuh."

Kening Zeth semakin berkerut, melihat Bibi Et yang tersenyum hangat pasti dia tidak bercanda. "Maksud Bibi? Aku kan sudah tinggal di sini ... tunggu, aku sakit apa?"

Bibi Et berdeham, lalu menunjuk kepala Zeth. "Kepalamu masih cedera. Kemarin, aku dan suamiku menemukanmu di sisi sungai dekat pagar pembatas kota ini. Sepertinya kau kehilangan ingatan, kau bilang kepada kami kalau namamu Zeth," lalu ia menunjuk lengan sebelah kanannya, "dan kau bilang.. kau berasal dari kota yang berlambang seperti cap yang ada di lengan kananmu. Aku dan suamiku tidak tahu kota apa yang berlambang seperti itu.. maafkan kami."

Zeth mulai tidak mengerti, kemarin ia jatuh ke sungai? Bukankah ia langsung pulang ke rumah setelah mengantar Elen? Dan hei, ia sudah tinggal di sini lama sekali! Kenapa Bibi Et mengatakan kalau dia hanya tinggal berdua dengan Paman Josh? Dan lambang yang ada di lengan kanan.. bukankah ini lambang pusat kota? Apa mungkin Bibi Et menjahilinya? Karena ia berulang tahun hari ini? Ya.. pasti benar.

"Bibi, tolong jangan bercanda. Kau hanya pura-pura untuk mengejutkanku, 'kan?"

Bibi Et mengerutkan kening. "Untuk apa aku bercanda? Apa kau lupa?" Bibi Et berdiri, berjalan ke arah Zeth, lalu memegang kepalanya yang dibaluti perban—yang entah sejak kapan ada di sana. "Kemarin aku dan suamiku menemukanmu di sisi sungai. Namamu Zeth, kau.. kehilangan ingatanmu, hanya mengingat namamu, dan lambang yang ada di lenganmu."

"Tunggu, Bibi dengar. Aku sama sekali tidak lupa! Aku tinggal bersamamu di rumah ini sudah lama. Lalu lambang yang ada di lenganku ini lambang pusat kota! Aku mendapatkannya saat penyuntikan anti-virus, dan itu baru kemarin!"

"Zeth, aku sudah melaporkannya pada penjaga.. mungkin mereka tahu tempat tinggalmu."

"Untuk apa? Aku tinggal di sini, Bibi!" Bibi Et sudah keterlaluan. Tentu dirinya akan marah walau itu hanya gurauan. Ia berdiri dari kursinya, lalu berjalan keluar rumah itu.

Mungkin nanti Bibi Et akan menyesalinya. Batinnya.

Entah kenapa, ada perasaan aneh saat Zeth menginjakkan kaki ke luar rumah. Apa ini? Kenapa rasanya sangat berbeda ... seperti suasana di desa ini sangat berubah.

[✓]The Oblivion: The Unknown WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang