Semesta Dan Segala Rencananya

45 13 5
                                    

Author POV

3 tahun kemudian.

    Tiga tahun telah berlalu, hubungan di antara Eita dan Alana masih tetap berjalan seperti biasanya. Tak hanya hubungan keduanya yang semakin erat, namun mereka berdua pun sudah saling akrab dan mengenal lebih jauh keluarga satu sama lain. Eita kini semakin sibuk dengan dunia perkuliahannya, ia juga mengambil beberapa pekerjaan part time di beberapa Cafe. Ia juga kini tak lagi bermain band sejak tragedi yang menimpa gitaris mereka, Suna Rintarou.

Sementara Alana kini baru saja memasuki dunia perkuliahan, ia berkuliah di salah satu Universitas yang sama dengan Eita. Berbeda dengan Natasha yang mengambil program studi Kedokteran, Alana memutuskan untuk mengambil program studi Ilmu Hukum.

    "Udah beberapa bulan disini tapi aku masih gak hafal letak kantin dimana.." Terlihat Alana nampak kesusahan karena ia membawa banyak barang di kedua tangannya, ditambah lagi bahu dan telinganya sedang menahan ponselnya agar tidak terjatuh. "Masih lama gak? Ayo dong aku laper.." Ucap temannya. "Iya iya sabar, bentar lagi aku sampe." Jawab Alana.

Brak!

Alana tersungkur jatuh karena seseorang tak sengaja menubruk bahunya dengan sangat keras, barang-barang yang ia bawa pun ikut berjatuhan seperti ponselnya serta beberapa kertas dan buku. "Maaf maaf.. Saya gak sengaja. Kamu gak apa-apa?" Tanya seorang pria. Alana menggelengkan kepalanya dan kemudian membereskan barang-barangnya yang berserakan, pria tersebut ikut membantu Alana.

    "Maaf sekali lagi, saya beneran gak sengaja nabrak kamu kayak tadi." Pria tersebut mengulurkan tangannya ke arah Alana dan membantunya untuk berdiri. "Gapapa kok hehe, salah aku juga tadi barang-barangnya gak langsung dimasukin ke totebag." Jawab Alana. Namun pria tersebut terkejut karena tak sengaja melihat telapak tangan Alana yang lecet dan sedikit berdarah, ia meraih tangan Alana dan melihatnya sekali lagi untuk memastikannya.

"Eh ini berdarah, yaudah ikut saya aja. Saya obatin kamu,"

"T-tapi-"

Pria tersebut menarik tangan Alana dan membawanya menuju arah Fakultas Kedokteran. Ia kemudian masuk ke dalam ruang praktikum yang sepi dan menyuruh Alana untuk duduk di bangku yang kosong, pria tersebut menghampiri bangku Alana dan membawa sebuah kotak P3K. "Maaf ya.. Gara-gara saya, kamu jadi lecet gini tangannya." Ucapnya. "Eh gapapa kok, luka kecil doang ini kok." Timpal Alana.

    Sesaat kemudian suasana menjadi hening
Pria itu fokus mengobati luka Alana, sementara Alana merasa canggung dengan kondisi seperti ini. "Nama kamu siapa? Dari Fakultas mana?" Tanya pria tersebut. "Saya Alana, dari Fakultas Hukum. Kalo kamu..?" Pria tersebut kemudian menempelkan plester di tangan Alana dan tersenyum ke arahnya. "Saya Keiji Adhikari Akaashi dari Fakultas Kedokteran, salam kenal ya." Timpal Keiji.

Pria tersebut bernama Keiji Adhikari Akaashi, ia berasal dari Fakultas Kedokteran dan ia sudah menginjak semester 3 tahun ini. "Ah iya, ini aku manggilnya apa ya? Kak Keiji apa gimana?" Tanya Alana. Keiji yang merasa gemas dengan reaksi Alana kemudian mengusap rambutnya secara lembut. "Panggil aja senyaman kamu, saya si gak masalah mau dipanggil apa juga." Jawab Keiji.

    Keiji pun memutuskan untuk mengantar Alana menuju kantin karena merasa kasihan kepada Alana yang tersesat. Sementara itu, Alana menaruh rasa penasaran lebih terhadap sosok Keiji ini. Senyumnya dia dan bagaimana cara dia berbicara mengingatkannya kepada teman masa kecilnya, sayangnya Alana hanya dapat ingat bahwa sosok teman masa kecilnya itu bernama Dhika. Ia tak dapat mengingat nama lengkapnya.

    "Loh, Na? Kok dianter sama Kak Keiji?" Natasha terkejut karena mendapati Alana yang kini bersama dengan Keiji, seniornya. "Oh kalian temenan? Saya tadi nganter dia karena tersesat." Natasha masih memasang wajah terkejutnya, sementara Alana menyuruh Natasha untuk tidak menunjukkan reaksi yang aneh kepada Keiji.

[✓] Eita, dan Semesta ¦¦ Semi Eita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang