Bab 12 Bertemu di Acara Reuni

6.1K 398 9
                                    

Belakangan ini, Jenny disibukkan dengan kegiatan menyaring beberapa tawaran pekerjaan, yang masih bisa diambil Ghea sebelum benar-benar mundur dari dunia hiburan.

Entah kenapa, mendekati hari dimana Ghea akan menyampaikan keputusannya di depan wartawan, kontrak dengan nominal yang lumayan bertubi-tubi masuk, bahkan beberapa diantaranya meminta Ghea menjadi brand ambassador dengan durasi dua sampai lima tahun.

"Jika saja kondisimu wajar, aku bisa menyebutnya rejeki dedek bayi, tapi karena kamu hamil tanpa tahu siapa yang menghamilimu, aku bisa bilang ini cobaan."

Ghea hanya menipiskan bibir, Ia menyambar beberapa kertas yang sedang managernya periksa. "Bagaimana kalau mengambil yang ini?" Ghea mengulurkan sebuah kertas permintaan menjadi brand ambassador dari sebuah produk perhiasan.

"Bukankah yang di foto hanya bagian tangan dan wajah, tidak perlu seluruh badan. Kamu bisa mengajukan kita memakai fotografer sendiri," usul Ghea.

Jenny terlihat menekuk bibirnya, Ia tidak ingin langsung mengiyakan saran Ghea. "Biarkan aku memikirkannya dulu! bagaimana pun aku sendiri nanti yang repot jika terjadi apa-apa."

Ghea mengedikkan bahunya, memilih membiarkan saja Jenny yang masih sibuk dengan rencana-rencana untuk dirinya.

"Ghe, apa benar kamu tidak ingat melakukan one night stand itu dengan siapa?" tanya Jenny untuk yang kesekian kali. "Bukankah pria itu harus tahu, jika kamu mengandung darah dagingnya?"

"Tidak, dia tidak perlu tahu. Aku akan membesarkan anakku sendiri." Ghea menjawab dengan tegas.

"Apa kamu tidak berpikir tentang masa depanmu? kamu juga butuh mencari pendamping hidup Ghe."

"Aku akan mencari pria yang mau menerima keadanku apa adanya, yang mau menyanyangi dan memperlakukan anakku seperti anak kandungnya."

Jenny terdiam mendengar ucapan Ghea, terkadang gadis itu bisa bersikap jauh lebih dewasa dari dirinya. Melihat sang manager yang hanya terdiam, Ghea pun meraih jurnal Jenny. Meskipun sudah ada teknologi bernama tablet dan laptop, managernya itu masih saja menulis manual semua jadwalnya di sana.

"Minggu ini apa aku jadi mengisi acara reuni yang kamu bicarakan itu?" tanya Ghea.

"Hem ... banyak yang bilang acara reuni itu isinya kumpulan sultan, siapa tahu ada yang menawarimu jadi brand ambassador lagi."

"Untuk apa? aku juga mau vacum ini," jawab Ghea dengan santainya.

_
_
_
_
Beberapa hari kemudian

Malam itu, Ghea datang ke sebuah hotel bintang lima bersama managernya untuk mengisi acara reuni alumni sebuah SMA ternama. Ghea sedikit kaget, karena baru kali ini dia mengisi acara temu kangen yang melebihi pesta pernikahan.

Menunggu di sebuah ruangan yang terhubung dengan lokasi acara, seorang panitia acara yang juga alumni SMA itu terlihat berdebat dengan Jenny.

"Ada apa?" tanya Ghea sedikit curiga.

"Begini, salah satu teman kami akan melamar teman kami lainnya, bisakah kamu menyanyikan lagu milik Yovie and Nuno yang berjudul janji suci?"

Dengan senyuman lebar, Ghea pun menjawab dengan penuh percaya diri. "Tentu saja!"

Selang setengah jam setelah acara reuni itu dimulai. Sorak sorai semua orang menggema karena acara surprise lamaran yang dilakukan teman mereka. Ghea pun mulai memperdengarkan suara indahnya untuk mengiringi sang pria yang tengah berlutut meminta sang gadis menjadi istrinya, sesuai persetujuannya tadi.

Daniel yang menyempatkan datang ke acara reuni SMA nya itu tersenyum melihat kelakuan temannya. Namun, senyumnya tiba-tiba hilang saat sadar ternyata Ghea yang tengah bernyanyi. Ia terpaku, matanya memindai gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Hei Niel!" sapa seorang temannya. "Apa kamu ingin berfoto dengan Ghea setelah dia selesai menyanyi? aku dengar kamu menyumbang paling banyak untuk acara ini."

Teman Daniel yang bernama Nathan itu terlihat merapat dan membisikkan sesuatu ke telinganya. "Atau kamu ingin tidur dengannya?"

"Apa maksudmu?" raut muka Daniel berubah, Ia tidak suka dengan ucapan temannya itu.

"Aku tahu, setelah Abel meninggalkanmu, kamu sering meniduri wanita yang berbeda setiap hari," ucap Nathan.

Daniel pun tidak ingin terpancing dengan tingkah temannya itu, dia memilih pergi setelah mengancam. "Jika kita tidak sedang berada di acara seperti ini, aku pasti sudah merobek mulutmu."

Tersenyum sinis sambil menyesap minumanya. Daniel menepuk pundak Nathan sebelum berjalan pergi.

***

Ghea sudah selesai membawakan tiga lagu sesuai dengan kontrak perjanjian mengisi acara itu. Saat hampir meninggalkan lokasi acara, beberapa orang meminta berfoto bersamanya. Sebagai artis yang terkenal rendah hati, Ghea pun meladeni.

Sampai giliran pria bernama Nathan itu yang meminta foto dengannya. Ghea sedikit risih karena pria itu memeluk pinggangnya.

"Maaf!" ucap Ghea sopan. Namun, pria itu sama sekali tidak peduli. Sampai, seorang gadis mendekat dan langsung memelintir tangan Nathan.

"Aww ... sakit-sakit!" pekik Nathan. "Lepaskan Bel!"

Semua orang menatap Isabelle, bukannya mereka tidak tahu kelakuan Nathan, tapi mereka memilih diam.

"Dia tidak nyaman, dan sudah memintamu berhenti tapi tetap saja kamu bebal." Abel membela Ghea, tapi tak disangkanya Nathan malah mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan.

"Artis seperti dia pasti open BO untuk bertahan hidup, sok suci!"

PLAK

Ghea menampar pipi Nathan. Semua orang pun terperanjat karena gadis itu terlihat meneteskan air mata. Sekuat apa pun hati Ghea, Ia juga tetap manusia biasa, yang bisa sakit hati mendapat pelecehan seperti itu.

"Berani-beraninya!"

Nathan mendorong Ghea, gadis itu hampir saja terjengkang ke belakang. Beruntung Daniel dengan sigap memegangi kedua sisi lengannya. Abel yang masih berdiri di dekat sana pun terkesiap melihat mantan kekasihnya.

"Jangan menyentuh wanitaku!" ucap Daniel dengan tatapan yang membunuh. "Minta maaf atau ku patahkan tanganmu!"

Ghea membeku, Ia hanya bisa sedikit mendongak memandangi wajah Daniel.

"Papa Kudanil."

A Baby BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang