Aku keluar dari ruang kelas "PS101" setelah menyelesaikan jadwal kuliah terakhirku hari ini. Karena sudah nggak ada jadwal kuliah lagi, aku memutuskan untuk kembali ke kost saja.
Cuaca siang ini cukup terik, sehingga aku malas untuk ikut ajakan teman-teman jurusanku yang akan pergi makan bersama di kantin utama. Meskipun kantin berada di ruangan tertutup, tetapi tidak ada Air Conditioner (AC) disana. Mungkin karena kantin utama dikelilingi oleh pohon-pohon yang cukup besar dan rindang.
***
Setelah memasukkan motor di garasi, aku bergegas masuk ke dalam rumah kost. Sebelum masuk ke kamar, aku mendengar sayup-sayup suara orang sedang berbincang di ruang tengah. Aku bergerak ke arah sumber suara itu berasal. Ternyata Andini tengah duduk berdua dengan Ibu Kost.
Aku cukup tersentuh dengan apa yang aku lihat. Seorang perempuan muda dan tua itu seperti tidak memiliki masalah sebelumnya. Sesuatu yang cukup langka karena kita hidup di negara yang penuh drama. Apalagi jika sesama perempuan punya masalah. Pasti urusan dramanya akan sangat berlebihan. Tapi aku melihat kedamaian disana. Andini yang telah berdamai dengan ego dan mampu menerima kesalahannya. Jika aku berada di posisi Andini, mungkin aku akan mengurung diri di kamar dan berusaha agar tidak berkonfrontasi langsung dengan Ibu Kost. Entah untuk selang waktu berapa lama.
***
Jika melihat sosok Ibu Kost, mungkin kalian akan langsung ketakutan karena tidak ada keramahan sama sekali di wajahnya. Orang bisa dengan mudah men-judge Ibu Kost sebagai seorang yang ketus dan judes hanya dari penampakan luarnya.
Tapi jauh menelisik kedalam sosoknya yang cenderung tertutup itu, aku melihat ada sayap tak terlihat yang membentang dari balik punggungnya. Sayap itu bisa membawanya terbang tinggi ke tempat yang indah, tapi Ia seperti memilih bertahan dan mengurung dirinya dengan kesibukan sebagai Ibu Rumah tangga sekaligus menjalankan bisnis sewa kost yang dihadiahkan oleh suaminya setelah kelahiran Putri pertama mereka.
Sayap tak terlihat itu seharusnya bisa memberikan kebebasan hidup bagi wanita modern. Namun kebebasan bisa menjadi bumerang jika kita tidak memiliki arah tujuan yang jelas dan tidak siap terbang menerjang badai yang menanti di depan kita.
Apakah memang semua wanita dewasa tidak perlu terlalu bersinar dengan memaksimalkan kemampuannya?
Sejauh yang aku ketahui, Ibu Kost menyelesaikan pendidikan Sarjana di jurusan Ekonomi salah satu PTN terbaik dengan nilai hampir sempurna. Itu sebenarnya modal yang sangat cukup untuk berkarir sebagai Banker di Ibu Kota. Tapi Ibu Kost memilih tinggal di kota kecil yang tidak bisa memberikannya spotlight.
-----------------------------------------‐‐------------------
Instagram : @kost_anti_galau
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST ANTI GALAU
Teen FictionAndini adalah seorang mahasiswi baru yang penuh semangat dan antusiasme ketika memulai masa perkuliahan di Universitas Satu Juang. Namun, setelah beberapa minggu tinggal di kos-kosan yang tidak nyaman, ia mulai merasa tertekan dan kehilangan semanga...