Bab III

180 24 5
                                    

SEBUAH NAMA
by : reescarlet

NARUTO © Masashi Kishimoto
ITOU-SAN © Sui Kuraka

Itachi Uchiha x Kyuubi Namikaze

Rate M

WARNING!!!
OOC, AU, yaoi, alur lambat, typo(s), bahasa kasar, dll

Saya sudah memperingatkan. Bagi yang tidak suka atau masih dibawah umur, tanggung sendiri akibatnya (︶︹︺)

Happy reading!

.


Pelanggan tetapku bertambah satu. Itachi. Lelaki itu melarangku menambah sufiks apapun dibelakang nama itu. Sebenarnya aku masih ragu apakah 'Itachi' benar-benar namanya, atau ia hanya mengikuti tebakan asalku semata. Kupilih untuk melupakan kesangsian itu. Kenapa pula aku perlu memikirkannya, kalau aku bisa memperoleh uang tanpa harus menahan gidik setiap melayaninya?

Kukatakan klien terbaik, karena aku sama sekali tidak perlu melakukan apa-apa setiap Itachi membeliku pada selasa malam setiap minggu selain tidur dan bercengkrama semata. Awalnya aku keukeuh, bersikeras menolak bayaran yang ia berikan atas rasa harga diri sebagai gigolo. Maksudku, hanya itu harga diri yang kumiliki, setidaknya aku ingin mempertahankannya. Berbagai usaha kulakukan demi membawa kewarasan Itachi beralih ke selangkangan. Tidak bermoral memang, tapi aku dibayar untuk itu.

"Kenapa kau telanjang, Kyuu?"

Aku mengangkat bahu ringan. Sengaja kumatikan pendingin ruangan di kamar hotel yang disewa Itachi saat menunggu kedatangannya. Berbaring di satu sisi, kutumpu wajahku dengan tangan. "Udaranya panas. Kau tidak lihat badanku kuyup karena keringat?" jawabku datar.

Itachi terdiam sebentar, membuktikan kata-kataku. "Kau benar."

Kusentak tubuhku telentang di ranjang, merentangkan kedua tangan dan kakiku lalu mengerang. "Aaah gerah sekali!"

Senyum Itachi masih bertengger tipis di bibirnya. Tapi bisa kulihat sorot tenang di manik onyxnya goyah. Matanya awas mengikuti alir keringat ditubuhku. Ia mendekatiku dengan langkah kaku. Kutahan ekspresiku tak acuh demi menyembunyikan rasa puas. Ha! Kena kau.

Aku tersenyum polos saat Itachi menghentikan langkahnya tepat di sisi ranjang, berdiri menjulang menatapku dengan sinar mata yang tak terbaca. "Ada apa?" tanyaku lembut dengan suara yang disaring seribu kali.

Tangan Itachi terangkat. Namun bukannya menjamah dan menarikan jemarinya di kulit maduku, ia malah meraih bad cover yang aku punggungi. Dengan cepat ia melilitkannya ke tubuhku kemudian menggendongku di depan dadanya. Bridal style. Kejadian itu terlalu cepat sampai membuat mulutku ternganga.

Raut wajahku yang konyol membuat sungging senyum Itachi semakin naik dengan sorot geli. Bibirku yang masih terbuka dikecup atas bawah bergantian. "Kita pindah ke hotel yang lebih becus mengurus sarana kamar sewanya, Kyuu," ujarnya kalem.

Nada tenangnya mengembalikan kesadaranku. Kemarahan membuatku lupa rasa mual yang muncul saat lagi-lagi aroma mesiu tercium dari tubuh Itachi. Rasanya pembuluh darahku pecah saat aku berteriak jengkel. "Idiot! Aku sedang menggodamu, tahu! Kita tidak perlu pindah hotel!"

Itachi malah tertawa pelan. "Bukannya katamu udara disini panas? Berarti pendingin ruangannya rusak 'kan?"

"Aku sengaja mematikannya, bodoh!" Aku semakin muntab. Kugerakkan tubuhku yang berselimut bad cover dalam gendongannya dengan brutal, karena tanganku terjebak. Aku menendang ke segala arah. "Turunkan aku, Keriput!"

Sebuah Nama (ItaKyuu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang