-----------------------------------------------------------
SEBUAH NAMA
by : reescarletNARUTO © Masashi Kishimoto
ITOU-SAN © Sui KurakaItachi Uchiha x Kyuubi Namikaze
Rate M
WARNING!!!
OOC, AU, yaoi, alur lambat, typo(s), bahasa kasar, dllSaya sudah memperingatkan. Bagi yang tidak suka atau masih dibawah umur, tanggung sendiri akibatnya (︶︹︺)
Happy reading!
-----------------------------------------------------------Sabtu, 26 September 19*2
Meski nyaris tak bisa berjalan, aku berusaha bangkit dari ranjang. Kamar tempatku melayani Hidan dan Kakuzu beserta kawan-kawannya sudah seperti kapal pecah. Kuperhatikan sekeliling, lalu kupungut lembaran uang yang manusia-manusia bejat itu lemparkan padaku sebagai tips. Sebagian besar dinodai lendir putih mani, tapi uang tetaplah uang. Bajuku yang compang-camping kukenakan dengan susah payah karena mengangkat jari pun membuatku mengernyit nyeri. Kutinggalkan ruangan itu dengan susah payah. Tidak merasa repot harus membersihkan diri. Aku hanya ingin pulang.
Dugaan Tsunade-san benar. Hidan menawarkan hal yang melanggar kontrak perjanjian rumah bordil Tsunade-san pada Kakuzu. Kakuzu yang bakal melakukan segalanya demi uang, termasuk merekam perbuatan hina mereka untuk dijual di dunia maya. Aku mencoba memberikan perlawanan, namun aku tak sanggup menahan tujuh orang laki-laki dewasa yang jalan pikirnya bak binatang. Entah apa saja yang mereka jejalkan ke mulut dan lubang bawahku. Berkali-kali aku kehilangan kesadaran saat mereka menggagahiku.
Aku terhuyung. Geruh pelan lolos dari mulutku ketika tanganku berhasil bertumpu dengan dinding demi menahan badanku yang goyah. Bagian bawah tubuhku terasa ngilu sampai kakiku bergetar. Cairan kental menjijkkan yang belum kubersihkan dari anusku terasa mengalir di paha dalamku. Liquid hangat itu malah membuatku bergidik.
Tubuh bagian atasku tak jauh berbeda, dipenuhi memar merah nyaris tidak menyisakan warna alami kulitku. Aku yakin besok lebam-lebam ini bakal berubah menjadi biru, lama-kelamaan menjadi keungungan. Gesek pelan dari carik kain yang kukenakan ‒masih pantaskah baju dan celanaku disebut pakaian jika sudah koyak sana-sini dan dipenuhi darah, sperma, cairan pelumas, dan liquid tak elok lainnya?‒ menimbulkan rasa perih tak terperi.
Mau tidak mau sepertinya aku harus mampir ke apotek dalam perjalanan pulang. Aku tidak yakin bakal sanggup bergerak besok.
Kutegakkan kembali tubuhku, berusaha mendekati lift dengan langkah terseok. Meski kesadaranku tinggal separuh, aku masih bisa mengenali letak-letak di hotel ini. Hidan menyewa hotel yang sama dengan yang biasa kudatangi tiap minggu dengan Itachi, hanya berjarak satu lantai dibawahnya. Familiaritas yang kurasakan membuatku merasa mendengar suara Itachi memanggilku.
“Kyuu!”
Aku menggeleng-gelengkan kepala. Sepertinya kondisiku parah sekali sampai berhalusinasi.
“Kyuubi!”
Sentuhan di bahu membuatku tersentak. Aku menoleh pelan, mengabaikan pegal yang kurasakan dari usaha itu. Menemukan sosok jangkung Itachi yang berdiri tepat dibelakangku dalam balutan suit rapi yang biasa ia kenakan.
Kucoba bersikap normal. Aku berdeham, tidak terlalu berguna karena suara yang keluar dari mulutku tetap parau. “Itachi?”
Itachi berdiri mematung. Menatapku tajam dari ujung rambut hingga ke kaki, membuatku tidak nyaman. Sebuah tas tersampir di sebelah bahunya. Bau mesiu tercium indraku, jauh lebih pekat dari biasanya. Tapi bukan itu yang membuatku menciut, melainkan ekspresi Itachi yang sama sekali tidak tersenyum dengan rahang mengeras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Nama (ItaKyuu)
FanfictionNamaku Kyuubi, seorang gigolo. Aku mempunyai klien yang selalu datang setiap Selasa malam, namun tidak pernah mengajakku berhubungan seks. Ia hanya memintaku menemaninya mengobrol, dan membiarkanku tidur di kamar hotel sepanjang waktu yang tersisa s...