Harapan Seokjin bahwa Sojung hidup kembali sangat besar setelah Taehyung bilang ada email masuk dari Sojung.
Agak mustahil sebenarnya, padahal ia menyaksikan sendiri bagaimana Sojung mulai masuk ke peristirahatan terakhirnya.
Hai, Seokjin!
Benar kan kamu menerima email ini di tanggal 12 Juli 2021? Aku harap benar karena aku sudah mengatur email ini terkirim di tanggal itu.
Aku mengetik ini hari ini, tanggal 20 Juni 2021. Agak lama ya jaraknya hehehe ....
Mungkin, kamu akan menerima email ini setelah aku pergi? Entahlah, tapi sepertinya iya.Seokjin, aku ingin membuat suatu pengakuan. Maaf, aku terlalu takut jika berbicara langsung padamu.
Maaf, jika aku membuat keputusan untuk pergi tanpa memberi tahumu. Sampaikan maafku juga ke yang lainnya.
Aku takut. Aku takut, Seokjin. Pikiranku beberapa bulan ini sangat sempit, aku tidak bisa berpikiran jernih dan berpikiran baik. Aku merasa bahwa diriku ini tidak berguna bagi siapapun.
Orang tuaku selalu membentakku jika aku mendapat nilai matematika yang jelek. Mereka bahkan tidak pernah melihat nilai bahasa inggris dan nilai seniku yang paling bagus di antara satu angkatan.
Awalnya aku maklum, orang tuaku pasti kecewa aku bodoh di matematika. Padahal aku sudah berjanji pada mereka, walau tidak masuk peminatan IPA, aku akan berusaha untuk unggul di matematika.
Tapi, semakin lama aku semakin takut, Seokjin. Kemarahan mereka begitu besar kepadaku. Aku semakin merasa tidak berguna. Apalagi dengan adanya hobi melukisku, orang tuaku nampak sangat membenciku.
Namun, itu satu-satunya yang membuatku tenang. Tetapi, kenapa semua meremehkan tentang melukis? Apa yang salah dari itu? Apa aku salah menemukan kebahagiaanku sendiri?
Jujur, aku sakit hati. Tapi, mereka yang bilang seperti itu adalah orang-orang yang ku cintai, jadi aku hanya diam, tak berani protes.
Yang ku pikirkan saat ini hanyalah bagaimana aku bisa bertemu nenek kembali. Yaitu dengan berjumpa nenek di surga. Sungguh, aku berusaha mati-matian untuk tidak memegang gunting yang ada di depanku sekarang.
Yang jelas, jika email ini sudah ada di kotak masukmu, tetapi aku sudah tidak di sampingmu lagi. Maafkan aku, Seokjin. Aku mohon dengan sangat maafkan aku. Maafkan aku yang tidak bisa bertahan.
Meskipun tidak ada aku lagi, kamu harus menjadi Seokjin seperti biasanya. Menjadi ketua OSIS yang baik, yang selalu fokus pada pekerjaanmu! Semangat!
Aku mencintaimu.
Salam hangat,
SojungTangis Seokjin langsung pecah saat membaca email yang baru masuk dari Sojung. Dia tidak peduli dengan kalimat bahwa lelaki tidak boleh menangis keras, persetan dengan itu. Yang terpenting, bagaimana bisa gadis itu menyimpan semuanya sendirian?
Tangisan Seokjin yang agak keras membuat pengurus OSIS yang lain langsung menatapnya heran, termasuk Taehyung yang ada di dekatnya.
"Kenapa kau harus menyimpan semuanya sendirian, Sojung?" tanya Seokjin di sela isakannya.
Seokjin adalah kekasih yang buruk bagi Sojung. Apa yang membuat gadis itu tidak mau menceritakan segala perasaan yang menyakiti hatinya sendiri?
Sadarkah Seokjin bahwa ia turut andil sebagai orang yang menyakiti hati Sojung? Dengan mengatakan hobi melukis Sojung aneh dan tidak berguna.
Padahal, melukis adalah salah satu hobi Sojung, cara gadis itu menyalurkan perasaan sedihnya. Mengapa ia harus mengatakan hal seperti itu pada Sojung?
"Taehyung, ada apa dengan Seokjin?" tanya Eunha dan Yerin mendekat ragu.
"Dia baru mendapat email dari Sojung," jawab Taehyung pelan.
Sontak saja mereka terkejut. "Bagaimana bisa?"
"Sepertinya email itu memang diatur untuk terkirim di tanggal ini, tapi memang sudah ditulis dan dikirim sejak lama," ujar Taehyung. "Begitu membacanya, tangisnya langsung pecah."
Yerin memberanikan diri untuk mendekat ke Seokjin. "Seokjin, kau boleh cerita kalau ada yang mengganjal di hatimu tentang Sojung ... kepada kami."
Eunha memberikan sebotol air putih ke Seokjin, agar lelaki itu tenang. Eunha benar-benar tak menyangka, efek kehilangan Sojung dampaknya akan sebesar ini bagi Seokjin.
Eunha beberapa hari ini juga menangis karena Sojung. Dia berteman baik dengan Sojung karena memang gadis itu satu kelas dengannya. Kematiannya yang tiba-tiba sangat mengejutkannya dan teman-teman Sojung yang lain.
"Sojung minta maaf ke kalian semua," ujar Seokjin setelah sedikit tenang. "Maafkan dia karena tidak bisa bertahan."
"Sojung memilih mengakhiri hidupnya karena ia depresi."
Yang Seokjin lihat sekarang hanyalah beberapa temannya yang menatapnya terkejut dan tatapan sendu setelah mendengar perkataannya.
"Dia begitu baik pada kita. Tetapi, bagaimana bisa kita tidak menyadari sama sekali bahwa Sojung sedang bertarung dengan perasaan sedih dan bersalahnya yang ia simpan sendiri. Apa kita pantas disebut sebagai teman Sojung?"
"Dan aku ... sangat tidak pantas disebut sebagai kekasih Sojung," lanjut Seokjin yang membuat semuanya diam.
Apakah ia sangat egois jika misalkan berharap Sojung bisa kembali lagi ke sini?Seokjin benar-benar berharap waktu dapat diulang kembali.
***
Siapapun yang mempercayai kalian sebagai rumahnya, sebagai tempat berbagi ceritanya, tolong dengarkan dan temani meskipun kalian mungkin akan ngerasa nggak nyaman.
Kita nggak ngerti soalnya, gimana perasaan dan pikiran orang itu. Bisa aja dia lagi bertarung sama pikiran-pikiran buruk di dirinya sendiri yang bisa memicu self harm atau keinginan bunuh diri.
😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope -ft Sowjin
FanfictionSeokjin mempunyai banyak harapan. Namun, bisakah ia berharap pada sesuatu yang mustahil? Seperti .... Berharap bahwa sang kekasih dapat hidup kembali?