"Apa sih yang kau bicarakan? Aku akan selalu di sampingmu, Seokjin," ujar Sojung sambil menepuk pipi Seokjin pelan. "Aku tidak akan kemana-mana."
"Bagus kalau begitu. Aku harap kau menepati janjimu, oke?"
"Okay!"
Sekarang, dia hanya perlu mengubah gaya bicaranya, tatapan matanya, mengubah seluruh sikapnya pada Sojung agar membuat gadis itu berpikir bahwa gadis itu tidak sendirian, Seokjin akan selalu ada sebagai rumahnya. Yang paling penting, ia harus selalu mengawasi Sojung saat mereka berdua berpisah, lebih tepatnya saat Sojung pulang ke rumahnya, satu atap dengan orang tuanya yang keras.
Gaya berpacaran lewat chat bukan gaya Seokjin waktu itu. Ia menyatakan perasaannya ke Sojung secara langsung, tepatnya di kelas gadis itu sendiri, bukan melalui bertukar pesan yang mungkin sering dilakukan laki-laki zaman sekarang. Menurut Seokjin, menyatakan perasaan dengan bantuan benda digital dan internet sangatlah payah!
Alhasil, Seokjin lebih suka berkomunikasi secara langsung di sekolah saat bersama Sojung. Setelah mereka berdua berpisah karena pulang sekolah, mana ada Seokjin menghubungi Sojung. Paling minim, lelaki itu hanya menghubungi Sojung bahwa ia sudah di rumah. Sikap Seokjin yang seperti itulah yang membuat Sojung ragu untuk mengirim pesan dan bercerita ke Seokjin, Sojung takut kalau ia membuat Seokjin tidak nyaman.
Sikap Seokjin yang seperti itu patut diberi pertanyaan, apakah lelaki itu benar menyayangi Sojung? Kalau iya, kenapa dia terlihat biasa saja ke Sojung?
Iya, dia sangat menyayangi Sojung waktu itu sampai detik ini, hanya saja saat itu caranya salah ditambah lagi Seokjin baru mendapat kesibukan yang super setelah mendapat jabatan ketua OSIS di sekolahnya.
Oke, Seokjin akan berusaha!
***
Mengubah sikap menjadi lebih lembut dan penyabar agak sulit bagi Seokjin. Apalagi saat Sojung kekeh tidak mau diantar ke tempat lesnya, Seokjin benar-benar menahan perasaan kesalnya."Duh Seokjin, aku itu sudah biasa seperti ini, naik bus tidak masalah. Lagipula aku juga bisa melihat pemandangan dengan naik bus, lebih nyaman."
"Jadi, maksudmu tidak nyaman begitu kalau ku bonceng dengan motor?"
"Aduh, bukan begitu," jawab Sojung pusing, gadis itu bingung kenapa pacarnya berubah menjadi super duper protektif padanya. Gadis itu berusaha mencari alasan yang lebih lembut agar lelaki itu tidak tersinggung. "Nyaman saja kok, hanya saja kau kan ada tugas OSIS, sedangkan tempat les ku jaraknya cukup jauh. Nanti, semuanya bisa kacau kalau tidak ada kamu, Seokjin."
"Percaya padaku, aku akan baik-baik saja," ujar Sojung akhirnya saat Seokjin tidak merespon apapun. "Kan aku juga terbiasa seperti ini, kamu juga sudah terbiasa melihatku naik bus. Kenapa sekarang jadi begini, hm?"
Seokjin menghela napasnya. "Aku hanya khawatir."
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, aku akan selalu baik-baik saja, oke?" ujar Sojung. "Aku hampir ketinggalan bus, dadah!"
Belum menerima jawaban dari Seokjin, Sojung sudah berlari dan masuk ke dalam bus begitu bus tujuannya sampai, membuat Seokjin mengumpat dalam hati. "Ah sial, kenapa Sojung keras kepala sih?"
Lelaki itu sekarang kesal karena tidak berhasil membujuk Sojung, lantas ia kembali ke markas sehari-harinya yaitu ruang OSIS yang kini sudah mulai dipenuhi para anggotanya.
"Sepertinya ketua kita sedang galau. Ada apa sih? Apa Sojung mendiamimu lagi?"
Ucapan Taehyung membuat Seokjin makin kesal. "Sejak kapan Sojung berani mendiamiku, ha?"
"Lalu, apa yang membuatmu kesal, Seokjin?" sahur Yerin. "Ku harap hal itu tidak akan mempengaruhi kinerjamu untuk tugas kita sebagai penyelenggara lomba nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope -ft Sowjin
FanfictionSeokjin mempunyai banyak harapan. Namun, bisakah ia berharap pada sesuatu yang mustahil? Seperti .... Berharap bahwa sang kekasih dapat hidup kembali?