Pukul 14.30 seorang gadis cantik, sedang gak lagi ngapa-ngapain.
"Eunghh,mau ngapain ya.Mager banget nih!" Ujar Pena.
Tok tok tok
"Assalamualaikum!" Ujar seorang wanita paruh baya."Waalaikumsalam,masuk Bund" jawab Pena.
"Na ada temen kamu di bawah" tutur Vivi, Bunda Pena.
Pena mengerutkan dahinya bingung "Teman?siapa Bund? perasaan teman Pena gak ada yang tau rumah kita"
"Ada, cowok.katanya Namanya Garis" jawab Vivi.
"Ga-riss?" Beo Pena.
"Udah gih turun, kasian dia" perintah Vivi.
"Iya"
Pena pun melenggang turun ke ruang tamu, sangat penasaran.Disusul dengan Bundanya.
"Ngapain Lo kesini?" Tanya Pena Ketus.
"Astaghfirullah, Pena siapa yang ngajarin kamu gitu!" Marah Vivi.
"Maaf ya nak Garis, omongannya Pena jangan diambil hati" lanjutnya."Iya Bunda,gak apa-apa" jawab Garis.
"Bun-da?" Beo Pena.
"Iya,Bunda yang suruh.Soalnya kalo dipanggil tante,Bunda jadi geli". Ujar Vivi.
"Tapi-kan Bun-" Pena.
"Udah-udah sana pergi katanya,mau jalan" perintah Vivi.
"Siapa yang mau ja-" Belum sempat Pena menyelesaikan ucapannya, sudah terpotong duluan.
"Iya Bunda, Assalamualaikum" ucap Garis, kemudian menggandeng tangan Pena seenaknya saja.
"Tunggu,gue ambil tas dulu" ujar Pena di sela perjalanan keluar rumah.
"Gue, tunggu di depan"
............. kemudian✓
"Lo ngambil tas dimana sih?Di Jonggol?Berlumut nih gue" ujar Garis.
"ye untung gue datang" Pena seadanya.
"Yaudah naik" tutur Garis.
Pena hanya menurut pasrah, entah kemana Garis akan membawanya.
Keduanya pun pergi membelah jalan Jakarta."Mau kemana sih?" Tanya Pena.
Garis menoleh sedikit ke belakang "Tunggu aja,entar juga tau"
Akhirnya mereka pun sampai ke tempat tujuan,Pena tak tau ini dimana.Hingga matanya tertuju pada papan bor yang bertuliskan Ravales Basecamp .
Ia tau sekarang Garis membawanya ke basecamp anak Ravales.Garis menggandeng tangan Pena " Yuk masuk" .
"Tangan lo,gak diajarin sopan santun ya" ketus Pena.
"Gak" Garis.
Tak mengubris Pena yang sedari tadi berusaha melepaskan tangannya,Garis malah mempererat genggamannya.Dan membawanya Pena masuk ke basecamp.
"Wuihh,gandengan tangan gercep juga lo bos" suara Ujan menggelegar satu ruangan.
Fatih yang melihat itu, langsung menatap Pena dengan tatapan intens.
Sesaat kemudian Nila dan Anya pun datang membawa nampan yang berisi banyak cemilan."Eh haii Pena,maaf kita gak hubungin Lo.Soalnya kita gak tau nomor Lo" ucap Nila.
Anya menimpali "Iya,jadi gue suruh Garis deh jemput Lo.Gak apa-apa kan?" Tanya Anya.
Pena mengangguk "Tapi kok tau rumah gue?"
"Oh,itumah biasa.Si bos mah bisa apa aja,iya kan bos?" Sahut Rahel.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS
Teen FictionKisah ini tentang sebuah Garis,yang diukir oleh Pena.Sulit namun indah. Garis Arshaka Nugraha,yang punya banyak cewek tapi gak pernah pacaran.Ya taulah digantungin kayak jemuran. Akan bagaimana jadinya jika dipertemukan oleh seorang Pena Agrabela,so...