3

460 68 6
                                    

Sang Mi lupa kapan terakhir kali ia berdialog tentang baik dan buruk dengan dunia, belakangan ini yang ia tahu adalah sebaris kata bernama 'pembenaran' dan semua itu bukannya tanpa perdebatan.

Sang Mi berdebat, masih berdebat - meski ya harus ia akui. Ia tak berdebat dengan siapapun kecuali dirinya sendiri.

Sebutlah itu monolog, bersenandika atau apapun bahasa kiasan yang tepat bagi segala petuah yang wanita itu kucurkan ke dalam benaknya.

Sang Mi tak lagi mengingat dengan pasti tentang perbedaan antara baik dan buruk. Ia bukannya psikopat, ia bukannya berkepribadian ganda.

Bukankah sejatinya setiap manusia lahir dengan sejumput kebajikan beriring kebobrokan di dalam dirinya. Sang Mi lelah untuk menjadi putih, ia memilih untuk menyongsong hitam yang kemudian orang kenal sebagai - manusia-manusia tak normal.

Ras terkutuk yang dirajam permainan takdir - pesakitan rumah sakit jiwa.

:::

Tae Young pernah bertanya pada wanita di sisinya soal apa yang paling wanita itu sukai di dunia ini. Namun, alih-alih mendengar kata ; "Kau".

Tae Young agaknya harus mengerti bahwa terkadang dunia tak selalu berpola serasi dengan isi hatinya.

Jujur saja, meski 3 bulan ini menyelami setiap malam dan fajar bersama, tak membuat Tae Young merasa bahwa si sosok berparas cantik yang tubuhnya terkelungkup di atasnya ini mencintainya sepenuh hati.

Tae Young mengerti, sekarang ia mengerti tentang igauan para pujangga kurang kerjaan bahwa:

"Sekali seseorang pergi, maka ia bukan orang yang sama saat Ia kembali."

Bukan ingin merayu, bukan pula ingin merajuk lantas tersedu-sedu. Pria bermata hitam dengan aroma Orchid khas Jerman itu merasa jika kisah cintanya dengan Sang Mi seirama hentakan sepasang sepatu.

Berjalan beriringan namun tak pernah sungguh-sungguh saling sentuh. Ia yakin, istrinya menyembunyikan sesuatu.

6 tahun adalah waktu yang panjang. Menghilang kemudian kembali dan mengendap di sisinya seolah tak terjadi apa-apa terdengar begitu naif.

Tapi, apa mau dikata?

Jang Tae Young menggilai Im Sang Mi. Menggemari setiap helai rambut milik wanita itu, menyukai aromanya yang manis, mencandu tatapannya yang sendu dan terjebak dalam labirin kerinduan dari setiap inci lengkuk tubuh sang bidadari kesayangan.

Kini, Tae Young yang lupa tentang cara berdebat dengan dunia. Ia lupa pada segala prinsip kemanusiaan bersampul baik dan buruk. Tae Young lejar dalam monolognya bersama Tuhan. Ia menghilang, terkubur dalam sebuah bilik putih nan sunyi dengan berbotol-botol pil untuk ras terkutuk - para abnormal.

Serakan sampah, helaian rambut, wajah kusut, dan segala kenangan tentang seorang wanita bernama Im Sang Mi membunuhnya perlahan-lahan.

Tak akan ada penjelasan soal waktu, karena itu adalah bagian kalian untuk menerkanya. Dan tentang siapa yang sakit jiwa, itu juga kuserahkan pada penilaian kalian.

Jadi, apa kalian siap?

Karena mungkin, segala aksara di masa lampau adalah durga yang berselimut maja.

Terlalu rumit?

Simak saja baik-baik dan inilah kisah Sang Mi bersama Tae Young. Sepasang kekasih yang begitu naif dan lugu.

:::

"Sang Mi-ah..." seorang pria rupawan dengan jas berwarna biru langit berlari menghampiri Sang Mi yang sedang asyik menikmati sorenya di sebuah taman.

Crazy, Dangerous LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang