Love could be dangerous thing!
Be careful!
Another Hyunji fiction with Im Sang Mi (Seo Yea Ji's character on Save Me) and Jang Tae Young (Kim Soo Hyun on Real).
Follow me on IG : @metha.alana
"Cinta itu soal berbagi, bukan? Jadi aku mencoba berbagi denganmu.
Aku yang membunuh dan kau yang membayar harganya–"
. . .
"Nyonya Im Sang Mi? Nyonya Im Sang Mi? Nyonya Im Sang Mi???" Seorang pria dan wanita bertubuh tegap dengan jaket kulit hitam dan pistol di pinggang mengetuk pintu apartment Sang Mi berulang kali.
Mereka tampak tak sabar dan sangat gelisah.
"Kau yakin ini alamatnya?" tanya si pria.
"Iya, aku mendapatkannya dari sekolah tempatnya berasal,"
"Kau tahu kan, wanita itu dalam bahaya? Suaminya yang psikopat bisa jadi menemuinya setelah kabur dari penjara."
"Aku tidak bodoh! Aku tahu kalau kita terlambat, ia akan mati."
Sementara itu, di balik pintu apartment yang dingin dan geming meski telah digedor berkali-kali.
Sesosok wanita tengah disekap di dalam bak kamar mandinya. Tangannya terikat dan mulutnya dibekap. Rambut dan sekujur tubuhnya basah diguyur air yang mengucur pelan dari lubang-lubang shower.
Wanita itu adalah Im Sang Mi.
Gelap, suasana begitu gelap hingga tak tampak sekelebat bayangan pun tapi Sang Mi dapat merasakan ada napas lain di tempat ini.
Ia tahu, ia tidak sendirian.
Seorang pria menyalakan pematik api berbentuk kotak dari bahan kuningan di tangannya. Secercah senyum mengakar di wajahnya yang tampan.
Sang Mi mengenali senyum itu, senyum milik Jang Tae Young - mantan suaminya yang seharusnya sedang mendekam di balik dinding penjara.
"Sang Mi-ah... kau merindukanku?" sapa sosok berdagu runcing dengan hidung bangir dan mata sayu itu.
Sang Mi menatap tajam, ia mencoba berontak namun tak bisa. Tangan, kaki dan mulutnya dibelenggu dengan sangat kuat oleh tali-tali dari tangan kekar sang mantan kekasih hati.
"Aku merindukanmu, Sang Mi... istriku, aku merindukanmu!" Tae Young mencondongkan tubuhnya dan berbisik lembut di balik daun telinga Sang Mi.
Ia mendesah perlahan dan mengendus leher mulus milik Sang Mi yang basah oleh air dan keringat dingin.
"Ah, kau tidak berbau darah seperti dulu," ucap Tae Young, ujung bibirnya terangkat dan sekali lagi ia tersenyum, sarkastik.
"Kenapa kau mendorongku ke dalam dekapan para polisi-polisi jahanam itu? Kenapa kau melakukannya?" Mata Tae Young mendadak mengembun dalam sendu, airmatanya menetes tanpa terduga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia memandang mutiara hitam milik Sang Mi dalam-dalam. Kedua tangannya lantas menangkup paras rupawan milik sang bidadari dengan lembut dan penuh kesabaran.
Ia selalu ingat peristiwa naas itu. Ketika semuanya masih begitu normal. Ketika liburan mereka yang mulanya indah ternyata menjadi sumber petaka. . . .
Satu tahun lalu,
"Kau tahu Sayang, tadi aku bertemu dengan seniorku dulu. Kau ingat si tengik Hae Joon?" Tae Young mendekap tubuh Sang Mi yang asyik terpengkur di bawah selimut tipis bersamanya.
Wanita itu mendongak, ia menatap wajah suaminya penasaran.
Bibir mungilnya lantas merajut sebuah nama,
"Maksudmu Lee Hae Joon? Dia yang dulu sering bersikap seenaknya dan memukulimu di sekolah dulu?" Sang Mi tahu persis, karena ia dan Tae Young berasal dari sekolah yang sama.
"Ya, bajingan itu sekarang bekerja di kapal pesiar ini. Hahaha..." Tae Young tergelak, membuat Sang Mi ikut memulas senyum di bibirnya.
"Memberinya tips akan sangat menyenangkan untuk membuatnya merasa rendah diri, Oppa..." Sang Mi berbisik di tengkuk suami tercintanya.
"Kau benar, harusnya aku memberinya tips tadi." Mereka bertukar pandang dan saling tersenyum.
"Sang Mi-ah, kau terlihat cantik!" Tae Young memulai rayuannya. Ia beringsut mendekati raga Sang Mi lebih lekat lagi.
Indera penciumannya hijrah dan menyisir tipis lengkuk tubuh sang bidadari dengan penuh gairah.
Tae Young sempat berhenti namun pesona Sang Mi menjeratnya kembali. Wanita itu mengaitkan kedua lengannya pada leher porselen Tae Young.
Ia membawanya turun hingga jatuh menyeka parasnya.
Sepasang pecinta itu sedang larut dalam euforia cinta sampai terdengar gaduh dari pintu kamar mereka.
Tae Young menatap Sang Mi yang terpejam di bawahnya, ia sangat terusik dan merasa marah. Pria berambut legam itu kemudian memutuskan untuk menjeda permainan mereka.
"Aku akan keluar dan menghajar para pembuat onar itu!" Tae Young menyambar celana serta kemejanya dengan cepat. Ia meninggalkan Sang Mi yang lejar di atas kusutnya ranjang.
"Ada apa ini?" tanya Tae Young. Matanya berkilat menahan emosi.
Namun apa yang terjadi sungguh di luar dugaannya. Kegaduhan di depan pintu kamarnya ternyata bukan kegaduhan biasa.
Ada lebih dari 3 orang polisi menanti dengan sebuah borgol di tangan. Mereka lalu menggeret Tae Young pergi dengan tuduhan pembunuhan terhadap seorang roomboy bernama Lee Hae Joon.
Tae Young tak mengerti, ia sungguh tak mengerti. . . .
Saat ini,
Tae Young bersandar di balik tembok ruang tamu untuk memastikan apakah dua orang polisi yang sedari tadi mengintainya telah pergi.
Setelah merasa aman, ia kemudian kembali ke dalam kamar mandi tempat wanita tersayangnya - Im Sang Mi tengah merenggang nyawa.
Diamatinya tubuh ringkih Sang Mi dari kepala sampai kaki. Tae Young mencintai Sang Mi dan Sang Mi mencintai Tae Young.
Pria berusia 25 tahun itu terisak, berlutut di samping Sang Mi yang mulai tenggelam dalam kolam darah.
Bukan salah Tae Young, sungguh bukan salahnya. Pria itu hanya tak bisa menahan kekecewaan serta kemarahannya saat wanita yang sangat ia cintai ternyata menjawab pertanyaannya dengan sederet kalimat gila;