5

3 0 0
                                    

"pagi anak-anak"

Guru pelajaran pertama masuk dan menyapa.

"Sepertinya kita kedatangan murid baru"
"Nak.. perkenalkan dirimu pada teman-teman"

Angga berdiri dan berjalan ke depan.

"Perkenalkan nama aku Angga Dean Martin, bisa dipanggil Angga aku pindahan dari Bandung salam kenal semua"

"Di panggil sayang boleh gak?"ucap seorang siswi berambut cokelat panjang.

"Maaf! Tidak ada kalimat sayang di nama saya jika mau kamu bisa manggil saya Dean, terimakasih"

Semua penghuni kelas menyoraki gadis itu, dan memberi tepuk tangan untuk Angga.

Setelah mengucapkan itu Angga kembali ke bangkunya.

"Gila keren banget lu"puji Reno.

Angga hanya tersenyum singkat.

Dark hanya diam sambil melihat ke arah luar jendela yang berhadapan langsung dengan kantor kepala sekolah.

"Dark!"

Dark terkejut saat namanya di panggil guru.

"Iya buk?"

"Kamu sama Reno tolong ambilkan lembaran soal ulangan di perpustakaan"
"Minta ke Bu Sila"

"Oh iya"

Dark berdiri dan di ikuti Reno di belakang, mereka bedua berjalan menuju perpustakaan dan tentu saja akan melewati kantor kepala sekolah.

Saat melewatinya dark terus melihat ke arah pintu yang samar-samar terdengar seseorang berbicara dengan kepala sekolah.

"Dark! Lu ngapain sih"

"Ha? Gak kok, gak papa"

Reno menatap heran Dark, dia merasa ada sesuatu yang mengganggu fikirannya.

Sesampainya di perpustakaan Dark meminta lembaran soal pada Bu Sila sedangkan Reno dia menunggu di luar.

"Gw harus cari tau"

Reno berlari kecil menuju kantor kepala sekolah, namun langkahnya terhenti saat pintu terbuka dan seseorang muncul bersama kepala sekolah yang berada di sampingnya.

"Saya pastikan anak bapak akan nyaman berada disini"

"Sekali lagi terimakasih"
"Saya akan menelfon dia dulu"

"Iya silahkan"

Reno berjalan lebih depat lagi dan bersembunyi di balik pot tanaman yang cukup besar.

/
"Kamu bisa datang hari ini"

....

"Ya! Papah udah daftarin kamu, jadi kamu bisa langsung masuk ke sekolah"

....

"Iya sama-sama"
"Ya sudah papah tutup dulu telfonnya, masih ada banyak bekerjaan hari ini"

....

"See you tomorrow"
\

"Ren! Lu ngapain di situ"

Reno terkejut saat Dark tiba-tiba datang dan berbicara keras membuat pria paruh baya yang baru saja selesai menelfon anaknya menoleh ke arah mereka.

"Duhhh! Jangan keras-keras bego"ucap Reno lirih.

"Ha? Ngomong apaan sih lu!"

"Kalian ngapain disini"

Kepala sekolah datang menghampiri mereka berdua.

"Pagi pak"
"Ee.. ini tadi saya di suruh Bu Hani ngambil lembar soal di perpustakaan"

"Terus kamu Reno ngapain kamu sembunyi di situ"

Reno hanya tertawa garing sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Eeee.. itu pak, apa Eee..."

"Apa ada masalah?"tanya seseorang.

"Tidak ada pak, hanya kesalah pahaman"jawab kepala sekolah.

Reno bernafas lega, lalu berdiri di samping Dark.

"Kalian berada di kelas satu?"tanya pria itu saat melihat bet yang terpasang di seragam keduanya.

Disekolah dark ada sistem kelas 1-5 dimana semua itu menjadi pembagian siswa/siswi yang berprestasi atau tidak.

"Iya pak"

"Mereka bedua adalah murid yang saya ceritakan tadi, mereka beberapa kali membawa nama baik sekolah"

"Senang bertemu dengan kalian"

Dark dan Reno hanya mengangguk sopan.

"Kalian pasti sudah tau saya kan?"

Reno hanya terdiam sambil melihat ke arah dark yang menggelengkan kepalanya pelan.

"Itu bapak lu tong! Lu bego atau bodoh sih"batin Reno.

"Saya Darka Christ Millard, kalian pasti sering mendengar nya"

Dark yang awalnya tersenyum tipis berubah menjadi datar, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Dia merasa sesak, matanya memanas bahkan kini tubuhnya sudah membeku di tempat. Matanya tidak bisa lepas dari pria di depannya.

"Eee.. maaf pak kita permisi dulu Bu Hani sudah nungguin dari tadi"

Reno menarik tangan Dark dan membawanya pergi.

"Lu gak papa kan?"

"Ren! Tadi itu!"

Dark tidak bisa berkata apa-apa lagi, lidahnya kaku dia benar-benar tidak menyangka jika ayahnya tidak bisa mengenali putranya.

"Gw tau lu pasti sedih karna dia gak ngenalin lu kan?"
"Dark! Itu wajar papah gw juga gitu, dia kerja di luar negri pas umur gw 6 tahun dan dia gak ngenalin gw pas gw udah umur 14 tahun"
"Apa lagi lu yang udah pisah dari bayi"

"Lu bener juga sih"
"Tapi gw cuma mikir, pernah gak sih ayah kandung gw mikirin keadaan gw kayak gimana"

"Udah mendingan kita sekarang balik ke kelas"

Mereka kembali kekelas dan bertingkah seolah-olah tidak ada yang terjadi.


























P

lease! Beri saran dan kritikan di kolom komentar 🥺🙏
Agar Author tau dimana letak kekurangan dalam menulis..
Jangan lupa beri Vote dan follow 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang