•24•

241 20 2
                                    

"Sudah habis waktu mereka untuk bersenang-senang. Sekarang giliran saya yang bermain" Dia berbicara sambil memperhatikan layar laptop yang menunjukkan tiga orang pemuda. Mata nya terfokus pada satu laki-laki yang lebih besar dari ketiga nya.

Ia melipat tangan nya di dada. Matanya tak lepas dari pemuda manis tersebut. Kemudian dia menyeringai.

*****

"Krist!"

Yang di panggil hanya mencebikkan bibir nya. "Apa?"

"Ayo" Ucap Gun sambil menarik-narik baju Krist.

"Ish! Gak mau"

Bibir Gun maju beberapa senti. "Ayo ih!"

"Kalian ngapain sih?!" Pekik New. Acara nyemil nya jadi rusak gara-gara mereka.

"Krist, gak mau di ajak ke taman" Adu Gun.

Krist yang melihat Gun seperti itu hanya memasang muka jengkel.

"Ngapain coba ke taman?"

"Ya jalan-jalan. Kalian gak bosen di rumah terus?"

"Ngga, asal ada makanan" Ucap New santai.

"Udah ayo!" Dia menyeret lengan kedua sahabat nya. Tapi sayang nya mereka tidak berpindah tempat.

"Kenapa? Gak kuat ya" Ledek Krist.

"Diem! Ayo, ih!" Mata nya berkaca-kaca. Bibir bawah nya maju beberapa senti.

"Ah! Ayo deh" Ucap New sambil menyeret kedua sahabat nya. Dia tidak mau di anggap penculik. Kalian tau bukan muka dan badan Gun seperti apa. Kalau Gun nangis nanti dia di sangka penculik anak di bawah umur.

Sepanjang perjalanan Gun tidak bisa diam. Dia melompat-lompat sambil bersenandung. Dibelakang nya New sedang mengunyah, dan Krist yang sedang melihat sekeliling dengan mata bulat nya.

"New! Ayo beli es krim" Ajak Gun.

"Krist juga mau"

Gun mengangguk, "kamu yang beli"

Krist mengadahkan tangan nya bermaksud meminta uang. "Ayo, gak ada yang namanya uang aing"

New dan Gun memutar bola mata nya malas. Tapi tangan nya tetap memberikan uang kepada Krist.

"Yang biasa kan?"

"Iya"

Setelah mendapatkan jawaban, dia langsung berlari ke arah pedagang es krim.

Tak lama kemudian dia kembali sambil membawa tiga cup es krim di tangan nya.

"Nih" Dia menyodorkan dua es krim yang di terima oleh kedua sahabat nya.

*****

Hari menjelang sore, dan ketiga anak adam itu belum berniat meninggalkan taman.

"Pulang yu" Oke, perkataan tadi salah. New dari tadi meminta untuk pulang, tapi permintaan nya tidak di respon oleh kedua teman nya itu.

"Bentar dong"

New menggelengkan kepala nya, "gak! Ayo pulang" Ucap nya sambil berdiri, lalu dia menyeret tangan kedua teman nya.

Yang di seret hanya pasrah, mereka juga paham ini sudah sore.

"Krist mau beli popcorn dulu"

"Mana ada yang jualan popcorn"

Krist menujuk pedagang yang ada di sebrang jalan, "itu"

Kedua teman nya itu menghela nafas, mereka tidak akan bisa menghentikan Krist kalau sudah ingin Popcorn. Heran mengapa dia gila dengan jagung yang meledak itu.

Plis, emang popcorn, bom yang bisa meledak.

Krist menengok ke arah kanan dan kiri, setelah merasa tidak ada kendaraan dia berlari menuju pedagang popcorn itu. Dia harus melakukan itu karena ini jalan besar. Taman yang di datangi mereka ada di luar komplek.

"Mas! Popcorn nya satu"

Dia merogoh saku nya untuk mengambil handphone. Sambil menunggu pesanannya dia mengotak atik benda pipih itu. Sesekali dia tersenyum melihat chat dari Singto.

"Ini kak"

Krist mengambil popcorn itu dengan senyuman lebar. Setelah membayar, dia membalikkan badannya. Tapi seseorang tiba-tiba datang langsung membekap mulut pemuda itu.

Krist mencoba membuka bekapan itu, dia menendang paha orang yang di belakang nya. Saat ingin berlari dia di hadang oleh laki-laki penjual popcorn tadi. Mata nya membesar, dia meneguk ludah nya kasar.

Saat ingin berlari ke arah berlawanan, dia di kaget kan dengan tangan yang melilit di leher nya. Ia memberontak, tapi seketika dia berhenti karena orang itu membekap mulut nya lagi dengan kain. Kepala nya pusing, popcorn di tangan nya langsung jatuh. Pandangan nya buram, dia melihat New dan Gun berusaha untuk melepaskan diri dari orang yang berpakaian sama seperti orang yang menghadang nya.

Dia mendengar Gun yang meneriaki nama nya, dan setelah itu pandangan nya menggelap.









HAIIIIIII

APA KABAR?

Doain semoga penyakit malas aku ilang. Plis deh ini aku pengen cepetan tamat tapi aku selalu males nulis.

Yauda deh bay

My Future [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang