[1]

32 5 5
                                    

!!Welcome to my first story!!

Sedikit info, sebenarnya aku pernah publish cerita ini pake screenshot hasil ceritaku. Tapi baru sekarang aku revisi chapter 1 nya^^

Ini beneran cerita hasil imajinasiku sendiri oke. Jangan sala paham:)


Sudah, sekian terima gajih^_^


~Let's to reading~


Fireee……!!!

Fireee…….!!!

Fi---

Tut

Cika mematikan alarm di Handphone nya dengan nada dering lagu boygrup Korea kesukaannya, dengan rasa kantuk yang masih ada dalam dirinya. Meregangkan otot-ototnya yang kaku karena beberapa jam dirinya tertidur dan menguap dengan mulut yang terbuka lebar tanpa ditutupi oleh punggung tangannya. Menggaruk-garukan bagian tubuh yang menurutnya terasa gatal. Diam beberapa detik untuk mengumpulkan semua nyawanya yang hilang ditelan oleh rasa kantuk. Menggambil Handphone nya yang berada di samping kiri. Baru saja Cika melihat Handphone, langsung nyawanya yang belum terkumpul menyatu dengan sangat cepat ke dalam tubuhnya tanpa antre.

"Alamak!!! Gue telat berangkat ke sekolah!"

Bagaimana tidak telat? Cika baru terbangun pada jam 07.00, yang seharusnya dia sudah waktunya untuk berangkat ke sekolah. Tanpa ba bi bu, hanya menggosok gigi dan mencuci muka, lalu berdandan dengan ala kadarnya. Akhirnya, dirinya sudah siap untuk berangkat ke sekolah.

Dengan secepat mungkin dirinya turun ke bawah anak tangga, sambil menenteng tasnya di samping. 

"Jangan cepat-cepat turun tangganya, Ka!" peringat Bu Irah --Mamah--, sambil mengolesi beberapa lembar roti dengan rasa coklat dan stroberi. Sang anak yang diperingati oleh Mamahnya, langsung mengambil roti favoritnya yaitu roti yang setengahnya dilapisi selai coklat dan setengahnya lagi dilapisi selai stroberi. 

Perpaduan rasa yang sangat delicious

"Ka, mau Ayah anterin ke sekolah? Nanti telat loh, masuk kelasnya." tawar Pak Dakar --Ayah--, yang baru saja keluar dari kamarnya dengan setelan jas kantor yang melekat pada tubuhnya. 

"Abang udah berangkat ke kampus?"

"Udah 20 menit yang lalu, Abang mu berangkat ke kampus," ujar Bu Irah menghampiri sang suami untuk membetulkan dasi yang dipakainya. 

"Ish, kok gak ngebangunin aku? Tega si Abang mah," ujarnya sambil cemberut memakan roti yang diambilnya tadi.

"Ya udah, mending Ayah antar kamu ke sekolah. Daripada nanti telat, dihukum lagi di luar kelas," ujar Pak Dakar yang sudah siap untuk berangkat ke kantor.

"Iya deh. Mah, Cika berangkat ke sekolah yah," ucapnya sambil menyalami tangan Bu Irah.

"Ayah juga berangkat ke kantor, jaga-jaga di rumah."

Together with Them?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang