SMA~KULIAH

12 1 0
                                    

"Shei! Cepat kita baris dulu! Pak Edi udah ngomel-ngomel tuh!" Teriak Tika, bendahara osis SMA Bina Karya.
"Iya bentar Tik! Cap kartu on time dulu!" Teriak Shei kesal.
Lihatlah betapa riweh nya dia di pagi hari. Meskipun berujung kena hukum karena telat baris osis.
.
.
.
"Salah sendiri disuruh lari malah fokus ke yang lain!" Ejek Firman, ketua divisi Humas.
"Ya nanti kalo gak rapi kena hukum juga kan. Toh hukumannya cuman nyiapin sound sistem aja kok" jelas Shei yang dibalas dengan senyum dan gelengan teman-teman OSIS nya.

Seperti biasa sekolah ini melakukan rutinitas yang sejak dulu dilakukan.
Apel pagi.
Setiap apel pagi semua anggota osis bertugas merapikan barisan murid, mengecek atribut, dan kadang juga sekalian razia.
"Untuk osis angkatan 14, setelah apel pagi ini selesai jangan bubar dulu. Kalian tunggu saya di depan kantor guru. Terimakasih." Perintah pak Edi, pembina osis.
Perintah itu pun disambut dengan keluh kesah anggota osis yang merasa capek.
"Ngapain sih ngumpul lagi?"
"Jangan-jangan gara Shei telat tadi?"
"Gak mungkin lah, kan masalah Shei tadi udah kelar."
"Aduh pak kenapa gak jam ke-empat aja sih ngumpulnya? Jam pertama sampe jam ketiga gurunya seru"
"Wih Alhamdulillah gak belajar MTK"
(Isi keluh kesah anggota osis)

Seluruh anggota osis angkatan 14 sudah berkumpul di depan kantor guru. Sembari menunggu pak Edi yang sedang ngobrol dengan Bu kepsek, kami mengambil kesempatan untuk beli jajanan sambil cerita.
Hampir 30 menit lebih pak Edi belum juga menampakkan batang hidungnya.
"Mana nih pak Edi? Tadi nyuruh kumpul"
"Belum selesai ngobrol sama kepsek mungkin"
"Moga aja lama ngobrol sama kepsek"
"Iya biar habis sampe jam ke-empat"
"Wih aamiin. Ku aamiin kan banyak-banyak biar jam ke-empat nanti gak belajar fisika"
"Wah aamiin. Tapi pak Edi udah otw kemari tuch"
"Yah do'a kita gak terkabul nih"
"Yang do'a banyak dosa nya sih makanya gak terkabul"
"Heh anj---"
"Assalamu'alaikum." Salam pak Edi.
"Wa'alaikumsalam paaaaakk"

//Skip >>>

"Weh gila Alhamdulillah ngumpulnya sampe istirahat!"
"Langsung kantin lah mumpung belum rame"
"Shei! Makan di kantin yuk" tawar Hera
"Eh maaf Ra aku bawa bekal dari rumah. Hehe maaf yaa" jawab Shei sambil masuk ke kelas nya
.
.
.
"Eh Shei, bentar lagi kita tamat nih. Osis gak ada buat acara gitu?"
"Hmmm, kayaknya sih ada. Kemarin aku udah diskusi sama Fajar buat bikin perpisahan gitu. Kami berdua sih pengennya diusahakan di gedung daerah, temanya tradisional campur modern gitu." Jelas Shei sambil membuka bekal nya.
"Oohhh diskusinya berdua aja nih..." Goda Aulia yang tiba-tiba datang sambil bawa bekal
"Kan kemaren sempat ada yang bilang kalo Fajar suka sama Shei. Cinlok gak sih ituu?" Ujar Silvi yang berusaha menjadi "kompor"
"Alhamdulillah ya kemaren aku tolak langsung." Jelas Shei yang dibalas tatapan wajah kaget dari teman-teman nya.
"Kenapa?? Padahal cocok tau!" Tanya Aulia
"You know me right? Aku gak mau pacaran Au" jelas Shei.
"Yaaah, yaudah deh gapapa meskipun penonton kecewa. Terus nanti setelah SMA kalian mau lanjut mana?" Tanya Silvia yang merubah topik
Topik Silvia tadi berhasil mengalihkan perhatian mereka dan semakin seru mengobrol. Sedangkan Shei masih makan dengan santai sembari mendengarkan rencana teman-teman nya itu.
"Kalo Shei gimana?"
"Kalo aku insyaallah kuliah dulu, terus pas udah dekat semester akhir mau cari-cari pekerjaan biar begitu lulus kuliah langsung kerja." Jelas Shei yang sudah di tebak oleh teman-temannya.
.
.
.
Shei kuliah di jurusan dan universitas yang diimpikan nya sejak SMP. Kuliahnya pun berjalan lancar dan selalu dimudahkan.
Meskipun jauh dari orang tua dan disebut sebagai anak rantau, Shei berhasil menghidupi dirinya dengan kerja paruh waktu dibeberapa tempat. Sehingga orang tuanya hanya perlu memberinya uang untuk biaya kuliahnya saja.

Sudah hampir semester akhir, Shei mulai sibuk mencari pengalaman dan juga pekerjaan yang sesuai dengan jurusannya. Dia pun juga melakukan survei dibeberapa tempat termasuk perusahaan untuk persiapannya KKN nanti.

KKN nya berjalan lancar dan perusahaan tersebut tertarik untuk memasukkan Shei bekerja dalam perusahaan itu. Sehingga begitu lulus kuliah, Shei pun langsung masuk di perusahaan Corp.TiEx.

Lulus kuliah dengan nilai yang hampir sempurna, dan langsung diterima disalah satu perusahaan ternama di daerah tersebut membuat Shei cukup dikenal di beberapa perusahaan dan juga di kampusnya.
.
.
.
Namun, mungkin selama ini Shei selalu dipermudah semasa kuliahnya. Jadi dia tidak terlalu terbiasa jika ada kesulitan saat bekerja. Dia baru merasakan bekerja yang membuatnya lelah secara fisik dan juga batin. Belum lagi mau tak mau beberapa rekan kerja nya mencampur perasaan pribadinya kepada Shei dalam bekerja.
Perasaan tidak nyaman tentu dirasakan oleh Shei.

Semakin lama senyum dan sifat cerianya kian memudar. Dia jadi lebih pendiam dan jarang tersenyum. Menyibukkan dirinya dengan semua pekerjaan yang ada dan bahkan mau untuk lembur sampai pagi.

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang