●What?

43 5 1
                                    

Jujur jantung jimin akan copot jika begini terus, Qya memeluknya erat, bukan apa apa tapi takutnya akan terjadi apa apa nantinya, tadi pukul 3 sore jimin membawa Qya melihat festival hanami di sekitaran tokyo jujur saja ini pertama kali jimin merasa sangat bahagia melihat keramaian melihat bunga sakura begitu banyak bermekaran, ada beberapa orang juga yang sedang piknik disana, hanami itu ketika semua pohon sakura yang berada di suatu tempat sudah mekar semua.

Entah kenapa tiba tiba dia berinisatif untuk memberikan Qya kue ulang tahun dan boneka beruang tadi, tentu saja gadis itu senangnya bukan main, walaupun ulang tahun Qya hanya di rayakan berdua dengannya dia sudah cukup bersyukur kalau gadis itu terlihat bahagia sebelum meneteskan air mata ketika lilin selesai dia tiup

Qya sangat rindu ibu dan ayah katanya tadi, tapi mau bagaimana dia sekarang sudah di jepang, lagipula permintaan kakak laki lakinya tidak boleh di abaikan begitu saja, dia harus menjaga Qya sampai kapan pun.

Gerah sekali rasanya jika seperti ini, peluh sudah bercucuran dari pelipis jimin, Qya memeluk tubuhnya erat bahkan nafasnya terasa di sekitar dada jimin, matanya yang cantik, bibirnya yang merah bahkan hidung mancungnya membuat jimin silap mata kalau kalau harus memandangnya sedekat ini, bagaimana pun jimin ini pria dan belum menikah.

"aku kecup sedikit boleh ya"
Bisiknya di telinga Qya, tak perlu jawaban karna jimin juga tak membutuh kan itu, yang dia inginkan saat ini hanya mengesap bibir manis yang merah merekah itu

"Sekali lagi maaf ra"
Jimin mendekatkan wajahnya tepat sejajar dengan wajah gadis itu, mengambil posisi sedikit miring supaya mendarat dengan sempurna tanpa membangunkan gadis itu sedikitpun, untung untung bila Qya memimpikan dolly yang mencium bibirnya

Cupp....

Kecupan pertama berhasil mendarat dengan sempurna, tapi entah kenapa jimin enggan melepaskan kecupan itu, jimin ingin lebih, mungkin sedikit isapan lembut tak masalah.

"Opp--"

Mata jimin melebar seketika, jantungnya mau melompat saat itu juga, sial kenapa gadis itu harus bangun sih baru saja bibirnya menempel belum sempat mengesap nya, kalau seperti ini sama saja maju kena mundur kena, jika jimin lepaskan dia akan kepikiran nantinya, jika jimin teruskan malunya bukan kepalang nanti

Ahhh persetan dengan rasa malu, lebih baik mencoba daripada menyerah bukan.

"Sebentar saja"
Ucap jimin sebelum melumat bibir gadis itu dengan sempurna

Satu menit, dua menit Qya mulai memberontak mungkin gadis ini tak mengerti atau merasa aneh jimin paham itu, bahkan jimin sampai sampai harus menindih kedua tangan gadis itu ke atas kepalanya supaya mengurangi pemborontakan yang Qya lakukan

5 menit kemudian, jujur ini ciuman terlama jimin secara sepihak, biasanya beberpa gadis yang bercumbu dengannya tak akan pernah bisa menahan godaan yang jimin berikan, bahkan belum beberapa detik jimin akan mendapat balasan.

"Sakit oppa" pekik Qya, jimin rasa dia kali ini sudah kelewatan bibir merah itu sudah membengkak bahkan sedikit mengeluarkan darah, jimin mati matian menahan semuanya karna tidak mungkin dia melakukan hal itu dengan Qya makanya ciuman menjadi pelampiasan hormonnya yang sedang naik saat ini,jimin belum bisa berhenti saat ini

"Oppa" ucapnya lagi di sambung dengan deraian air mata, karna tanpa sadar jimin sudah menyentuh dua benda kenyal itu dengan tangannya, bahkan jimin sempat meremas keduanya secara bergantian

"Oppa, hentian" pekiknya lagi dan berhasil membuat jimin tersadar dan menghentikan aktifitasnya seketika

Jimin bungkam melihat keadaan Qya yang berantakan kali ini
"Dasar kau jimin, bodoh sekali" gumamnya sembari merebahkan diri ke samping kanan Qya

CALL ME BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang