"Sial" jimin tak habis pikir kenapa anak buahnya bisa menghilang begitu saja, padahal tadi malam dia baru berbincang dengan namjoon orang yang di percaya nya selama ini dan paginya dia sudah mendengar berita hilangnya namjoon.
"Aku pikir dia mengincar sesuatu, kau tau dia sudah kembali, dia akan merusak semua yang sudah kau susun sedemikiam rupa"
Jungkook mendaratkan pantatnya tepat di atas meja kerja jimin, sudah setengah jam dia berada di ruangan yang lumayan besar ini"Apa kau melakukan kesalahan lagi?"
Jimin tak begitu yakin, dengan gelengan kepalanya saat ini, jujur ini masih tentang beberapa tahun yang lalu dia melakukan kesalahan, sebenarnya itu sudah biasa bagi jimin, menghilangkan beberapa nyawa orang yang berniat buruk kepadanya, dia ini seorang billionare dengan kekayaan yang tersebar di mana mana wajar saja dia bisa melakukan apa saja
"Apa yang kau lakukan??"
Jungkook menegguk cairan merah yang mungkin sedikit bisa membuatnya mabuk, sebab sedari tadi dia juga pusing apa yang membuat jimin sekhawatir ini, biasanya memang ada kejadian seperti itu, misalnya beberapa anak buah jimin menghilang tiba tiba keesokannya dia menemukan jasad anak buahnya di sekitaran area perusaahannya, tapi jika itu terjadi dengan namjoon rasanya tidak mungkin, lelaki yang punya otak secerdas itu tak mungkin bisa di tipu begitu saja
" Kau tak ingat? Beberapa tahun yang lalu, aku meminta namjoon untuk mencuri data Delta.Corp, tapi sialnya namjoon hampir ketahuan, aku ingat dia sempat membunuh perempuan, yang aku yakini dari beberapa info itu adalah kekasih dari CEO Delta.Corp"
"Astaga jimin,itu kasus bukannya sudah lama"
Jimin tersemyum sinis, matanya menyipit berusaha mengingat kejadian beberapa tahun lalu
"Adikku itu tak akan mau kalah, kau tau dia akan berusaha menjatuhkanku, kau tak ingat ketika dia berumur 15 tahun dia bahkan tak segan segan membunuh orang tepat di depan ku"
"Bagaimana dengan kakak mu?"
Jungkook sedikit terbahak, dia seperti menjadi peran pembantu dalam sebuah alur cerita pembuatan film, selain menjadi billionare jimin bisa juga menjadi aktor papan atas.
"Kau pikir sejak kapan aku ingin menjadi anak kedua, sial
Hypersexual itu benar benar menyiksa ku""Jadi kau akan tetap melanjutkan semua ini???"
Benar jika saja jimin terlahir sebagai remaja yang mendapat didikan baik dulu mungkin dia tidak akan menjadi sebajingan ini, ayahnya sudah merubah kepribadian dia, bahkan di umur yang masih bisa di bilang anak anak dia sudah mempelajari bahkan menghadapi hal yang tak seharusnya dia terima di umurnya yang masih muda, syukurlah dia masih bisa bertemu dengan seseorang yang bisa di bilang sebagai kakak laki lakinya yang mendukung dia, mungkin memang tak sepenuhnya bisa merubah semua hal yang sudah terlanjur terjadi tapi setidaknya semua itu bisa mengurangi hal negatif pada dirinya
Hal yang paling dia sesali sampai saat ini adalah, apa yang terjadi padanya terus berlanjut sampai kepada adik laki lakinya, jimin itu mempunyai adik tiri, stuktur keluarga jimin cukup rumit, karna ayahnya mempunyai beberapa istri,masing masing dari mereka memang tak sedarah, tapi masih bisa dia anggap seperti keluarga, walaupun tak semuanya bisa di taklukkan sayangnya ada salah satu adiknya yang sangat mudah di pengaruhi,jika dulu dia bisa memisahkan diri dan lari dari ayahnya tapi adiknya sama sekali tak melakukan hal itu, dia sudah terpedaya
Jimin saja masih ingat dengan perlakuan ayahnya dulu, menyulutkan api dari puntung rokok ke pahanya ketika tidak mengikuti perintah, bahkan jimin mempunyai penyakit hypersexual itu juga dari ayahnya. Bisakah dia menyebut pria itu bajingan??
KAMU SEDANG MEMBACA
CALL ME BILLIONAIRE
Fanfiction🔞🔞 "akan ku buat kau kelelahan karna rasa nikmat ra" "Ji...sa--kit" "aku bisa jadi gila jika rasanya senikmat ini" Qyara mengutuk dirinya atas apa yang sudah terjadi, frustasi bahkan ingin sekali bunuh diri, fakta mengandung anak pria bermarga par...