Riuh rendah di Seishin Izakaya menunjukkan hari ini hampir menuju puncak pekan, tepatnya Jumat malam. Seluruh meja penuh, ditempati oleh setidaknya lima kategori pelanggan, menurut Yuna. Pertama, kelas pekerja kantoran yang di setiap pertengahan percakapan menyematkan 'which is' atau frasa Inggris lainnya. Kemeja atau blouse mereka lusuh, 2-3 kancing teratas dibiarkan terbuka, tetapi mereka wangi. Pesanan mereka melimpah. Biasanya pulang dengan raut agak mabuk. Kedua, kelas pekerja non-kantoran yang karakteristiknya kurang lebih sama dengan pekerja kantoran, bedanya gaya mereka casual.
Ketiga, gerombolan mahasiswa. Seumuran Yuna, sedang mencari jati diri sekaligus coba-coba minum sake. Tipe ini berkunjung untuk menggali 'hidden gems' ibukota sebagai bahan pencitraan di media sosial. Pesan makanan berbagi, bayarnya juga patungan. Keempat, the crazy rich. Mereka bukan mahasiswa, bukan juga pekerja kantoran, apalagi warga biasa. Ada dua tipe di kategori ini, antara snobby rich kids yang tidak paham tata krama atau orang kaya santun dan terpelajar yang sudah menjadi pengunjung tetap Izakaya.
Kelima, kipas angin (fans). Pengunjung ini datang atas kekaguman mereka terhadap Ryujin, Seulgi, atau Bangchan. Biasanya mereka duduk di meja depan teppan karena merupakan lokasi strategis untuk menyaksikan ketiga orang itu berkreasi. Yuna menjuluki mereka, "Cosmos Wadesta, nempel di meja, dan di badan kakak-kakak." Ketika makanan atau minuman tersaji, mereka pasti minta Yuna tolong fotokan bersama celebrity Chef kesukaannya.
Bisa jadi, tipe-tipe pelanggan lebih banyak dari itu. Bisa jadi ada kategori lainnya yang Yuna tidak sadari ketika menanyakan pesanan dan mengantarkan piring, mangkuk, dan gelas ke meja-meja.
Pelanggan di meja 11, misalnya. Seorang pekerja kantoran, tetapi tidak berkerut. Gaya berpakaiannya cukup casual –karena kantornya melonggarkan aturan pakaian di hari Jumat– dengan mengenakan tank-top hitam yang dibalut cardigan lengan pendek campuran warna turquoise dan motif rajutan titik-titik pink, biru langit, dan kuning mustard. Outfit-nya semakin lengkap dengan cigarette pants berwarna broken white yang mengesankan kaki slim dan panjang, meskipun dia tidak tinggi-tinggi amat. Outfit-nya ditemani dengan tas tenteng biru donker Burberry yang cukup memuat dompet, handphone, dan tas kosmetik. Dia juga seorang crazy rich yang mengerti sopan santun, tetapi belum menjadi pengunjung tetap. Menariknya, dia hampir menjadi penggemar salah satu celebrity Chef. Perempuan ini adalah pelanggan kategori campuran, yang tidak masuk di pengelompokkan hasil observasi Yuna.
Setelah Yuna mengantarkan pesanannya –sushi dan sashimi yang ia pesan ketika pertama kali makan di kedai– sekitar lima menit perempuan itu habiskan untuk menatap jemarinya yang ia gulung-gulung satu sama lain. Sesekali, ia mencuri-curi pandang memperhatikan Chef Ryujin yang sibuk membulat-bulatkan dan menggulung sushi. Ryujin ditutupi para pelanggan yang duduk di meja depan teppan, sehingga Jisu, si perempuan gelisah di meja 11 itu, mesti agak mendongak kepalanya ke kiri dan ke kanan. Setidak-tidaknya, terlihat sedikit pipi kiri Ryujin yang sesekali dibayangi layer rambut blonde-nya yang jatuh ke samping muka.
"Lo ke sini cuma bilang terima kasih kok, engga ujuk-ujuk minta jadi pacar! Kok tegang banget!" sambil menyumpit sushi roll berisi salmon mentah yang dibalut kulit salmon crispy, Jisu memulai percakapan di dalam dirinya.
"Yes, Jisu, just say thank you! Here's the plan, you will walk towards the front table, introduce yourself, and then express your gratitude towards her for taking care of you a month ago. Do not expect that she will remember you, the only mission you have to accomplish is handing her this gift and say thank you, Jisu-ya! You can do it!" dalam hati, Jisu meyakinkan diri dan mengatur rencana, sambil menghabiskan satu persatu sushi rolls dan sashimi pesanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulful Recipe
RomanceApa resep untuk menyembuhkan patah hati dan menjalani hidup bahagia? #jinlia #ryujisu Diusahakan update 1-2 minggu sekali hehe.