02

1.1K 237 5
                                    

Aku langsung menata kembali bantal sofa yang jatuh di lantai.
Aku juga membereskan barang yang dibawa emma. Sebenarnya cuma jaket, hp, sama uang sih. Hahaha♡

Keluar ruangan, aku pergi ke toilet yang tadi sebentar untuk buang air dan menata rambut emma yang acak acakan akibat ulahku.

Aku berjalan di lorong mengikuti arah keluar. Aku membayar ruangan tadi sesuai menu ke petugas di depan pintu keluar gedung.

__________________________________________

Malam hari

Keluar dari pintu gedung ini, aku lumayan kagum dengan pemandangan toko-toko di pinggir jalan. Percayalah aku sempat lupa kalau ini tahun 2005.

Sambil berjalan santai, aku mengamati sekitar, hmm tidak banyak motor berlalu lalang, bahkan bisa dibilang jarang.

Melewati sebuah toko baju, aku melihat bagian atas pintu masuknya, terdapat sebuah jam digital besar. Aku terkejut ketika melihat ini udah jam 10. Hahh!? sudah semalam ini?? Padahal di sekeliling ku masih banyak orang berjalan kaki.

Bahkan di antara orang-orang ini masih banyak siswa yang mengenakan seragam sekolah. Babe,, Sekali lagi! ini jam 10 malam. Lalu Aku ingat adegan dimana Hina bertemu Takemichi, Hina bilang dia baru selesai les. Gila,, Bagaimana bisa dia belajar selama itu.

Beberapa langkah ke depan aku melihat toko. Aku berpikir mampir sebentar untuk membeli minuman juga pemanis mulut. Memasuki toko ini.

Aku berjalan pelan menuju kulkas berisi berbagai macam minuman. Oow, ku pikir ini toko makanan, ternyata lebih lengkap. Bahkan mereka menjual baju juga.

Aku memutuskan untuk mengambil sekaleng soda, 2 permen tusuk, dan 1 onigiri rasa spicy tuna mayo.

Selesai melakukan pembayaran, aku melanjutkan perjalanan sambil memakan onigiri yg tadi aku beli. Jalanan mulai sepi ketika memasuki daerah perumahan.


Skip..

Third pov


Name telah sampai di halaman depan kuil.

Anggota toman sudah sering melihat Emma, mereka tau Emma adalah adik perempuan Mikey, jadi tidak ada yang berani padanya. Name bersyukur dia masuk di tubuh Emma.


Mungkin Emma cukup terbiasa dengan hal ini, tapi tidak untuk name. Secara name adalah seorang wibu nolep yang boro-boro mau nongkrong, temen aja cuma di sosmed.

Dia berhenti sebentar untuk meredakan rasa cemas. Name memutuskan untuk menghabiskan soda yang hanya tersisa setengah kaleng, 'Apa yg harus gue lakuin sekarang?' pikir name.

"OII! EMMA", panggil seorang laki-laki.
....
"EMMA!", Laki-laki tadi memanggilnya lagi, kali ini lebih keras.

Name terlalu larut dalam pikirannya, dia bahkan tidak mendengar orang yang sudah 2 kali memanggil namanya. Sorry, bukan namanya, lebih tepat nama pemilik tubuh ini.

Salah satu anggota toman berada di dekat name menyadari hal itu. Anggota itu menepuk pelan pundak name.

Name berjengit kaget. Dia menggelengkan kepalanya pelan sambil mengedipkan matanya beberapa kali.

Name menoleh, "Hmm? Ada apa?", Tanya name. "Dipanggil Draken-Kun" jawab anggota. "Oh ok, sankyuu" balas name. Anggota itu mengangguk.

Name memutar tubuhnya dan menyipitkan mata melihat kearah keramaian. Karena ini malam hari penglihatan ku terbatas, walaupun begitu lampu-lampu dari puluhan motor tetap menyilaukan.

Aku berjalan melewati belasan orang menuju Draken. 'Asli ini motornya bagus-bagus, gak pernah gue liat motor kek gini sebelumnya' batin name.

First pov

Aku sampai dihadapan Draken. 'lahh, ganteng bat, pantes Emma suka. Makan apa sih draken bisa kek tiang gini.' helppp, hati saya doki doki.

Aku lihat belakang Draken ada Takemichi sama Hina. Takemichi melihatku dengan wajah kaget. Aku memiringkan kepala ku sambil tersenyum tipis, 'gw inget apa yang terjadi habis ini, ahahahaha♡'

"Ini pacarnya Takemicchi, pastikan kau menjaganya.", Aku melirik Draken sebentar, dan menganggukkan kepala pelan.

"Yo! Pengecut kecil", Aku berucap pada Takemichi sambil melambaikan tangan. Aku mengulum senyum untuk menahan tawa ketika melihat wajah panik Takemichi.

"Siapa itu 'pengecut kecil'!?💢"
"Apa kau.. Mengenal Emma!?", Tanya hina, bersamaan dengan Draken.

Ah! aku bisa melihat ekspresi marah dan sifat posesif di wajah mereka.

"Maksudmu apa bilang 'pengecut kecil'?" Tanya Hina padaku dengan tatapan tidak mengenakkan. 'ngeri juga tatapannya'

"Dia kabur hanya karena melihat pakaian dalamku, jadi dia pengecut kecil", Jujur aku agak malu pas ngomong ini, tapi bodo amat lah. Toh yang diomongin Emma juga kek gini,, seingat ku.

"OOH- Jadi dia melakukan hal seperti itu?!💢" Balas Hina, dengan tatapan marah kearah takemichi.

Aku melihat takemichi ketakutan tapi juga bingung. Jujur aku sedikit kasihan karena dia dari masa depan tidak tahu apa-apa.

Hina menghajar Takemichi dengan sebuah tongkat yang aku ga tau dapat dari mana.

"Maafkan aku, aku tidak akan melakukannya lagi." Ucap Takemichi setelah dihajar. "Aku tak peduli!" Balas Hina yang masih kesal dan langsung pergi.

"Pfft- Ahahahahahaha♡", Tawa ku langsung meledak. "Parah.. Bisa-bisanya mendekati ku padahal kau punya tipe pacar menakutkan sepertinya." Ucapku pada Takemichi.

"Jangan salah paham, aku sama sekali tidak tertarik padamu dalam urusan sexual."

"Aku mengatakan hal tadi karena seseorang. Aku penasaran apakah dia akan marah, tapi ternyata dia tidak peduli sama sekali." Ucapku sambil melirik pelan ke arah Draken.

"Jadi lupakan tentang hal itu. Anggap saja kejadian seperti itu tidak pernah terjadi." Aku menyuruh Takemichi untuk melupakannya.

Aku melihat Takemichi menoleh ke arah Draken. Aku yakin dia peka dengan maksudku.

"Namamu Takemichi kan?, salken aku Emma" Ucapku sambil tersenyum.

"Sepertinya kamu sudah ditunggu sama Draken dan Mikey, jadi aku pergi menyusul pacarmu dulu"

"Jaana, Ossan", aku tersenyum, sebelum berbalik aku sempat melihat takemichi terkejut.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dah lah
Segini dulu,
Besok lagi..
Bye bye 

Minggu, 1 agustus

New Life || Tokyo RevengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang