accidental

4.6K 437 4
                                    

Sedih banget author
Banyak yang baca cerita ini tapi ga di like
Apa ada yang kurang ya dari cerita ini? Kalau ada kekurangan bisa komen yaaa
Terima kasih atas perhatiannya.

- Happy reading-

Suara bel istirahat baru saja berbunyi, tapi suasana kantin saat ini sudah penuh bahkan mereka berdesak-desakan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan di kantin itu.

Alana masih menunggu Bela yang sedang memesan makanan, sedari duduk tadi Alana terus merasa ada yang melihat nya tapi setelah Alana amati tidak ada seorangpun yang melihatnya.

"Mungkin ini perasaan ku saja," Gumam Alana pelan.

"Apa na?"

"Eh," Alana langsung mengangkat kepalanya terkejut melihat bela sudah duduk dengan makanan yang dipesannya tadi.

"Gue tanya lu kenapa kok malah jawab eh," Ucap Bela.

"Nggk, udah lanjut yuk makannya."

Saat sedang asik menikmati makanan tiba-tiba,

Pyaar

"LU LUPA GUNANYA MATA APA?" Suara berat seseorang menggema di kantin yang hening saat ini.

"M-maaf kak," Jawab pemuda berkacamata itu dengan membungkukkan badannya.

Bugh

Bugh

Dua pukulan dilayangkan kepada pemuda berkacamata itu.

"BERSIHIN SEPATU GUE SEKARANG!"
Bagai sebuah perintah yang tidak bisa dibantah, pemuda berkacamata itu hendak membersihkan sepatu seseorang dihadapannya tapi suara dari arah lain menghentikannya.

"MASALAH KECIL DOANG KOK DIBESAR-BESARIN."

semua menoleh kearah sumber suara itu.

"Anjir berani banget."

"Wah kenapa nih."

"Udah lama dia gak buat rusuh."

"Kok sekarang dia kek ngebela ya."

Bisikan-bisikan kecil mulai terdengar.

"Lu kenapa ngurusin urusan gue?
Tanya pemuda itu.

"Gue?" Tanya gadis itu sedikit terkekeh.

"Iya kamu Alana, kenapa campurin urusan Devan?" Tanya Neyla sejak tadi berada disamping pacarnya, Devan.

"Heh gue gak akan campurin urusan pacar lu kalau pacar lu paham akan sopan santun," Jawab Alana.

"Tau apa lu tentang sopan santun? Dulu aja lu ngebully neyla gara-gara Devan lebih milih pacaran sama neyla daripada lu yang udah kek mak lampir, " Ucapan tajam itu dari Dio, salah satu teman Devan yang berada dibelakang Devan juga sejak tadi.

"Dulu dan sekarang beda, setidaknya sekarang gue tau cara memanusiakan manusia," Ujar Alana.

Bela sejak tadi hanya diam, dia tau sahabatnya itu tidak mungkin membela sesuatu tanpa alasan.

"Alana Alana, kamu lupa disini semua orang tau kamu cewek yang dibutakan oleh cinta. Kamu bully aku hanya gara-gara Devan pacaran sama aku, dan sekarang kamu hanya caper kan dihadapan pacar aku," Jelas Neyla, tangan Devan sengaja ia genggam dihadapan Alana dengan maksud menunjukkan bahwa Devan miliknya.

Alana hanya terkekeh mendengar setiap kata yang dilontarkan padanya.

"Bel, lu mau tau gak pesan emak gue kemarin?" Tanya alana pada bela tapi pandangannya terus menatap Neyla dan Devan.

"Apa tuch?" Tanya bela balik, dia tau kata-kata yang akan dilontarkan Alana pasti tajam.

"Yang bohong pasti berkoar-koar."

Sontak semua yang mendengar perkataan Alana tertawa, membuat wajah Neyla menjadi merah.

Plak

Huh lagi?

Alana mengusap pipinya yang memerah akibat sebuah tamparan dari orang yang sama lagi.

"Lu pikir Neyla pembohong?" Tanya Devan menggebu-gebu dengan sorot mata tajamnya.

"Gue ga bilang PACAR lu itu pembohong kok," Jawab Alana menekan kata pacar dengan senyum mengejeknya.

Saat hendak menampar Alana lagi, sebuah tangan kekar menahannya. Alana yang sudah memejamkan mata heran tidak ada tangan yang menampar wajahnya.

"Lu cowok ga seharusnya menyakiti cewek," Matanya menatap tajam pelaku yang tangannya hendak melayang tadi.

"Axel," Gumam Alana.

"Kenapa? Lu udah suka sama nih cewek? Hati-hati dia itu cewek murahan ga tau diri ga tau sopan santun, bodoh dia-"

Bugh

Bugh

Bugh

"DEVAN!" Teriak Neyla.

"Dia ga seburuk yang lu katakan, paham kan lu?" Tanya Axel dan hanya dibalas anggukan oleh Devan karena kondisinya yang sudah lemah akibat pukulan dari Axel tadi.

Setelah itu Axel menarik tangan Alana, menuju ruangan pribadi disekolahnya. Setelah sampai di ruangannya, Axel menyuruh Alana duduk.

"Kenapa dibales?"

"Hah?" Tanya balik Alana mendongakkan kepalanya

"Ga ada pengulangan" jawab Axel

"Suka banget ngomong setengah-setengah heran gue," Gumam Alana.

"Suka banget ngomong pelan-pelan," Ucap Axel, Alana hanya menunduk.

Alana merasakan tatapan mata Axel yang menajam sekarang, ia takut dengan tatapan Axel sekarang.

"Bukan Alana huh?" Tanya Axel menyunggingkan senyum smirk nya.

"Eh em Alana iya g-gue Alana" Jawabnya tiba-tiba gugup.

"Kirain bukan," Kata Axel terkekeh kecil.

Selamat, batin Alana.

__________________________________

Hei hei

Jangan lupa baca dan like komen ya

Terimakasih

Pontianak, 27 Juli 2021

AccidentalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang