tragedi

8.6K 635 13
                                    

-Happy reading-


Byurr

"Hahahaha rasain lu makanya udah gue bilang jangan pernah deketin Devan, karna dia cuma milik gue," Jelas seorang gadis bername tag Alana.

"I—iya kak, tapi aku bb—beneran. "

"Alasan lu mah, udah ya pokoknya sekarang gue ga mau lihat elu deketan lagi sama Devan dan—"

"NEYLA," Teriakan seseorang dari belakang menghentikan ucapan Alana.

"LU APAIN NEYLA HAH?DENGER YA, GUE GA AKAN MUKUL LU KARNA LU CEWEK, TAPI KALI INI LU UDAH KETERLALUAN TAU GAK?"

Plak

Gadis yang ditampar barusan adalah Alana.

"Dev, lu—" Alana tidak menyangka orang yang tiga tahun belakangan ini dia cintai menampar wajahnya.

Baru saja Devan ingin berbicara lagi, neyla memeluknya dan meminta untuk pergi dari gudang  dan meninggalkan Alana sendiri yang masih terpaku dengan apa yang telah terjadi padanya barusan.

"Dev kenapa lu jahat sama gue Dev, KENAPA? KENAPA DEV?" Alana terus berteriak didalam gudang itu, hingga dia merasa seakan ada bisikan agar dia melakukan sesuatu hal yang buruk.

Alana melihat kaca disudut gudang itu, diambilnya dan mulai mengiris tangannya dengan kaca yang lumayan besar itu. Tetesan darah merah mulai mengalir dari tangan kirinya, tapi hal itu terus Alana lakukan hingga tiba-tiba ada seseorang menarik tangannya.

"Alana berhenti," Ucap seseorang itu mengambil kaca dan menjauhinya dari Alana.

"Bel gue bingung bel, g—gue Devan benci gue bel."

Dihadapan bela Alana mampu menunjukkan sifat aslinya, dihadapan bela Alana menangis sejadi-jadinya menunjukkan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.

"Gue paham na, tapi lu jangan gini dong jangan lukai diri lu sendiri," Bela berusaha menenangkan Alana tanpa sadar bahwa Alana telah menggenggam sesuatu kaca kecil dan

Brash

Baju bela kini dipenuhi noda merah, bukan itu bukan darahnya melainkan darah segar yang mengalir dari tangan kiri alana. Alana kembali menggores tangan kanannya beberapa detik lalu dan setelah itu matanya tertutup rapat.

"ALANA!" Teriak bela kencang hingga beberapa siswa yang tidak sengaja melewati gudang itu menghampirinya dan membantu bela untuk menyelamatkan Alana dengan dibawa ke rumah sakit.

Siswa Bina Bangsa terkejut saat melihat keadaan Alana yang penuh dengan darah. Bahkan ada beberapa siswa yang histeris takut melihat tangan Alana.

Skip di rumah sakit

Beberapa menit kemudian setelah Alana, bela dan beberapa guru sampai di rumah sakit.

"Apa disini ada keluarga pasien?" Tanya seorang dokter.

"Kami gurunya dok, bagaimana keadaan siswi kami sekarang?" Tanya Bu Rahmah selaku wakil kesiswaan

"Begini Bu, luka ditangan pasien begitu dalam dan cukup mengeluarkan banyak darah jadi kami butuh persetujuan dari pihak keluarganya untuk melakukan tindakan lebih lanjut Bu" Jelas sang dokter.

"Sebenarnya Alana anak tunggal dok, dan orang tuanya saat ini sedang berada di Jerman karena urusan pekerjaan," Jelas bela.

"Apakah tidak bisa diwakilkan saja dok untuk persetujuan nya? Saya akan menghubungi orang tua Alana terlebih dahulu," Tanya Bu Rahmah.

"Baiklah Bu tolong segera dilakukan ya bu, karena pasien tidak memiliki cukup banyak waktu," Jawab sang dokter.

Setelah itu Bu Rahmah segera menghubungi orang tua alana menggunakan hp Alana sendiri.

Drtt

"Panggilan sedang sibuk"

Berulang kali panggilan itu terus tidak tersambung hingga percobaan ke-8 panggilan itu tersambung.

"Ha—"

"Ada apa Alana?kau ini tidak bisakah tidak menyusahkan ku?kenapa kau mengganggu ku?"

"Maaf Bu ini saya wakil kesiswaan dari sekolah Alana, begini Bu Alana mengalami kecelakaan dan keadaannya sekarang cukup parah jadi kami memerlukan persetujuan dari ibu selaku orang tua Alana untuk menindak lanjuti keadaan alana," Jelas Bu Rahmah to the point.

"Ah anak itu selalu saja membuat onar, baiklah lakukan apa saja menurut ibu guru dan masalah uang akan segera saya transfer untuk administrasi nya" 

Bu Rahmah cukup terkejut mendengar respon dari ibu Alana, "Baik bu saya matikan teleponnya terimakasih."

Tit

sambungan telepon dimatikan oleh ibu Alana.

Ting

Sebuah pesan masuk dari hp Alana.

To Alana :

Setelah Alana sembuh cepat suruh dia pulang kerumah karena anak itu tidak perlu mendapat banyak perawatan.

Untung saja pesan itu dibaca bela, bukan Bu Rahmah.

Bela saja yang orang asing begitu sakit merasakan perkataan dari ibu Alana, apalagi Alana sendiri. Bukan kali ini, bela sudah sering mendengar keluhan Alana tentang respon dari orang tuanya. Namun bela sempat berpikir bahwa Alana hanya baper saja tapi lihat lah, perkataan itu cukup menyakitkan untuk seorang anak.

___________________________

Hei hei

Jangan lupa baca dan like komen ya

Terimakasih

Pontianak, 22 Juli 2021

AccidentalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang