Ia Cantik, Aku Mati

5 2 0
                                    

Sumpah serapah mengambil kendali mulutnya yang tak terdidik

Pagi, malam, hingga pagi lagi

Tak sedikitpun cahaya memasuki celah hatinya yang sempit

Notabenenya, Sapta mendambakan sepi


Detaknya perlahan berhenti

Hujan badai di depan mata bahkan tak penting lagi

Tiada guna berteriak dalam peti mati, sebab ia kemari untuk pergi

"Aku mati,"


Dilihatnya sepasang burung merpati

Cantik, bahagia, dan suci

Anastasia menghampiri, dua langkah, lalu berhenti

Jemarinya manis walau terlihat pucat dan mati


Tersenyumlah bibir dari bocah tengil berkain putih

Ia tak lagi seorang diri



Jember, 2021.

Secoret MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang