Satu

8 8 8
                                    

Senin. Hari yang sangat membosankan bagi sebagian murid nakal SMA BHINABAKTI. Salah satunya pria yang sedari tadi menatap jengah ke arah depan. Dimana seorang ketua osis  tengah menyampaikan larangan dan tata tertib baru.

"Percuma anjir lu ngomong koar koar soal tata tertib. Yang ada masuk telinga kanan keluar telinga kiri." Ezra memutar bola mata malas, bosan mendengar peraturan yang harus ia patuhi.

Daffin tersenyum. "Itumah elu, gue dong! udah ganteng, banyak yang sayang, selalu mentaati tata tertib sekolah, rajin menabung dan tidak shombong." Daffin memukul dadanya bangga.

"Bacot lo babi."

"Sesama babi jangan saling menghina." Dengan cepat Abian menyela sebelum Daffin menjawab.

"Tau gini tadi gue bolos ae." sesal Ezra.

"Lu udah tolol ntar nambah tolol kalo bolos mulu."
Nyinyir Abian sukses membuat Daffin tertawa puas. Daffin termasuk orang paling bahagia jika Ezra dinistakan. Temen laknat emang.

Tak ada yang lucu, tak ada yang tertawa selain Daffin. Suasana lapang yang hening mengundang tanda tanya murid lain dan para guru.

"DAFFIN! MAJU KAU SINI! SELALU SAJA KAU BUAT PUSING BAPAK!"

"Mampus lo nyet." Bisik Ezra puas.

"Gara gara lo jingan!"

Tak terima dirinya disalahkan, Ezra mendekati Daffin. "AARRGGH SAKIT KAMBING!" Teriak Daffin memegang kakinya yang diinjak Ezra. Lebay emang.

"Mampus lo nyet!"

Tanpa peduli sekitar, Ezra tertawa bahagia.
"ADUHDUH ADUH PAK SAKIT PAK." Teriak Daffin dan Ezra bersamaan saat dirasa kupingnya ditarik pak Hazar. Hazar yak ges bukan hajar...

"KALIAN BERDUA YA! BIKIN ULAH MELULU! CAPEK BAPA SAMA KALIAN."

Ezra berusaha melepaskan jeweran dikupingnya yang mulai terasa panas. "Bapak kalo capek ya istirahat. Seneng bener tarik tarik kuping saya. Aduh!"

"EZRA!!!"

"ADA SAYANG ADA!"

"BWAHAHAHAAH." Hari senin yang seharusnya menjadi hari paling membosankan, tergantikan dengan stand up comedy dadakan yang dibintangi Ezra dan Daffin. Para siswa siswi tertawa melihat kelakuan duo pembuat onar sekaligus salah satu most wanted SMA BHINASAKTI.

"DIAM KALIAN!" Pak Hazar melotot ke arah para murid, lalu tatapannya kembali kepada biang onar. "KALIAN BERDUA BAPAK HUKUM BERSIHKAN SEMUA TOILET!!"

"Gak bisa begitu dong pak. Saya kan disini korban, masa iya saya kena hukum juga sih." Sahut Ezra tak terima.

"Korban apaan kamu?! korban sinetron AZAB HAH?!"

"Haeshh, si bapak kalo saya korban sinetron azab. Terus bapa apa? yang kena azabnya? gitu?"

"Pfftt." Matia matian mereka menahan tawa. Berbeda dengan Abian, ia sendiri malu melihat tingkah teman laknatnya. Bukan temen gue. bukan temen gue pokonya. Ia terus merapalkan kalimat itu di dalam hatinya.

"DIAM KAMU! SETELAH ACARA SELESAI KALIAN BAPAK TUNGGU DI TOILET. JANGAN HARAP BISA KABUR."

"Astagfirullah pak, bapak ngapain nungguin kita di toilet?" Tanya Daffin ambigu, menutupi bagian dada dengan kedua tangannya, bergidik ngeri.

"Anjir si bapak homo." Tambah Daffin mulai memeluk Ezra dari samping.

Pak Hazar mengacak rambutnya prustasi. "IYA! SAYA HOMO! MAU APA KALIAN HA?!"

"AAAAAA JANGAN NODAI AKU PAAK!  AKU MASI ANAK ESEMPE!" Hilang sudah harga diri pak Hazar sebagai Wakasek jika dihadapkan dengan kedua bocah curut ini.

K Y R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang