: 三

12 1 0
                                    






[ this story contains suicidal thoughts, read at your own risk ]








"Oke, sekarang adalah harinya!" pikir Jungwon semangat, kedua kakinya bergerak menaiki anak tangga menuju rooftop.

Jungwon membuka pintu dan mulai melepas kedua sepatunya. Tapi setelah menengadah, eksistensi seseorang mengalihkan perhatiannya.

Dengan tinggi tubuh rata-rata, lelaki itu berdiri di ujung rooftop membelakangi Jungwon. Terlihat siap untuk terjun kapan saja. Dan tanpa sadar, Jungwon pun menghampirinya dan berteriak.

Lelaki dengan tinggi rata-rata itu menoleh, menyadari kehadiran Jungwon yang kini berdiri tepat di belakangnya. Dan sebelum Jungwon sempat berkata apapun, lelaki di depannya lebih dulu bersuara.

"Gak ada yang peduli sama aku"

"Semua orang ngambil apa yang aku punya, aku... gak pantes ada disini" sambungnya tanpa menoleh sedikit pun pada Jungwon.

Lelaki itu kemudian menunduk, membiarkan air matanya jatuh membasahi pipinya. Jungwon yang melihat itu pun maju satu langkah mendekat ke arahnya.

"Demi tuhan! Kamu serius? Cuma gara-gara itu kamu datang kesini sebelum aku?"

Lelaki itu gak membalas pertanyaan Jungwon. Dia menunduk dan hanya diam di tempat, membiarkan angin menerpa tubuhnya.

"Seenggaknya kamu masih di cintai sama orang-orang yang ada di rumah. Dan asal kamu tau, masih ada makan malam yang nunggu kamu" sambung Jungwon, yang sekali lagi gak mendapat balasan apa pun.

Beberapa detik hanya di penuhi oleh suara hembusan angin. Sampai kemudian, lelaki dengan tinggi rata-rata itu perlahan berjalan menjauhi ujung rooftop.

"Aku lapar" ujarnya pelan dengan air mata yang masih menetes dari kedua matanya.

Dan dalam sekejap, lelaki dengan tinggi rata-rata itu pun menghilang. Meninggalkan Jungwon yang hanya menatap kepergiannya.

reflection [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang