reflection [✔️]

: 二

[ this story contains suicidal thoughts, read at your own risk ]

Apa yang baru aja aku katakan? Harusnya kan aku gak perlu peduli?

Lelaki itu kini menyadari kehadiran Jungwon yang berada tepat di belakangnya. Hanya melirik sekilas, kemudian beralih lagi. Seakan kehadiran Jungwon gak mengganggunya.

"Kamu pikir apa yang mau kamu lakuin?" tanya Jungwon berhati-hati, takut-takut salah memilih kata di situasi seperti ini.

Tapi bukannya menjawab pertanyaan Jungwon, lelaki itu malah mulai bercerita.

"Ini klasik banget, kamu mungkin udah sering dengar" ujarnya memulai cerita nya.

"Selama ini kita berdua baik-baik aja, tapi ternyata cuma aku yang mikir begitu. Dan aku gak tau aku salah apa, tapi kemarin dia bilang bahwa kita selesai"

Lengang untuk beberapa detik. Singkat memang, tapi mendengar gak ada kalimat lanjutan dari mulutnya, Jungwon pikir lelaki itu sudah selesai bercerita.

Jungwon berpikir untuk melangkahkan kakinya mendekat ke arah lelaki itu, tapi di urungkan niat tersebut dan tetap berdiri di tempatnya.

"Udah, cuma itu?" tanya Jungwon. Walaupun samar tapi Jungwon bisa melihat orang di depannya mengangguk lemah.

"Demi tuhan! Kamu serius? Cuma gara-gara itu kamu datang kesini sebelum aku?"

"Apa kamu kesal karena kamu gak bisa dapetin apa yang kamu mau?" lanjut Jungwon.

Lelaki di depannya gak memberikan jawaban atas semua pertanyaan Jungwon, dan hanya berdiam diri di posisinya.

Jungwon gak mau mengatakan ini, tapi orang di depannya seperti sudah siap untuk jatuh kapan saja.

Tapi mungkin Jungwon salah. Karena setelah lelaki itu menghela napasnya, dengan perlahan dia mulai berjalan menjauh dari ujung rooftop.

Kini lelaki itu berdiri di samping Jungwon, kemudian dia mengacak rambutnya kasar. Dan tanpa menoleh ke arah Jungwon, dia berujar pelan.

"Makasih udah mau dengerin, aku ngerasa lebih baik"

Setelahnya lelaki itu berjalan ke arah pintu. Dan seakan menghilang, dia meninggalkan rooftop dan Jungwon yang hanya menatap kepergiannya.