❝ Jadi dia bukan Mr. 10 Pound Sterling, tapi dia Aksara ❞
ㅡ Aruna Brameswara ㅡ
🍂.𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚🍂
ㅡAuthor Povㅡ
Aruna hanya diam, ia fokus pada bacaannya. Pesawat sudah terbang beberapa menit yang lalu, namun sesekali Aruna melirik kearah laki-laki yang duduk disebelahnya itu.
"Kenapa?" Aruna tersentak ketika laki-laki itu membuka mulutnya, merasa bahwa saat ini ia benar-benar terpergok.
"Nothing," jawab Aruna cepat.
"I'm curious about something," Aruna pun menolehkan kepalanya lagi kearah laki-laki itu,
(Aku penasaran tentang sesuatu)
"About what?"
"Buku itu terlalu jadul buat di baca, gua penasaran kenapa masih ada yang baca buku itu di jaman sekarang. I mean every woman in this era will read after, fifty shades or something like that."
(Maksudku setiap perempuan di jaman sekarang akan membaca after, fifty shades atau semacamnya)
Mendengarnya Aruna lantas terkekeh kecil, "Ga ada aturan 'kan buat baca apa?" sambung Aruna.
"Ngomong-ngomong lu belum jawab pertanyaan gua tadi,"
"Jangan bilang lu balik ke Indonesia gara-gara di pecat sama bos lu?"
Dengan cepat Aruna membantah, "Nothing happened to me, aku udah nyelesain masalah kemarin." jelas Aruna, mendengarnya laki-laki itu hanya menganggukkan kepala.
Selanjutnya mereka berdua tak lagi berbicara, Aruna memilih untuk memejamkan matanyaㅡia merasa benar-benar mengantuk dan laki-laki itu, yang tak lain dan tak bukan ialah Brad memilih untuk memejamkan matanya jugaㅡberharap ia bisa tertidur selama perjalanan panjang ini.
🍂.𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚🍂
"Mama!" teriak Aruna kecil ketika melihat mamanya yang tengah dipukuli oleh papanya itu.
"Mama!" Lagi-lagi anak berusia 10 tahun itu berteriak sembari berlari menghampiri mamanya yang sedang dipukuli oleh papanya tanpa henti itu.
"Aruna, pergi!"
Tanpa menghiraukan ucapan mamanya, Aruna tetap berlari kearah mamanya lalu mendekap mamanya.
"Aaaa papa, sakit pa!!" rintih Aruna ketika papanya berusaha menarik tubuhnya agar menjauh dari mamanya.
"Anak sialan! Ngapain kamu ngelindungi perempuan ini, ha?! Dasar anak gatau diri! Sadana mati gara-gara kamu sama mama mu ini!" ucap papa Aruna sembari terus berusaha menarik tubuh Aruna agar menjauh dari mamanya.
"Mas!" teriak mama Aruna berusaha melepaskan tarikan itu.
"Seharusnya kalian yang mati bukan Sadana!"
"Kalian yang harus mati!" ulang papa Aruna sembari melayangkan sebuah vas bunga tepat di tengkuk Aruna.
"Arunaa!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Serendipity] | Tentang London dan Kita🍂.𖥔 ݁
Romansa❝ Dia adalah suatu kebetulan yang kini benar-benar ingin aku miliki sepenuhnya ❞ - Aruna Brameswara - Kisah kelam dalam kehidupannya membuatnya harus menetap di London dalam beberapa tahun ke depan. Dibalik keceriaan dan ketegarannya, ia memikul ban...