10 - BANTUAN

1 1 0
                                    


Alta kini sedang mengendarai motor nya entah kemana. Bysha sedari tadi terus bertanya kemana mereka akan pergi.

Tapi Alta dengan sifat pelit nya, enggan untuk memberitahu atau sekedar merespon ucapan Bysha. Benar-benar pelit, pelit bicara pastinya.

Apakah setiap kata yang lelaki ini keluarkan ada tagihan nya? Atau setiap Alta membuka mulut nya maka akan merusak lingkungan?

Yang pasti Bysha sudah lelah bertanya pada lelaki ini. Wajah nya yang datar dan tak menggubris nya, seakan-akan menganggap Bysha tidak ada.

Bysha sedikit menyesal karna ia mau membantu Alta.

Alta meminta Bysha untuk membantu nya membuat papan nama milik nya.

Ah, bukan. Bukan meminta bantuan Bysha, lebih tepatnya menyuruh Bysha membuatnya.

Dan bodoh nya, Bysha mau membantunya.

Mungkin karna sifat tidak enakan yang ia miliki. Dan ia mungkin akan merasa bersalah jika menolak nya.

Tapi ini lebih menyiksa batin nya. Lebih baik ia menolak dan merasa bersalah berkepanjangan, dari pada ia naik pitam karna harus menghadapi manusia kikir kata satu ini.

Setelah mendapatkan semua barang yang diperlukan untuk membuat papan nama, Alta terus mengendarai motor nya. Ia seperti sedang menuju ke sebuah tempat. Tapi Bysha sama sekali tak bisa menebak.

Tatapan tajam nya tengah fokus menelusuri jalanan. Bysha hanya bisa mendengus pasrah membiarkan Alta yang terus melaju.

Motor Alta akhirnya berhenti di hutan dengan sebuah danau yang menyejukkan mata. Air nya yang bersih dan tenang, nampak berkilau karna pantulan sinar matahari di sana.

Tempat ini asing untuk Bysha tapi tidak dengan Alta. Tempat ini bagi nya adalah rumah kedua untuk nya.

Bysha melangkahkan kaki nya, berjalan-jalan melihat-lihat tempat ini.

Udara segar, tenang, di tambah suara alam yang seakan-akan menyambut nya. Tempat ini masih sangat alami.

Kedua sudut bibir nya tak bisa berhenti terangkat. Senyuman indah nya terukir jelas di sana, ia sangat menyukai tempat ini.

Sampai ia sadar bahwa Alta tidak lagi berada di sana. Mata nya mulai gusar mencari keberadaan lelaki itu.

Bysha mendekati motor Alta yang masih berada di sana. Tapi tidak dengan pemiliknya.

Mata nya mencari Alta dengan tak tenang.

"Ih kemana sih" gumamnya.

Fokus nya terhenti di sebuah danau tepat di depan nya.

Bysha berusaha membuang jauh-jauh hal yang sedang terputar di otak nya . Tapi tetap saja, ia terus memikirkan hal yang sama.

"Alta, kamu ngga nyemplung ke sana kan?" ujar Bysha ragu.

Tak ada suara apa pun yang Bysha dengar dari sana. Mimik wajah nya semakin terlihat tak tenang.

"Alta."

Masih sama, tak ada tanda-tanda bahwa Alta akan menjawab nya.

"Alta, ngga lucu bercanda nya" celetuk Bysha semakin panik.

Ia meremas jemari nya, keadaan terasa semakin membuatnya gusar. Suasana hutan ini sama sekali tak bisa membuat nya merasa tenang kembali.

Ia menarik napas nya dalam-dalam bersiap untuk mengeluarkan teriakan nya.

"ALTAAA."

"Berisik."

Bysha mendengar sahutan dari atas, ia sontak mendongakkan kepalanya.

INTENSITASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang