Prolog

304 54 88
                                    

"Hahahaha... Alexandra kau kehausan kan? Padahal air itu mau aku kasih ke kamu tapi sayang tumpah," kata seorang gadis berambut hitam panjang tengah tertawa

"To...long... hentikan...ini..." di bawahnya seorang gadis tengah terduduk di depan toilet.

Ya, gadis berambut hitam panjang itu tengah menceburkan wajah gadis di bawahnya ke dalam lubang kloset dipertontonkan oleh banyak murid.

Gadis itu kau, name. Seorang gadis cantik dengan kulit putih bersih, rambut hitam lebatnya terurai sampai sepunggung. Jangan lupakan wajahnya yang mungil dan bibir merah seperti darah itu membuatnya menjadi cantik sekaligus imut dalam satu kedipan.

Dia seorang yang sangat kaya raya, ayahnya seorang jaksa terkenal tegas dan ibunya adalah ibu rumah tangga yang sangat menyayangi anak-anaknya.

Tapi sayang hal itu malah membuat gadis itu semena-mena dengan kekayaan dan kecantikannya seperti saat ini, ia sangat suka membully orang yang lebih lemah. Sifatnya sangatlah buruk; pemarah dan sombong.

"Heii... Alexandra gimana sudah tidak haus lagi kan? Enak gak?" tanya name.

"E-e-enak k-kok," jawab Alexandra

"Anji**g gila enak. Itu air mani gw. Hahahaha bego," tawa name menggelegar masih menjambak rambut Alexandra disertai umpatan dari mulutnya.

Alexandra terkejut mendengar perkataan name barusan. Air mani? Alexandra hanya menangis berusaha memuntahkan kembali cairan yang sempat masuk ke mulutnya dengan cara memukul dadanya namun itu tidak bisa.

Tiba-tiba saja Alexandra merasa mual memikirkan kembali air yang dimaksud name itu masuk ke tubuhnya. Tangisannya menjadi tontonan gratis bagi murid-murid disana. Tak ada yang membantah melainkan mendukung karena,

Name lah penguasa disini.

Alexandra mencekram lantai kamar mandi, mata melotot hingga hampir mau keluar, senyum mengerikan terpatri di wajahnya. Ia tertawa gila membuat seluruh anak terheran termasuk name.

"Aku akan balas dendam padamu name,"

•••

Alexandra saat ini tengah duduk di depan komputernya. Ada banyak kertas bertebaran di mana-mana. Huruf-huruf d angka yang tidak jelas. Besok adalah hari pembalasannya. Ahh~ sayang sekali ia tidak bisa melihat wajah name yang menderita itu pasti menyenangkan.

Alexandra hanya tersenyum dan bernyanyi ria sambil menyelesaikan  tugasnya.

•••

Saat ini Alexandra tersenyum sambil melompat berjalan menulusuri lorong kelasnya. Di tangannya ia menenteng paper bag besar. Di seberang sana ia melihat name mengenakan Hoodie putih kebesaran itu tengah tertawa riang bersama teman-temannya.

"Anu... Name maaf menganggu waktunya. Aku mau minta maaf soal kemarin waktu aku gak sengaja nabrak kamu dan air minum ku malah kena ke kamu. Ini ada hadiah sebagai permohonan maaf," ucap Alexandra dengan wajah sedihnya.

Name menaikkan sebelah alisnya sambil menyilangkan tangannya dengan muka mengejek ia mengambil barang itu.

"Ada yang mau aku omongin name di atap," tambah Alexandra

Name menatap kepergian Alexandra, "Sejak kapan lo boleh pergi begitu saja. Kita belum saling sapa menyapa bukan?"

Alexandra menoleh ke belakang menatap name wajahnya kebingungan mendengar perkataan name. Dengan senyum miring name berjalan ke Alexandra dan—

HOW TO GET YOUR HEART? [Tokyo Revengers X Readers!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang