Pengen banget punya pedamping hidup kaya kai. Tapi dia tau gua hidup aja enggak. Dahlah mengsad
-Jennie azora-
Senyum gadis itu merekah, Melihat penampilannya di pantulan kaca. Hanya mengenakan Hoodie kuning dan celana jooger cargo hitam yang melekat di tubuhnya.
-gini mngkin gambaran nya-
Lisa mengolesi wajahnya dengan sedikit bedak bayi, juga memakai liblam agar bibirnya tidak kering. Kemudian gadis itu turun dari tangga tak lupa membawa handphonenya.
Hari ini hari Minggu dimana papahnya tidak bekerja namun pria itu sedang bermain golf dengan temanya.
Lisa menunggu Dilan didepan rumahnya. Sesekali gadis itu menyapa tetangganya yang lewat untuk berbelanja. Senyumnya kembali terukir saat motor sport hitam milik orang yang ditunggu datang.
Cowok dengan pakaian santai itu melepaskan helm nya.
"Nungguin ya?" Tanyanya sambil menyisir rambutnya yang berantakan.
Lisa mengangguk. "Eh! Enggak juga sih, aku baru keluar soalnya" jawabnya sambil cengengesan.
Dilan tersenyum hangat, jarang sekali menampilkan wajah seperti ini ke orang lain kecuali mamahnya dan Lisa. "Yaudah ayok naik, nanti keburu siang" Cowok itu mengambil helm untuk Lisa.
"Bisa makainya engak?"
Lisa menggeleng, tentu tidak bisa. Orang dia saja belum pernah naik kendaraan beroda dua.
Dilan terkekeh. "Yaudah sini deketan, biar gua pakein" Lisa mendekat kan wajahnya, melihat wajah Dilan yang sedang memakaikan helm di kepalanya. Sampai matanya dengan mata Dilan berpapasan. "Udah"
Lisa berjalan menaiki motornya dibantu Dilan.
"Pegangan biar gak jatuh" suruh cowok itu sambil menaruh tangannya kebelakang.
Lisa yang tidak tahu maksudnya hanya menggenggam telapak tangan Dilan. Lantas cowok itu langsung menarik tangan Lisa dan membuatnya gadis itu sedikit maju memeluk Dilan.
"Gini aja lebih bagus" lanjutnya.
Lisa tertawa. "Bisa benget modusnya" tanpa disadari gadis itu malah mengeratkan pelukannya. "Nyaman"
Tau enggak??? Rasanya Dilan pengen kayang sekarang juga. Mimpi apa sih dia semalem.
"Gua tandain nih hari" batinya
∆∆∆
Tok! Tok! Tok!
Cowok itu membuka pintu kamar. menatap dingin perempuan yang berada tepat dihadapan nya dengan membawa segelas susu putih dan roti coklat di atas nampan
"Pagi Daffa" ucapnya sambil tersenyum. Lalu menyodorkan nampan tersebut kepada Daffa. " Gue udah siapin sarapan buat Lo, dimakan ya"
Daffa mengambil nampan itu dan meletakan nya meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad'ending || Lisa
Teen Fictionawalnya memang seperti pelangi, indah dan mungkin cukup untuk aku percaya, namun pada akhirnya pelangi itu tidak akan bertahan selamanya , ia akan tetap pergi tanpa kabar. -Lisa Azora