"pulang bareng gua!"
"tuhkan bener!" Ucap Lisa tampak kesal. Ingin sekali ia memukul wajah sok Dilan.
"Itukan tadi sebelum gua ngajakin lu" Bantah Dilan. "Sekali elah, kek nya jarang banget kita pulang bareng. Malah enggak pernah"
"Aku enggak bisa Dilan, kamu Taukan kalo papah aku liat?"
"Ya jangan sampe tau"
Lisa memandang Dilan tak enak. "Sorry lan" Gadis itu Menangkup kedua tangannya, lalu beranjak dari hadapan Dilan.
"Lisa," panggil Dilan.
Lisa berbalik. "Serius aku enggak bisa"
Cowok itu tak merespon, ia malah memberikan coklat tadi kepada Lisa. Lalu mengambil kunci motornya di saku dan pergi begitu saja.
Lisa memperhatikan coklat dari Dilan, ia sangat tidak enak kepada cowok itu. Andai papahnya tidak menuntut Lisa pasti hari ini ia bisa pulang bareng Dilan.
Gimana ya jelasin hubungan Lisa sama Dilan.
Mungkin orang menganggap mereka pacaran karena setiap hari jika di sekolah mereka selalu bersama. Namun nyatanya tidak. Lisa hanya menganggap Dilan teman, sebatas itu.
Lisa tidak tau jika Dilan menganggapnya berbeda. Begitupun sekarang.
‹flasback On›
Seorang gadis berponi dengan menggendong tas berwana kuning itu tampak berjalan mencari kelasnya.
Hari ini ia resmi pindah ke Generation High School. Tepat saat menduduki kelas 11, yang artinya ia hanya 2 tahun saja disana.
Namanya tuh Lisa Azora. Di sekolah lamanya Lisa terkenal karena memiliki visual yang sempurna dan merupakan siswa kebanggaan guru.
Namun seiring berjalanya waktu gadis itu menjadi terkucilkan karena satu kesalahan kecil yang ia buat disana. Lisa memutuskan berpindah supaya ia bisa menghindari masalah itu.
"Permisi kak?" Sapa Lisa kepada salah satu cowok yang sedang bersender di tembok.
Cowok itu menoleh memperhatikan Lisa dari atas sampai bahwa. "Kenapa?"
Gadis itu menjadi gugup berhadapan dengan lawan bicaranya, tapi sebisa mungkin Lisa menahan rasa itu agar ia bisa menemukan kelasnya berada. "Aaku murid baru, jadi enggak begitu kenal sama tata letak kelas disini. Boleh minta tolong?" Tanyanya.
Melipat kedua tangannya diatas perut, cowok itu mengangguk. "Kelas berapa?"
"Ah! Itu kelas 11 IPA 1"
"Ayok, bentar lagi bell masuk! Jangan sampe di hari pertama Lo telat" ajaknya sambil berjalan duluan.
Lisa tersenyum mengikuti cowok tadi dari belakang.
Sepanjang perjalanan, banyak siswa yang mempan mereka. Oh! Mungkin. Mereka hanya memperhatikan cowok di depan nya. Lisa menebak kalo dia itu most wanted disini. Jelas sih, ganteng soalnya.
Perlu diingat Lisa tuh bukan orang yang menye-menye. Ia akan berkata jujur tentang apapun yang ia rasakan atau lihat.
Bruk!
Terlalu tidak fokus Lisa menabrak punggung cowok yang membantunya tadi. "Maaf kak, aku enggak sengaja" badannya ia bungkuk kan.
"Gapapa. Udah nih! 11 iPA 1 kan?"
Lisa mangangguk. "Iyaa, makasih kak"
"Jangan panggil gua kak. Kita seangkatan" ujarnya sambil terkekeh. "Gua Dilan, semoga Lo betah disini" Dilan mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad'ending || Lisa
Genç Kurguawalnya memang seperti pelangi, indah dan mungkin cukup untuk aku percaya, namun pada akhirnya pelangi itu tidak akan bertahan selamanya , ia akan tetap pergi tanpa kabar. -Lisa Azora