01

3.4K 300 5
                                    

Cerita ini terinspirasi dari film horror Thailand dengan nama yang sama seperti judulnya 'The Maid'

Tapi ini bukan horor ya, tidak ada hantu disini karena penulisnya sendiri juga takut kalau nulis ada hantunya. Genrenya aku ganti thriller dan romance ya.

.
.

Kim Taehyung bukan seorang maid baru yang mengabdi di Keluarga Jeon. Sebelumnya, ayah Taehyung adalah pelayan disini namun saat beliau menghembuskan nafas terakhirnya dan Taehyung tidak kunjung mendapat pekerjaan, dia melamar kerja di tempat yang sama saat ayahnya bekerja dulu.

Taehyung yatim piatu. Ibunya meninggal saat melahirkan Taehyung lalu ayahnya meninggal beberapa tahun silam setelah kelulusan SMAnya.

Taehyung mendapat gaji besar sebagai maid disana, sudah berjalan hampir 4 tahun. Taehyung adalah pria satu-satunya yang bekerja sebagai maid karena kebanyakan para pekerja laki-laki lebih memilih menjadi tukang kebun, penjaga serta supir.

Taehyung juga mendapat beberapa teman perempuan disini, mereka sangat baik dengannya dan sering kali menggoda Taehyung karena Taehyung memiliki wajah yang cenderung mengarah ke cantik bukan tampan.

Saat ini, Taehyung sedang mengelap guci berukiran naga biru sembari bersenandung pelan supaya suasana tidak terasa sepi. Namun, aktivitas Taehyung terhenti ketika salah satu kenalannya-Mina memanggilnya.

"Taehyung-ah."

Sontak Taehyung menoleh ke belakang dan tersenyum tipis ke Mina. Dibalas oleh Mina dengan senyuman juga tapi hanya sesaat karena Mina kembali berbicara.

"Kamu dipanggil Nyonya besar di ruang bacanya, temui dia sekarang karena nyonya besar sudah menunggumu disana."

Taehyung mengerutkan alisnya bingung sambil memutar penuh tubuhnya berhadapan dengan Mina walau terkikis beberapa jarak,
"Kenapa Nyonya besar ingin bertemu denganku? Apa kinerjaku mulai berkurang? Apa aku akan dipecat?" tanya Taehyung bertubi-tubi.

Seketika pikiran negatif mulai bermunculan di benaknya namun decakan kesal Mina membuat Taehyung diam.

Mina mendekat dan mengusap rambut mulletnya sambil memasang wajah sumringah, "Jangan berfikir negatif dulu Tae, mungkin nyonya besar ingin menyampaikan hal penting dan untuk kinerjamu itu masih sangat baik Tae-

-Sudah-sudah, sana segera temui nyonya besar. Tak apa, tidak usah memasang wajah panik seperti itu lagi... rileks Tae." lanjut Mina sembari menenangkan Taehyung yang nampak gelisah di tempatnya.

Taehyung mengangguk sekali lalu mengulas senyum tipisnya sebelum melangkah pergi meninggalkan Mina yang masih terdiam di sana.
Mina memutar tubuhnya dan menatap sendu punggung tegap Taehyung yang perlahan semakin jauh dari pandangannya.

Menutup kedua matanya sambil menghembuskan nafas beratnya. Tidak menyangka secepat ini Taehyung dipindah tugaskan ke tempat yang tidak seharusnya Taehyung menginjakkan kaki disana.



'Semoga kamu selalu dilindungi oleh Tuhan, Taehyung-ah.'

.
.

Taehyung meneguk ludahnya gugup. Keringat dingin mulai muncul ke permukaan kulit eksotisnya. Taehyung menghembuskan nafasnya kemudian menggapai gagang pintu dan membuka setengah pintu kayu jati itu lalu masuk ke dalam dengan tenang. Menutupnya rapat seperti saat pertama kali lalu mulai melangkah semakin masuk ke area dalam ruang baca.

Ekor mata Taehyung bisa melihat nyonya besar sedang membaca buku dengan bantuan kacamata yang bertengger di hidung bengirnya. Taehyung mulai mendekat dengan kepala tertunduk kebawah sambil terus melangkah pelan.

Nyonya besar sudah mendengar gesekan sepatu pantofel dengan lantai kayu, mengetahui Taehyung akan datang kemari karena memang ia menyuruh pria manis itu datang ke sini melalui Mina.

"Silahkan duduk Tae. Ada hal yang ingin kusampaikan denganmu."

Taehyung tersentak dan mendongak cepat karena nyonya besar tahu lebih dulu karena ia sudah berada disini. Dengan tubuh kakunya, Taehyung duduk di salah satu sofa dengan kedua kaki tertekuk rapat dan kedua tangan tergenggam erat.

Nyonya besar tersenyum maklum melihat sikap Taehyung yang nampak gugup tapi ia segera berbicara tujuannya memanggil Taehyung kesini. Bukan waktunya untuk basa-basi sekarang.

"Langsung saja ke intinya. Aku memanggilmu kemari karena aku ingin memindahkan pekerjaanmu ke rumah milik anak bungsuku. Kau mau kan? Soal gaji, aku menaikkan dua kali lipat dari gaji sebelumnya? Bagaimana?"

Taehyung pening. Nyonya besar mengatakan tanpa jenis dan apa tadi barusan? Pindah bekerja dirumah orang asing ani-maksudnya tempat yang belum kenali sama sekali.

Soal gaji, Taehyung tertarik karena gajinya akan naik dua kali lipat jika menerima tawaran dari nyonya besar.

Aduh; Taehyung bimbang.

Nyonya besar setia menunggu jawaban Taehyung. Ia memperhatikan lamat raut wajah Taehyung yang nampak menimang-nimang pilihan menggiurkan darinya.

Dirinya sudah tidak sabar omong-omong.

"Bagaimana? Apa kau setuju?"

Taehyung mendongakkan kepalanya dan mengangguk yakin dengank keputusan yang ia pilih. Ia akan bertanggung jawab dengan tugas barunya.

Nyonya besar tersenyum lebar lalu beranjak dari singgah sananya. Mengusak gemas rambut mullet Taehyung dan menepuk dua kali pundak kanan Taehyung, "Terima kaish. Persiapan barang-barangmu besok Han ahjussi akan mengantarmu kesana."

Han ahjussi adalah supir pribadi nyonya besar dan kenal dekat dengan mendiang ayah Taehyung.

Taehyung mendongak sambil tersenyum tipis dengan kedua pupil mata yang bersibobrok dengan mata kelam milik nyonya besar.



'Maafkan saya Tae. Kau pasti bisa melewatinya karena jika dia melawan batasannya, aku akan membawa pergi dirimu darinya.'





Bagian satu selesai.
Cerita selingan jika saya sedang buntu ide di book sebelah hehe.

THE MAID Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang