06

2K 225 61
                                    





Selamat membaca ya sayang yaa!!








Seorang pemuda ringkih dengan pakaian  compang-camping di beberapa lapisan terus berlari sekuat tenaganya menelusuri hutan belantara. Ia memaju langkah kakinya sambil menahan isakan dan ringisan dari bilah bibirnya agar tidak tertangkap oleh para prajurit kerajaan. Ada beberapa goresan bercampur darah yang sudah mengering di area tangan serta sekujur kakinya, wajahnya kotor karena tersungkur ke tanah yang lembab serta kedua telapak kakinya lecet karena ia berlari di dalam hutan belantara itu tanpa alas kaki sama sekali. Pemuda ringkih itu benar-benar sengsara.

Tubuhnya oleng sering kali tersungkur ke depan, menyebabkan tangan kanannya terasa sangat ngilu karena menjadi tumpuan saat ia terjatuh. Namun dia tidak peduli, pikirannya hanya terisi 'aku harus selamat'. Entah berapa jauh serta lamanya dia berlari masuk ke dalam hutan belantara itu, langkah kakinya terhenti sesaat melihat sebuah goa besar gelap sekian meter di depan matanya. Ia menengok ke belakang untuk mengecek apakah para pengawal itu masih mengejarnya atau tidak setelahnya menghela nafas lega karena pengawal kerajanan itu  kehilangan jejaknya.

Tanpa berfikir panjang pemuda itu melangkah cepat memasuki goa gelap itu untuk bersembunyi sementara disana. Ketika ia masuk ke dalam goa tersebut, langkah kakinya mulai memelan dan dia meringis perih. Air mata yang sejak tadi ia tahan di pelupuk perlahan turun deras membasahi pipi bulatnya.

Dengan sisa tenaga yang ia punya, kakinya melangkah terseok-seok memuju sebuah batu besar lalu duduk sembari menyender disitu. Dia menunduk lalu tangan kanannya terangkat untuk mengelus perut besarnya penuh kelembutam sambil bergumam kecil berulang kali 'kita aman.. kita aman...' setelahnya ia memejamkan matanya sejenak dan mengatur nafasnya yang sempat memburu. Tubuhnya yang tadi bergetar berangsur-angsur tenang dan keheningan menyelemutinya.

Dia bersyukur keberuntungan masih memihak kepadanya walau saat ini dia sedang memupuk dosa besar dengan berani melindungi bayi 'terkutuk' di dalam perutnya itu. Pemuda itu tidak merasa bayi ini berdosa, dia hadir di dalam perutnya karena Tuhan berkehendak... sekalipun bayi ini mengalir darah seorang iblis, dia tidak peduli. Bayi ini tetap anaknya.

Ya, kehadiran bayi ini akibat ketidakberdayaannya. Dia rela di perkosa oleh sosok iblis yang menjelma menjadi manusia. Masih terbayang jelas di dalam benaknya, dia di perkosa secara tidak manusiawi bahkan sekujur tubuhnya kaku karena kekerasan verbal yang ia terima semalaman.

Mengigat hal mengerikan itu lagi membuat pemuda itu tersentak membuka matanya lalu menenangkan perutnya yang sempat terguncang.

"Sstt tenanglah... mama akan melindungimu... mama pasti melindungimu nak...  Mama tidak akan membiarkanmu dalam bahaya, mama mempertaruhkam nyawa mama ..." cicit pemuda itu sambil tersenyum sendu.

Pemuda itu tidak membencinya siapapun termasuk ayah iblis dari bayi ini namun ada rasa takut sekaligus khawatir jika dia datang dan mimpi buruknya selama ini–dia membawa pergi anaknya.

Tidak, tidak boleh. Tidak boleh sampai terjadi.

Namun secara tiba-tiba kedua tangannya seperti melayang dan di tahan kedua sisi oleh bayang-bayang hitam yang mengerubunginya. Pemuda itu sontak meronta-ronta serta merintih kesakitan.

"Ya Tuhan apa ini akhh... Lepaskan aku... Lepaskan akh.." mohonnya pasrah. Kedua mata milik pria manis membulat ketika seorang pria bertubuh tegap muncul lalu berjalan angkuh ke arahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE MAID Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang