Dos

5 2 0
                                    

Selamat membaca wan-kawan!


"Akhirnya ia menyimpannya sebagai kenangan satu-satunya terhadap sang ratu tercinta. Dan mereka hidup bahagia selamanya. Tamat."

"Ibu, apakah itu bisa disebut sebagai akhir yang bahagia?" Ucap gadis kecil berumur 5 tahun kepada ibunya.

"Tidak selamanya bahagia harus berakhir bersama. Mereka memiliki akhir bahagianya sendiri. raja Grey dengan kehidupan merajanya dan ratu Hana bahagia di surga sana." Jelas ibu kepada anaknya.

"Ibu, apakah ratu Hana adalah aku dan raja Grey Dawson dari kerajaan Fajta ya??" Tanya gadis itu penasaran. Posisinya sekarang yang sedang berpikir sambil menggembungkan pipi membuat sang ibu ingin sekali mengarunginya dan membawa lari.

Krieettt

Terdengar suara pintu kamar dibuka. Terlihat seorang pria yang berumur sekitar 30 tahun memasuki kamar gadis kecil bernama Hana itu.

"Wah, gadis kecil ayah belum tidur. Ayo, monster pemakan permen akan segera ke kamarmu jika kamu tidak tidur." Goda sang ayah. Sang ibu hanya terkekeh mendengarnya.

Hana segera menutupi dirinya dengan selimut. Ayah dan ibunya mengecup pipi dan dahi Hana dan diakhiri dengan sang ibu mematikan lampu kamar Hana dan beralih ke lampu tidur.

Kebahagiaan hanya sementara. Yang abadi hanyalah kenangan. Itulah yang dirasakan gadis berumur 5 tahun itu.

Setelah malam yang indah dipenuhi dengan berbagai harapan, ia tertampar terjungkal terguling-guling oleh kenyataan.

Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, orang tuanya sudah tiada.

Apa yang bisa dilakukan anak umur 5 tahun? Menolong? Mengubur?

Ditengah kekalutannya, Hana melihat sepucuk surat di meja makan sudah berlumuran darah. Ia mengenal tulisannya, tulisan sang ibunda tercinta.

Untuk anakku terkasih, Hana Maddison Ashford.

Maaf, ibu dan ayah tidak bisa menjagamu lagi. Kamu harus menjadi pribadi yang kuat.
Bentuklah mental sekuat baja dan kekuatan sebesar rasa sakitmu.
Maaf, ibu jarang mengungkapkan betapa besar sayang dan cinta kami kepadamu.
Kamu adalah berkat terindah yang pernah dewa berikan kepada kami.
Ibu tahu kamu sedih. Menangislah, bersedihlah, jangan ditahan berat biar Dilan aja.
Tapi jangan lupa untuk bangkit lagi.
Jadikan keputusasaan, sedih, sakit, dan kecewamu sebagai penyemangat untuk terus maju dan berkembang.
Ibu dan ayah akan selalu menghargai dan mendukung setiap keputusanmu serta melindungimu dimanapun kamu berada.

Maafkan kami anakku....
Kami mencintaimu


~0~


"Hahh..." Terdengar helaan napas dari seorang wanita cantik yang tengah bergelut di depan layar laptopnya.

Jam sudah menunjukkan jam 2 pagi, namun tidak terlihat ada tanda-tanda ia akan menutup laptop yang ada di depannya.

Mungkin gadis lain seusianya sekarang sedang bersenang-senang menikmati masa mudanya.

Gadis ini berbeda.

Dia adalah anak dari Than- bukan.

Keadaan memaksanya untuk bekerja keras. Tidak ada yang menopangnya dalam hidup. Membiayai kuliah hingga kebutuhannya sehari-hari sendiri.

Rasanya ingin menyerah, tapi bukan saatnya.

Dalam permenungannya, ia mengenang memori-memori indah bersama kedua orang tuanya sebelum mereka direbut paksa oleh dewa menghadapnya.

Memori-memori itu membuatnya sedikit bersemangat untuk tetap menjalani hidupnya dengan baik. Dan berharap suatu saat nanti menemukan cinta sejatinya.


~0~


Sinar matahari masuk dengan malu-malu kucing melewati jendela yang ditutupi  gorden bergambar boneka mampang.

Seorang gadis terusik dari mimpinya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali supaya nyawanya berkumpul.

Ketika ia menoleh ke samping kanan, ia terlonjak kaget dengan apa yang dia saksikan.

"ANJERRRR KOK UDAH JAM 8 HOYYYY!" Ia berlari sekuat tenaga menuju kamar mandi untuk mandi kilat.

Segera ia meraih baju terdekat dan tak lupa untuk mencomot 1 lembar roti tawar. Tak lupa ia memakai soft lens untuk menutupi mata sebiru laut itu menjadi warna cokelat tua.

"Aduh sempet gak ya?" Ia menunggu bus berjalan dengan gelisah. Kelasnya dimulai jam 08.30 dan ia baru berangkat jam 08.15. Kerja bagus saudara.


Ia sampai di depan kelasnya dengan napas yang ngos-ngosan habis dikejar ibu kos nagih uang bulanan.

Ia berusaha melihat kelasnya dari jendela. Tidak terlihat jelas apa yang terjadi di dalam. Yang jelas adalah kelasnya terlihat terang benderang seperti masa depan saya dan terlihat ricuh.

"Huhh... Ayo kamu belum telat!" Dengan semangat yang membara, ia mendobrak pintu kelas.

BRAKK

Kelas hening seketika dan mereka semua melihat ke satu titik, yaitu gadis yang tengah masuk.

"HOYY HANA NGAPAIN BENGONG DEPAN PINTU! ITU PAK ALBERT DI BELAKANGMU!" Teriak salah satu teman lucknutnya.

Hana, gadis itu segera menoleh ke belakang. Terlihat sang guru tengah menatapnya tajam setajam silet. Diiringi suara tawa teman sekelasnya yang tidak tahu malu.

Hana segera berlari menghampiri temannya dan sesi pun segera dimulai.


"HAHAHA Han Han! Kamu gak sadar toh ada pak Albert di belakangmu?" Janice, sahabat perempuan yang menurut Hana saudara bekantan tapi ngangenin.

"Ya gimana, kan aku gak punya kamera belakang Nis! Ih kamu ah!" Jawab Hana sambil cemberut.

"Na, ini sambel masih banyak mau aku tampol kah?" Theo sudah dengan ancang-ancang melemparkan sepiring sambal terasi pada Hana.

"Wehh chill bro chill. Jangan galak-galak lah aku ga laik nih." Ucap Hana dibuat-buat.

"Ini tolong temannya dibawa pulang siapapun yang merasa punya." Kata Theo sambil menunjuk-nunjuk Hana dan Janice seperti sales.

Makan di kantin terasa berwarna bersama 3 manusia setengah kera yang bersenda gurau tak kenal waktu.


~0~


Sesosok, lebih tepatnya dua sosok bayangan hitam masuk ke dalam ruangan yang terlihat gelap dengan sentuhan modern yang kental.

Mereka lewat dari kaca bundar yang sangat besar yang menampakkan pemandangan sebuah kota dengan sejuta keindahan dan teknologinya dari ketinggian.

"Yang Mulia, kami kembali." Ucap salah satu bayangan pemilik suara wanita.

"Hei kamu tahu bukan bahwa dia tidak suka panggilan itu!" Jawab pemilik suara pria di samping wanita.

Orang yang dipanggil Yang Mulia tersebut mendengus mendengar hal itu. "Kamu sangat mengetahuiku, Theo."

"Apa yang tidak kuketahui kawan? Bahkan fakta bahwa kau masih mencintai ratumu itu, apa yang aku tidak tahu?" Balas Theo dengan angkuh. Ia menaikkan satu alisnya melihat reaksi yang diberikan oleh rajanya itu.

"Sepertinya kami menemukannya. Kami tidak peduli akan keputusanmu, akan kami rawat dia hingga kau membuka matamu kembali." Sinis perempuan di sebelah Theo.

Reaksi tidak percaya ditunjukkan raja itu. "Terserah apa mau kalian. Aku sudah mencarinya selama 1 abad dan tak pernah menemukannya. Berapa kesempatan yang aku miliki?"


~0~


Hana tidak lagi memiliki kelas sehingga ia memutuskan untuk beristirahat di rumahnya.

Dalam perjalanan, ia bisa melihat masih banyaknya lahan kosong dan pegunungan yang hijau. Banyak yang masih bekerja sebagai petani, pedagang, dll.

Ada 1 hal yang tidak dimiliki oleh planetnya, yaitu teknologi. Tidak ada handphone, tidak ada internet dan antek-anteknya.

Masih ada telepon rumah dan radio juga, untungnya. Sangat susah untuk keluar dan masuk planetnya. Yang sudah di dalam susah untuk keluar, dan yang keluar susah untuk masuk kembali.

Orang yang berhasil keluar menceritakan tentang planet lain. Tentang adanya internet dan segala teknologinya. Tentang bagaimana masih ada kehidupan lain di luar planet Piros berlawanan dengan yang diajarkan.

Hana memejamkan matanya dan membayangkan seperti apa dunia di luar planet yang ditinggalinya ini.

"Seseorang, bawa aku pergi ke planet lain. Planet dengan sejuta keunikan dan keindahannya. Planet tanpa ada rasa takut untuk berpendapat. Planet, dimana aku dapat merasakan namanya cinta." Lalu, Hana menutup matanya untuk tidur siang sejenak.



Bersambung, ciakkk




Wan-kawan ku terkasih, tercinta, dan tersayang. Dimohon untuk meninggalkan jejak. Kritik saran diterima kalau ngomong baek-baek. Kalau ndak, berantem aja kita.


Sekian, terima gaji.

J. Joaquine | September, 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen of Your Heart, My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang